Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KEPALA Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti protes keras atas tuduhan TMC Polda Metro Jaya yang menyebutkan mobil ambulans mereka membawa batu dan bensin saat terjadinya aksi demo di depan DPR.
Widyastuti meminta Polda Metro Jaya mengklarifikasi Twitter TMC Polda Metro Jaya tersebut untuk merehabilitasi nama baik Pemprov DKI Jakarta. "Perlu klarifikasi dari pihak kepolisian atas pemberitaan bahwa mobil ambulans milik Pemprov DKI yang ditangkap Brimob, tidak digunakan untuk mengangkut batu dan bensin seperti yang beredar di media sosial," tandas Widyastuti di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, kemarin.
Widyastuti menyebutkan pihaknya menyediakan satu unit mobil ambulan atas koordinasi dengan Polda Metro Jaya untuk membantu bilamana jatuh korban saat terjadi aksi kerusuhan di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (25/9).
"Pemprov DKI ikut serta menyediakan dukungan kesehatan berdasarkan surat resmi permintaan dari Polda Metro Jaya dan surat resmi dari Kementerian Kesehatan," tuturnya.
Setelah terungkap tidak terbukti apa yang dituduhkan, membawa batu dan bensin, Widyastuti meminta polisi mengembalikan mobil ambulans beserta petugas medis yang diamankan. Permintaan Widyastuti sudah dipenuhi Polda Metro Jaya dengan memulangkan seorang dokter, seorang perawat, dan seorang sopir, berikut mobil ambulans yang sempat ditahan.
Setelah mahasiswa menarik diri dari aksi demo di Senayan, kericuhan meletus pada malam hari yang melibatkan massa. Mereka melakukan perusakan dan pembakaran pos kepolisian.
Di saat situasi yang mencekam itu polisi melihat pelaku masuk ke mobil ambulans sehingga kemudian dilakukan pencegatan. Sebanyak enam mobil ambulans berikut petugas medis kemudian digelandang ke Polda Metro Jaya.
Keenam mobil ambulans dicegat di dekat gardu Tol Pejompongan, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, sekitar pukul 02.14 WIB. Video penangkapan kemudian diunggah akun Twitter TMC Polda Metro Jaya. Saat ini unggahan itu telah dihapus. Keenam unit mobil ambulans terdiri dari 5 milik PMI dan 1 unit milik Pemprov DKI.
Tersangka
Pada kesempatan itu, Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto mengingatkan tim medis yang bertugas saat kericuhan agar lebih teliti menangani korban sebab bisa dimanfaatkan oleh perusuh untuk bersembunyi dibalik tugas kemanusiaan tersebut.
Tiga orang yang ditangkap bersembunyi di dalam ambulans PMI, lanjut Suyudi, diduga membawa batu, bom molotov, kembang api, dan bensin. "Mereka ini seolah-olah berlindung di mobil ambulans," terangnya.
Ketiganya, berinisial AN, RL, dan YG, warga Jakarta dan telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka terlihat membuat onar di Pejompongan lalu dikejar Brimob. Ketiganya melarikan diri dan bersembunyi ke dalam mobil ambulans PMI.
"Mereka kita arahkan melanggar Pasal 170, 406, 212, 218, 817 KUHP tentang pembakaran dengan ancaman pidana di atas 5 tahun," pungkasnya.
Suyudi menambahkan, peristiwa kesalahpahaman yang terjadi antara petugas medis dan aparat kepolisian menjadi evaluasi bersama. (Put/Ssr/J-1)
Unjuk rasa tersebut merupakan reaksi terhadap operasi penangkapan besar-besaran yang dilakukan Lembaga Imigrasi dan Bea Cukai (ICE) terhadap para migran tidak berdokumen.
Wakil Gubernur California, Eleni Kounalakis, berencana mengajukan gugatan hukum atas keputusan Presiden Donald Trump yang mengerahkan Garda Nasional.
Penegak hukum di Los Angeles bersiap menghadapi malam yang penuh ketegangan usai demonstrasi terkait penggerebekan imigrasi.
Wali Kota LA, Karen Bass, mengatakan tidak ada kebutuhan menurunkan pasukan federal dan kehadiran Garda Nasional menciptakan kekacauan yang disengaja.
LAPD menyatakan unjuk rasa di luar Pusat Penahanan Metropolitan sebagai perkumpulan ilegal dan mengizinkan penggunaan peluru tak mematikan.
Penyidik mengatakan Mohammed Sabry Soliman merencanakan pelemparan bom molotov ke demonstran pawai untuk sandera Israel, selama satu tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved