Headline
Senjata ketiga pemerataan kesejahteraan diluncurkan.
Tarif impor 19% membuat harga barang Indonesia jadi lebih mahal di AS.
MUHAMMAD Restu Kusuma masuk daftar anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bogor termuda periode 2019-2024. Usianya 24 tahun pada 13 November mendatang. Wakil dari Partai Kebangkitan Bangsa tersebut dilantik bersama 49 anggota DPRD pada 20 Agustus 2019. Kepada Dede Susianti dari Media Indonesia, pemuda asli Bogor itu mendeklarasikan diri akan memperjuangkan suara milenial.
Sejak kapan terjun ke dunia politik?
Kurang lebih satu tahun. Saya langsung jadi anggota dewan pada periode perdana karena mendapat banyak masukan dari teman-teman. Awalnya, saya ragu sebab ingat umur. Namun, kemudian saya putuskan kalau bukan sekarang, kapan lagi. Jadi, saya beranikan diri untuk mengabdi ke Kota Bogor. Insya Allah dengan adanya doa dari masyarakat, media, pemkot, kita bisa lebih bermanfaat.
Apa yang memotivasi menjadi anggota dewan?
Orangtua bilang sebaik-baiknya manusia ialah yang bermanfaat bagi bangsanya. Mudah-mudahan dengan kehadiran saya bisa bermanfaat bagi masyarakat Kota Bogor.
Bagaimana cara sampai bisa terpilih?
Berkomunikasi dengan ibu-ibu, kaum milenial. Saya berdiskusi dengan mereka bagaimana ke depan. Alhamdulillah mereka memberi kepercayaan. Muka saya baru, jadi mungkin mereka percaya dan saya lebih banyak program mendengarkan.
Apa visi Anda buat warga Kota Bogor?
Saya fokus pada tujuan. Saya terlahir sebagai anggota DPRD termuda, milenial. Saya bukan membeda-bedakan, melainkan saya lebih mengkhususkan visi dan misi saya kepada kaum milenial. Untuk memacu kreativitas mereka, untuk membangun Kota Bogor yang lebih baik. Menurut saya, pemuda memiliki kreativitas lebih baru dan segar.
Apa target sebagai anggota DPRD termuda?
Target saya menyelesaikan tugas-tugas kegiatan terdahulu. Mudah-mudahan ada peningkatan. Saya terlahir dari PKB yang memiliki tagline nasionalis agamais. Ini akan seru. Ada dorongan dari partai untuk memajukan Kota Bogor dan bawa kaum milenial ke jenjang atas.
Sudah dengar program Botak (Bogor tanpa plastik)? Bogor ramah anak, Bogor ramah keluarga? Apa yang akan dilakukan terhadap program-program itu?
Saya sudah dengar program-program itu, tapi belum ada terlintas pikiran untuk membedahnya. Saya mau prioritaskan masukan dari warga saat berkampanye.
Apa saja masukan dari warga
Soal kesehatan, pendidikan, dan pengangguran. Pendidikan paling utama.
Bagaimana mengenai politik uang?
Money politic tidak ada pada waktu kampanye. Saya bukan pengusaha yang punya banyak uang, bukan orang yang terlahir dari keluarga kaya yang bisa money politic. Jadi saya berpolitik dengan sewajarnya. Tidak bawa-bawa uang.
Berpolitik kan perlu banyak biaya?
Biaya politik cukup besar ketika turun ke wilayah, menjamu masyarakat sudah menjadi kewajiban kita. Masa ngundang orang enggak kasih makan. Itu biasa. Uang untuk politik sudah jadi rahasia umum. Namun, saya kurang setuju money politic karena khawatir yang menang bukan dewan berkualitas. Saat kampanye saya tidak terlalu banyak berjanji. Saya hanya bilang akan usahakan semaksimal mungkin sebagaimana tugas selaku wakil rakyat. (J-1)
KABAR duka datang dari Pemerintahan kota Bogor. Wali Kota Bogor periode 1999-2004, Iswara Natanegara meninggal dunia.
Status siaga 3 yang sudah terjadi selama empat jam lebih ini membuatnya khawatir dengan kondisi hilir.
Kemenhut menertibkan aktivitas pertambangan ilegal di kawasan hutan produksi terbatas Gunung Karang, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor
Dari hasil investigasi, kawasan hutan tersebut diduga dimanfaatkan untuk pertambangan tanpa izin yang sah berupa galian batu kapur (karst).
Bertepatan dengan hari jadi, Bonvie meluncurkan program sosial bertajuk “Tumbuh Bersama Bonvie”.
Beberapa titik sudah mulai dilakukan normalisasi. Meski sifatnya masih dalam rangka penanganan darurat, tetapi spek teknisnya sudah mulai mengarah pada standar normalisasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved