Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
DALAM upaya meningkatkan kualitas udara, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan daerah-daerah tetangga juga harus dilibatkan. Sebab, menurutnya, udara bukanlah hal yang bisa dibatasi oleh regional.
Hal itu dikatakannya saat hadir menjadi pembicara dalam pertemuan diskusi panel yang digelar bersama Kedutaan Besar Denmark dan grup C40 Cities for Climate Leadership Group bertajuk 'Bersihkan Udara, Atasi Bencana Iklim’ ini di Balai Agung, Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (4/9).
Baca juga: Anies Anggap Putusan MA Soal PKL di Trotoar Kedaluwarsa
"Saya sampaikan perbaikan kualitas udara itu tidak bisa dibatasi dengan wilayah administrasi pemerintahan. Karena udara itu tidak berhenti di batas kota udara melewati batas kota karena itu pembahasaan ini harus juga memperhitungkan semua aktivitas ekonomi yang berada di skala regional," kata Anies.
Pelibatan wilayah tetangga menurutnya penting karena sebagian kendaraan yang menjadi penyumbang polusi di Jakarta juga berasal dari wilayah-wilayah tersebut. Kualitas udara juga tidak hanya buruk di Jakarta tetapi juga di wilayah lain seperti Tangerang Selatan dan Depok. Hal ini dapat dilihat dari situs pematauan kualitas udara www.airvisual.com.
Dalam situs tersebut, justru kualitas udara Tangerang Selatan dan Depok di pagi hari lebih buruk dari Jakarta. Hal ini semakin menegaskan pentingnya perbaikan kualitas udara secara menyeluruh.
"Harapannya, pelibatan ini tidak hanya melihat masalah polusi dari sisi transportasi tetapi juga dari sumber lain.
Jabodetabek itu jumlah motornya lebih banyak, mobilnya lebih banyak tetapi ada kota-kota lain yang industrinya lebih banyak jadi kalau kita bisa saya tadi sampaikan pembahasan itu supaya bisa dimanfaatkan jangan hanya oleh Jakarta," ungkapnya.
Baca juga: Anies Tegaskan Revitalisasi Trotoar bukan Biang Kemacetan
Pada momen tersebut, Anies juga mengundang pembicara dari Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perhubungan serta para peneliti.
"Tujuannya adalah untuk mengumpulkan praktik-praktik baik ide tekait dengan pernaikan kualitas udara," pungksanya. (OL-6)
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Paparan polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kualitas udara Jakarta tercatat berada pada urutan kedua sebagai kota paling berpolusi di Indonesia, setelah Tangerang Selatan, Banten dengan poin 191.
Kualitas udara Jakarta bukan hanya soal isu lingkungan, tapi juga soal kesehatan publik dan stabilitas ekonomi di wilayah urban.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved