Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Anies Ingin Trotoar Adil buat Pejalan Kaki dan PKL

Iqbal Al Machmudi
30/8/2019 10:32
Anies Ingin Trotoar Adil buat Pejalan Kaki dan PKL
Pedagang kaki lima (PKL) menggelar lapak dagangannya di bahu jalan dan trotoar pejalan kaki di kawasan Senen, Jakarta, Kamis (2/5/2019).(MI/BARY FATHAHILAH)

GUBERNUR DKI Jakarta Anies Baswedan sedang membuatkan aturan penggunaan trotoar multifungsi buat para pedagang kaki lima (PKL) dan tidak mengganggu pejalan kaki. Anies telah menjajaki sidewalk atau trotoar di beberapa negara.

“Kita bisa lihat berbagai tempat lain di dunia, itu yang namanya sidewalk bisa multifungsi. Jadi kita ingin trotoar di Jakarta nanti multifungsi,” papar mantan Mendikbud itu di Balairung Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Kamis (29/8).

Di Kota New York, Amerika Serikat, beberapa ruas jalan membolehkan pedagang gero-bak mengisi trotoar jalanan. Namun, tetap atas aturan, misalnya khusus bagi veteran dan kelompok disabilitas dengan batas waktu berjualan tidak lebih dari 30 menit.

Anies lantas menyebut salah satu trotoar di Jakarta yang sudah multifungsi dan tidak menggangu pengguna jalan, yakni di Bundaran HI dan FX Sudirman yang lebih menonjolkan seni musik. “Kita ingin Jakarta adil bagi semua, jangan hanya milik sebagian,” jelasnya.

Penggunaan multifungsi trotoar tidak bisa sepenuhnya dapat dilaksanakan di Jakarta mengingat lebar trotoar berbeda-beda. Jadi ada yang bisa ditambahkan dengan berbagai fungsi, ada yang tidak bisa, dan tidak semua tempat seragam.

“Karena itu saya tidak mau statement parsial karena kita membangun kota dengan variasi jalan yang luar biasa. Ada yang jalan lebarnya 30 meter, ada jalan yang lebarnya hanya 8 meter, ada yang hanya 6 meter, itu beda-beda,” imbuhnya.

Intinya, lanjut mantan rektor Paramadina itu, trotoar Jakarta akan dibuat menjadi ramah bagi pejalan kaki. Pasalnya, pejalan kaki di DKI sangat rendah, berbanding terbalik dengan jumlah warga yang sangat banyak. Di kota-kota besar dunia, penduduk sudah terbiasa berjalan kaki.

Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna menyatakan ide trotoar multifungsi bisa saja dilakukan asalkan di trotoar yang luas agar tidak merugikan pejalan kaki. Selain itu, Pemprov DKI mengatur waktu berjualan maupun jenis dagangan.

“Misalnya, mulai pukul 19.00-24.00 WIB trotoar kosong dan memungkinkan untuk digunakan. Kemudian jenis dagangannya diatur, yang tidak bikin kotor, yang tidak menyebabkan bekas pada trotoar, juga jangan makanan-makanan berat,” imbuhnya.

Yayat juga mengingatkan supaya petugas selalu standby dan tidak bisa disuap. Kalau perlu dikasih CCTV dan speaker agar pejalan kaki lebih aman dan pedagang yang membandel bisa di-notice.

“Trotoar Malioboro bisa dipakai setelah jam perkantoran. Di Hong Kong juga begitu, banyak kok trotoar multifungsi di luar negeri. Tinggal disesuaikan peraturannya,” pungkas Yayat.

Tap water
Rencana Anies, pada sejumlah trotoar akan dilengkapi keran air siap minum atau tap water. “Tap water kita siapkan untuk masyarakat semua. Terutama di tempat yang banyak pejalan kaki,” sambung Anies Baswedan.

Saat ini sudah ada tap water di Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Selanjutnya akan ditambah lagi dekat stasiun dan halte-halte.

Tap water di Balai Kota DKI cukup membantu para pegawai, wartawan, warga, maupun petugas pertamanan. Ada tiga jenis air yang tersedia; panas, biasa, dan dingin. (Rif/J-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya