Headline

Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.

Fokus

Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.

Langit Biru Jakarta Tak Berarti Bebas Polusi

M. Iqbal Al Machmudi
28/8/2019 21:10
Langit Biru Jakarta Tak Berarti Bebas Polusi
Langit biru di atas Jakarta(MI/Usman Iskandar)

BEBERAPA waktu lalu langit Jakarta tampak terlihat biru cerah tidak seperti biasanya. Cerahnya langit Jakarta sendiri belum berarti bebas dari polusi karena masih banyak polutan yang mengendap.

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu menjelaskan, langit yang terlihat biru bisa saja dikarenakan adanya angin kencang yang menyapu karbon dioksida (CO2).

Kondisi itu menurutnya hanya beberapa jam saja dan tidak menyebabkan semua polutan tersapu dari udara Jakarta.

Pada hari ini kualitas udara Jakarta tercatat di angka 165, artinya Ibu Kota masuk kategori merah atau kualitas udara yang tidak sehat.

Walaupun sempat turun hujan lokal pada Senin (26/8) lalu sekitar pukul 14.00-15.00 WIB dan Selasa sekitar pukul 00.00-02.00 WIB. yang disertai angin kencang, tidak mengubah banyak kualitas udara Jakarta.

Baca juga : Sempat Diguyur Hujan, Kualitas Jakarta Pagi Ini Tetap tidak Sehat

"Ketika angin tinggi itu tidak menyapu semua polutan, jadi ketika udara Jakarta dikatakan bersih kita bicara dua hal, bisa jadi rata-rata harian tinggi," kata Bondan saat agenda Citizen Law Suit Polusi Udara di Rooftop YLBHI DKI Jakarta, Rabu (28/8).

Rata-rata harian tinggi ialah ketika pagi hari kualitas udara yang tinggi, tetapi sore harinya mulai bersih, tetap terhitung buruk.

"Karena baku mutunya harian dan tahunan, memang perhitungan setiap jam tidak ada. Padahal pentingnya perhitungan setiap jam ialah untuk mitigasi proteksi kita. Itu saja setiap 10 menit kita menghirup udara ada pembengkakan arteri," jelas Bondan.

"Semakin banyak waktu kondisi udara di sebarkan ke masyarakat maka semakin baik masyarakat mengetahui kondisi udara sejak dini," jelasnya.

Dengan kualitas udara Jakarta seperti ini maka dapat mengakibatkan gangguan pada paru-paru dan jantung, terutama pada kelompok sensitif dengan risiko tinggi, Selain itu ibu hamil terancam melahirkan anaknya dalam kondisi sungsang. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya