Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Penyakit ISPA Meningkat, Pemprov DKI: Bukan Karena Kualitas Udara

Putri Anisa Yuliani
29/7/2019 20:15
Penyakit ISPA Meningkat, Pemprov DKI: Bukan Karena Kualitas Udara
Sejumlah pejalan kaki menggunakan masker saat melintas di kawasan Sudirman, Jakarta karena buruknya kualita sudara ibu kota(Antara/M. Risyal Hidayat)

DATA DInas Kesehatan DKI jakarta mencatat adanya peningkatan jumlah kasus penyakuit infeski saluran pernapasan akut (ISPA0 sepanjang 5 bulan terakhir mencapai 905.207 kasus.

Meski demikian, Kepala Dinas Kesehatan DKi Jakarta Widyastuti menegaskan, tingginya jumlah kasus ISPA bukan disebabkan oleh polusi udara di wilayah ibu kota.

Ia menjelaskan, jumlah kasus ISPA di DKI memiliki pola meningkat di triwulan 1, menurun di triwulan 2, dan meningkat kembali di triwulan 3.

Ia menyebutkan, pada triwulan 2 saat cuaca menghadapi musim kemarau dengan keadaan polusi yang memburuk justru jumlah kasus ISPA menurun.

Baca juga : Kualitas Udara Jakarta Memburuk, Pemerintah Diminta Ambil Upaya

""Penyebab kejadian ISPA bersifat multikausal, bukan hanya disebabkan polusi udara. Hal ini terlihat dari tren penurunan jumlah kasus di Triwulan II di mana menurut prediksi BMKG, DKI Jakarta mengalami musim kemarau dan konsentrasi polutan terakumulasi di udara. Karena itu, perlu dilakukan pencegahan dan pengendalian di faktor penyebab kejadian ISPA lainnya," ujar Widyastuti dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/7).

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinkes DKI dengan memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat agar terhindar dari penyakit ISPA.

"Dinkes memberikan himbauan agar masyarakat tidak melakukan pembakaran sampah dan melakukan pengolahan sampah dengan benar, menjauhi rokok terkhusus dari anak-anak. Sebab, anak-anak rentan berisiko terkena serangan asma berat dan sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death Syndrome)," ujarnya.

Dalam pencegahan warga dari asap rokok ini, Dinkes telah memfasilitasi masyarakat dengan menyediakan program 'Stop Rokok' melalui kunjungan ke Klinik Upaya Berhenti Merokok (UBM) yang terdapat di 12 puskesmas.

"Lalu biasakan hidup sehat dan gunakan masker saat keluar rumah," terangnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya