Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KONDISI kehamilan tentu berbeda pada setiap perempuan. Seperti yang diungkap oleh aktris Erika Carlina yang sempat mengalami flek meskipun kondisi kandungannya dinyatakan dalam keadaan sehat. Hal tersebut disampaikannya saat berada di salah satu siniar.
Lalu, apa itu flek yang dialami saat hamil? Apakah berbahaya? Simak penjelasan lengkapnya sebagai berikut.
Penyebab Flek saat Hamil
Melansir situs kesehatan, Halodoc, flek saat hamil adalah hal yang wajar. Sebanyak 20% ibu hamil akan mengalami flek saat menginjak usia 12 minggu pertama. Kelelahan berat, kurang istirahat, atau aktivitas fisik yang terlalu intens bisa meningkatkan kontraksi rahim atau tekanan pada serviks, terutama di awal kehamilan atau apabila kondisi kehamilan sensitif.
Hal tersebut bisa menyebabkan perdarahan ringan atau flek, terutama apabila ada riwayat leher rahim lemah, kehamilan berisiko, atau kondisi rahim tertentu.
Jenis Flek yang Berbahaya
Selama masa kehamilan, vagina terkadang mengeluarkan beberapa jenis cairan, seperti lendir dan kadang darah. Tidak perlu khawatir, karena ini merupakan hal biasa, terutama di trimester pertama. Akan tetapi, jika pendarahan masih terjadi saat trimester kedua dan ketiga, atau sudah sangat banyak hingga membutuhkan pembalut, sebaiknya ibu hamil segera menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pencegahan Flek saat Hamil
Untuk mencegah flek saat hamil bisa melakukan hal-hal berikut:
- Jangan terlalu sering berjalan atau berdiri
- Perbanyak waktu duduk atau berbaring
- Perbanyak istirahat dan tidur siang
- Minum air putih yang cukup
- Duduk atau berbaring dengan kaki ke atas
- Mengurangi aktivitas fisik yang membuat lelah
- Menghindari mengangkat barang berat.
(M-2)
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Saat ibunya diimunisasi maka zat antibodi-nya akan bisa masuk melalui plasenta dan saluran tali pusar ke si bayi
Masalah stunting di Indonesia belum kunjung reda. Namun, infeksi tersembunyi seperti Respiratory Syncytial Virus (RSV) ternyata bisa memicu lahirnya bayi stunting.
Pajanan rokok pada ibu hamil berdampak risiko stunting seperti kelahiran bayi dengan berat badan rendah (BBLR) hingga zat berbahaya yang dapat menghambat pertumbuhan janin.
Mengonsumsi makanan seperti ikan yang kaya omega-3 dapat membantu perkembangan otak dan mata janin.
Rokok tidak hanya berbahaya bagi kesehatan para perokok, tetapi juga bagi kesehatan orang-orang di sekeliling mereka.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved