Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
PSIKOLOG klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia Vera Itabiliana Hadiwidjojo S.Psi, M.Psi menyampaikan bahwa baby blues dan depresi seusai melahirkan (post partum disorder) merupakan dua kondisi yang berbeda.
"Dua kondisi tersebut merupakan hal yang berbeda, ini dapat dilihat tergantung dari durasinya," kata Vera beberapa waktu lalu.
Vera menjelaskan, baby blues adalah masalah psikologis yang bisa menimbulkan perasaan sedih, marah, dan cemas pada perempuan yang baru melahirkan. Kondisi ini biasanya berlangsung selama satu hari sampai dua minggu.
Baca juga : Pasangan yang belum Siap Diminta Menunda Pernikahan Agar tidak Alami Baby Blues
Sedangkan perasaan sedih yang terjadi akibat depresi sehabis melahirkan, dia melanjutkan, dapat berlangsung hingga beberapa bulan.
Menurut dia, ibu yang mengalami baby blues bisa mengalami perubahan emosi seperti menjadi mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat kelelahan.
Pada ibu yang mengalami depresi sehabis melahirkan, gejala-gejala perubahan emosinya lebih intensif.
Baca juga : Ini Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues Syndrome Menurut Psikolog
"Gejala depresi setelah melahirkan itu dapat termasuk perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, kesulitan tidur, dan kesulitan dalam menjalani aktivitas sehari-hari," kata Vera.
Menurut dia, kondisi baby blues juga dapat berkembang menjadi depresi perinatal yang memerlukan penanganan profesional seperti terapi psikologis dan obat-obatan.
Vera menyampaikan bahwa kondisi baby blues maupun depresi pada perempuan selepas melahirkan bisa berdampak buruk pada kesejahteraan ibu maupun bayi.
Baca juga : Ini Beda Baby Blues dengan Depresi Pascamelahirkan
Ibu yang mengalami masalah psikologis tersebut bisa kecapekan karena susah tidur sehingga kondisinya secara keseluruhan menurun. Dalam kondisi yang demikian, ibu akan kesusahan merawat bayinya.
Vera mengatakan bahwa pemberian ASI secara eksklusif maupun pembangunan ikatan antara ibu dan bayi pun dapat terganggu kalau ibu mengalami baby blues atau depresi sesudah melahirkan.
"Ini dapat mempengaruhi hubungan antara ibu dan bayi, termasuk kesulitan dalam berinteraksi dan mengembangkan keterampilan bayi. Bayi yang ibunya mengalami baby blues berkepanjangan mungkin mengalami perkembangan yang terhambat," pungkasnya. (Ant/H-2)
PEREMPUAN yang baru saja melahirkan rentan mengalami masalah kesehatan mental, yakni sindrom baby blues hingga depresi pascamelahirkan atau postpartum depression (PPD).
Prevalensinya meningkat signifikan dari 9,4 persen pada tahun 2010 menjadi 19 persen pada tahun 2021, sebagian besar pada ibu dengan obesitas.
Ibu yang mengalami baby blues bisa mengalami perubahan emosi seperti menjadi mudah marah, gampang menangis, mudah cemas, dan cepat kelelahan.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian depresi pascamelahirkan sebesar 25,4%.
Dua dari tiga ibu (61%) memiliki kurang dari satu jam sehari untuk kebutuhan dasar mereka.
PENELITIAN di Finlandia menemukan hubungan antara mikrobioma atau bakteri usus tertentu dan depresi. Hasil penelitian itu dimuat dalam laman Science.
Diet yang mengurangi asupkan kalori secara ekstrem, bisa berdampak serius pada kesehatan mental.
Orang depresi dalam kondisi relapse bisa sangat sulit untuk membuka mata, apalagi berinteraksi atau melakukan aktivitas.
"Kalimat 'semangat ya' itu seringkali tidak membantu, malah memperburuk keadaan. Lebih baik katakan, 'aku nggak tahu kamu sedang melalui apa, tapi aku ada di sini kalau kamu butuh'.
Depresi tidak hanya memengaruhi emosi, tapi juga dapat merusak struktur otak seperti hippocampus dan prefrontal cortex.
Tidur lebih dari 9 jam setiap hari bisa menjadi gejala depresi yang serius. Kenali hubungan antara oversleeping, hypersomnia, dan gangguan suasana hati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved