Headline
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BERMAIN di ruang terbuka memberi banyak manfaat untuk anak. Namun, paparan ultraviolet dari sinar matahari bisa menimbulkan dampak negatif, seperti sunburn (iritasi), bahkan kanker kulit. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan perlindungan tabir surya atau sunscreen pada kulit si kecil.
Bunda ingin tahu lebih banyak soal penggunaan sunscreen untuk anak? Berikut penjelasan dermatologis Brawijaya Hospital Antasari, dr. Made Sanitca Indah Sp.DVE, pada acara Sunsational Playdate yang digelar Momami di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Sejak usia enam bulan, bayi sudah boleh memakai sunscreen. Pilih produk sunscreen yang formulanya aman untuk bayi dan bersifat hypoallergenic (tidak memicu alergi). Meski sudah memakai sunscreen, sebaiknya bayi jangan berlama-lama di bawah sinar matahari langsung, mengingat kulit bayi bersifat sensitif dan lapisan pelindung alaminya (skin barrier) masih dalam tahap perkembangan. “Selain memakai sunscreen, lengkapi perlindungan dengan pemakaian payung dan topi, serta usahakan pilih tempat di bawah bayang-bayang pohon,” saran dr. Made.
Baca juga : YOU Beauty Hadirkan Rangkaian Produk Sunscreen Sunbrella Series untuk Berbagai Tipe Kulit
Saat memilih produk sunscreen, pastikan produk tersebut mencantumkan nilai SPF dan PA secara jelas. SPF mengindikasikan perlindungan terhadap sinar ultraviolet B, adapun PA menandakan perlindungan terhadap sinar ultraviolet A. Pilih yang nilai SPF-nya minimal 30-50. Untuk PA, semakin banyak tanda plusnya, semakin baik tingkat perlindungannya dari bahaya ultraviolet A. Misalnya, PA+++ lebih baik daripada PA+.
Secara umum ada dua jenis sunscreen, yakni physical dan chemical. Physical sunscreen bekerja seperti perisai yang memberikan lapisan penghalang fisik di atas kulit untuk menangkis sinar matahari. Adapun chemical sunscreen bekerja dengan cara menangkap sinar matahari, mengubahnya menjadi energi panas, dan melepaskannya dari kulit. Keduanya bisa menjadi pilihan. Hanya saja, physical sunscreen cenderung lebih berat/lengket dan menimbulkan whitecast (lapisan putih) di kulit. Adapun chemical sunscreen umumnya bertekstur lebih ringan, mudah terserap kulit, tidak lengket di kulit. “Selain itu, kandungan chemical sunscreen lebih mudah untuk diformulasikan sedemikian rupa dengan banyak jenis filter ultraviolet, menghasilkan sunscreen yang bersifat broad spectrum atau memberikan perlindungan lebih luas terhadap radiasi ultraviolet matahari,” papar dr. Made.
Agar hasilnya optimal, sunscreen perlu dipakai dalam jumlah cukup dan pemakaiannya perlu diulang setiap dua jam sekali. “Untuk chemical sunscreen, pemakaian perlu lebih awal, minimal 20 menit sebelum anak keluar rumah. Pakaikan secara merata di area kulit yang tidak tertutup pakaian, seperti wajah, leher, tangan, dan kaki. Jangan lupakan area belakang telinga dan tengkuk,” pesan dr. Made.
Pada kesempatan sama, Marketing Director Momami, Lina Paulina, menjelaskan, saat ini teknologi pembuatan sunscreen menghasilkan pilihan produk yang praktis untuk anak-anak, seperti sunscreen bentuk losion, gel, stik, dan mist (semprotan). Untuk semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan perlindungan terhadap sinar matahari bagi anak-anak, pihaknya menyediakan akses mudah berupa dispenser sunscreen di beberapa lokasi bermain luar ruang, yaitu di Urban Forest (Cipete, Jakarta Selatan), Surfer Girl (Legian, Bali), Mothercare at Beachwalk (Kuta, Bali), Balonku Babyshop (Ngurah Rai & Udayana, Bali), dan Bali Bird Park.
“Kami berharap upaya ini dapat mendorong anak-anak untuk menikmati waktu mereka di luar ruangan dengan tetap terlindungi dari dampak negatif sinar ultraviolet,” tutup Lina. (B-1)
Sinar ultraviolet memang bermanfaat untuk membentuk vitamin D di dalam tubuh. Namun, paparan yang berlebihan justru bisa berdampak buruk pada kesehatan.
Apakah Anda tahu bahwa mata juga bisa terbakar sinar matahari?
Berjemur di bawah sinar matahari pagi sering dianggap sepele, padahal kebiasaan ini menyimpan banyak manfaat yang tak boleh dilewatkan.
Kanker kulit adalah salah satu jenis kanker yang paling umum, namun juga salah satu yang paling dapat dicegah.
Melindungi lapisan ozon dari kerusakan atau penipisan sangat penting. Lapisan ozon memiliki peran krusial dalam kehidupan karena molekul-molekulnya bertindak sebagai pelindung
Lapisan ozon, yang berfungsi sebagai pelindung bumi dari radiasi ultraviolet berbahaya, sering kali menjadi subjek berbagai mitos dan kesalahpahaman.
Bagi bayi yang sudah berusia di atas enam bulan, tambahkan sunscreen pada wajah.
Faktor iklim tropis yang panas dan lembab di Indonesia juga sering menjadi pemicu utama terjadinya ruam kulit dan iritasi pada bayi, terutama di daerah lipatan kulit.
Menjemur bayi di bawah sinar matahari memang memiliki manfaat. Namun bila tidak dilakukan dengan cara yang tepat akan memberikan dampak sebaliknya.
Menjaga kesehatan kulit anak membutuhkan perhatian khusus. Kulit anak, terutama bayi, berbeda dari kulit dewasa dalam hal ketebalan dan sensitivitas.
Bayi dengan dermatitis atopik memiliki sejumlah besar bakteri Staphylococcus Aureus yang hidup di kulitnya.
Berbagai penelitian menunjukkan jika prinsip Less is More tetapyang terbaik bagi bayi, khususnya di usia hitungan minggu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved