Headline
Disiplin tidak dibangun dengan intimidasi.
TUMOR ganas indung telur (kanker ovarium) adalah keganasan yang berasal dari indung telur, selanjutnya disebut dengan kanker ovarium. Sampai saat ini kanker ovarium dikenal sebagai silent killer (pembunuh tak kentara) karena tidak ada gejala dan deteksi dini. Perubahan dari indung telur normal sampai menjadi kanker bisa berjalan dalam waktu singkat dan tidak bisa diprediksi.
Baik di negara maju maupun negara berkembang, kanker ovarium sebagian besar terdeteksi pada stadium lanjut. "Sampai saat ini tidak ada deteksi dini kanker ovarium. Pemeriksaan yang ada, mulai USG, CT scan, MRI, tumor marker dan sebagainya hanya bisa menentukan kondisi saat pemeriksaan. Tetapi pemeriksaan ini tidak bisa memperkiran keadaan 1-2 tahun ke depan, atau bahkan beberapa bulan ke depan," jelas DR. Dr. Brahmana Askandar, SpOG, SubSp.Ok, Dokter Spesialis Obestetri dan Ginekologi, Ketua IDI Cabang Surabaya
Bagaimana dengan kanker ovarium pada usia muda? Hal ini selalu menjadi tanda tanya, mengingat kanker berasal dari organ ovarium yang fungsinya untuk reproduksi.
Baca juga : Kanker, PR Lama yang Belum Terselesaikan
Untungnya kanker ovarium yang terjadi pada usia muda, utamanya dibawah usia 30 tahun, merupakan jenis germ cell, yang prognosisnya lebih baik daripada jenis epitel (90% persen kanker ovarium adalah tipe epitel).
Kejadian kanker ovarium tipe germ cell, puncaknya pada usia 15-19 tahun, yaitu saat usia-usia sekolah. Namun demikian tidak perlu kuatir berlebihan, oleh karena angka kejadian kanker indung telur secara umum berkisar 1 dari 200.000 perempuan, dan 15-20% nya adalah tipe germ cell, dan dari figur ini hanya 3% dari semua tipe germ cell adalah kanker ganas.
Menurut dr Brahmana, kanker ovarium tipe germ cell mempunyai prognosis yang baik oleh karena sebagian besar terdiagnosis pada stadium dini. Selain itu, kanker tipe ini sangat sensitif terhadap kemoterapi dibanding tipe kanker ovarium yang lain
Baca juga : Risiko Kanker Ovarium Masih Ada Meski Rahim Diangkat
Operasi pada kanker ovarium tipe germ cell bersifat konservatif, dengan selalu berusaha mempertahankan indung telur yang sehat dan rahim. "Operasi ini tidak mengangkat semua organ reproduksi sehingga masih memungkinkan untuk memiliki keturunan di kemudian hari," kata dia.
Pascaoperasi, sebagian besar kanker ovarium tipe germ cell memerlukan kemoterapi 3-4 seri. Hanya sebagian kecil tidak memerlukan kemoterapi pasca operasi. Dokter akan mengevaluasi hasil pemeriksaan patologi (pemeriksaan sel) pada ovarium yang diangkat, untuk menentukan perlu tidaknya diberikan kemoterapi pasca operasi.
Mengapa diberikan kemoterapi, padahal penyakitnya sudah diangkat? "Pertanyaan ini selalu muncul dalam benak pasien. Kemoterapi yang diberikan pasca operasi bertujuan membasmi sel kanker yang mikroskopis, alias mensterilkan, oleh karena yang diangkat adalah yang kasat mata, yang tidak kasat mata, tugas kemoterapi untuk membasmi," jelasnya.
Baca juga : Penderita Kanker Payudara Perlu Dapat Dukungan Moral
"Pascapemberian kemoterapi dan dinyatakan sembuh, 85% penderita kanker ovarium tipe germ cell bisa hamil dan melahirkan bayi," kata dr Brahmana.
Setelah dinyatakan sembuh, penderita kanker ovarium harus tetap harus melakukan kontrol rutin untuk memantau risiko kekambuhan, kontrol tiap 3 bulan sekali selama 2 tahun dan selanjutnya tiap 6 bulan sekali sampai tahun ke-5.
Harapan hidup (prognosis) kanker digambarkan dalan angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival rate). Pada kanker ovarium tipe germ cell, angka ketahanan hidup 5 tahun pada stadium I sekitar 97% bahkan pada stadium lanjut, angka ketahanan hidupnya masih berkisar 71%. Sampai saat ini tidak ada pencegahan dan metode deteksi dini untuk kanker ovarium. (H-2)
Menurut data GLOBOCAN 2022, Indonesia termasuk dalam 10 besar negara dengan jumlah kasus kanker ovarium tertinggi di dunia.
Adapun tema yang diusung dalam peringatan Hari Kanker Ovarium Sedunia tahun ini adalah 'No Woman Left Behind' atau 'Tidak Ada Perempuan yang Tertinggal'.
Menurut data Global Cancer Incidence, Mortality and Prevalence (Globocan), kanker ovarium adalah kanker ketiga tersering pada wanita Indonesia
kanker ovarium gejalanya cenderung samar-samar, mudah terlewatkan, atau disalahartikan sebagai penyakit lain. Wasdapai 10 tanda dan gejala kanker ovarium.
Kanker ovarium adalah jenis kanker yang tumbuh di indung telur dan sering menyerang perempuan setelah menopause. Ini 10 gejala yang perlu diwaspadai.
Tingkat hormon estrogen yang tinggi dapat meningkatkan faktor risiko kanker payudara dan kanker ovarium.
Berbicara mengenai kanker, dikutip dari laman Alodokter kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan sel yang tumbuh tidak normal dan tidak terkendali di dalam tubuh.
BANYAK pasien kanker mengeluhkan rasa lelah luar biasa yang tak kunjung hilang, meski sudah cukup tidur dan beristirahat atau kelelahan akibat kanker
Berdasarkan data Indonesian Pediatric Cancer Registry, tercatat sebanyak 6.623 kasus kanker pada anak selama kurun waktu 2020 hingga 2024.
Perlunya kolaborasi menyeluruh dalam membangun ekosistem layanan kanker payudara yang lebih manusiawi, menyentuh aspek medis, dan psikososial.
Para ilmuwan mengembangkan sistem kecerdasan buatan yang merevolusi imunoterapi kanker.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved