Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MASIH banyak anak penderita penyakit kawasaki yang terlambat berobat. Padahal, keterlambatan penanganan penyakit itu bisa menyebabkan kerusakan jantung permanen. Untuk menghindari keterlambatan, orangtua diimbau untuk mengenali dan mewaspadai gejalanya.
"Banyak pasien yang datang setelah mengalami fase subakut, yaitu pada hari ke-11 hingga 25, dengan gejala yang lebih berat, seperti kulit jari tangan mengelupas dan kelainan pada jantung yang mulai nyata terlihat," terang dokter spesialis anak Omni Hospitals Alam Sutera, dr Najib Advani SpA(K), beberapa waktu lalu.
Najib menjelaskan, waktu ideal untuk menangani penyakit kawasaki ialah tidak melewati hari keempat serangan. Jika penanganan cepat dilakukan, lanjutnya, 99% pasien akan sembuh tanpa ada sisa penyakit. Sayangnya, gejala penyakit kawasaki yang mirip dengan penyakit lain kerap membuat orangtua lengah.
Baca juga : Waspada Anak Mudah Lelah, Bisa Jadi Penyakit Jantung Bawaan
"Gejalanya mirip dengan penyakit lain, seperti campak, alergi obat, dan gondongan. Penegakkan diagnosis yang cepat dan tepat sangat diperlukan," kata Najib.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, penyakit kawasaki merupakan penyakit yang ditandai dengan peradangan pada pembuluh darah pada tubuh, termasuk pembuluh darah koroner pada jantung. Penyakit itu umumnya terjadi pada anak usia balita. Di Indonesia, angka kejadian penyakit ini di perkirakan mencapai 6.000 kasus per tahun. Namun, yang terdiagnosis barulah 150-200 kasus pertahun.
Hingga saat ini, kata Najib, penyebab pasti penyakit kawasaki belum diketahui meski sudah banyak riset yang dilakukan di seluruh dunia. Diduga, kawasaki disebabkan infeksi virus saluran napas yang memicu respons imun. "Namun, virus apa itu belum diketahui," imbuh dokter ahli penanganan penyakit kawasaki itu.
Mengingat banyaknya kasus penyakit kawasaki yang tidak terdiagnosis atau terlambat ditangani, penting bagi orangtua dan orang-orang sekitar anak untuk mengenali gejala penyakit itu.
"Waspadai jika anak demam lebih dari lima hari diiringi dengan mata merah tanpa kotoran mata, bibir kering, lidah keluar bintik-bintik seperti buah stroberi, dan muncul ruam merah pada area kulit. Hal tersebut merupakan gejala dari kawasaki. Gejala tersebut muncul bergantian, tidak sekaligus keluar bersamaan," kata Najib. (H-2)
KESADARAN menjaga fisik dan kesehatan dinilai menjadi hal penting bagi atlet esports untuk mencegah cedera dan menjaga karier tetap panjang.
Chikungunya jarang berakibat fatal dan virus yang dibawa oleh nyamuk ini tidak menyebar melalui udara.
Sebuah kota industri di selatan Tiongkok melaporkan lebih dari 3.100 kasus chikungunya sepanjang bulan ini, menjadikannya wabah terbesar penyakit yang ditularkan nyamuk di Tiongkok
Penyakit Guillain-Barré Syndrome (GBS) kini sedang mengancam anak-anak Gaza. GBS sendiri adalah penyakit autoimun, artinya sistem kekebalan tubuh menyerang saraf perifer.
RSV merupakan virus yang mudah menular dan menyerang saluran pernapasan dan paling berbahaya menyerang dua ujung spektrum yaitu bayi dan lansia.
Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) tak hanya menyerang anak-anak. Namun, orang dewasa juga bisa terinfeksi dan mengalami komplikasi berat.
Pemerintah Louisiana gugat Roblox dengan tuduhan memfasilitasi penyebaran materi pelecehan seksual anak.
Hasil kajian juga menyebutkan bahwa kekerasan dalam bentuk verbal dan psikis/emosi adalah bentuk kekerasan yang paling banyak dialami oleh anak dengan disabilitas.
Peran dominan ibu penting diterapkan terutama bagi anak yang diasuh dalam lingkup keluarga lebih besar melibatkan nenek, kakek, atau pengasuh lainnya.
Program pemeriksaan kesehatan gratis sebaiknya menjangkau anak usia sekolah yang bersekolah maupun tidak bersekolah di wilayah perkotaan sampai daerah terpencil.
Masih maraknya kebiasaan konsumsi kental manis sebagai minuman susu anak dan balita oleh masyarakat diperkuat oleh sejumlah riset dan penelitian yang dilakukan kalangan akademisi.
Penelitian menunjukkan ibu-ibu di Indonesia lebih dari 30%-40% anemia yang berdampak pada lemahnya imunitas tubuh.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved