Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
DOKTER spesialis neurologi, dr. Restu Susanti, Sp.N(K). M.Biomed menjelaskan bahwa perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami migrain dibandingkan laki-laki.
"Perempuan memiliki peluang tiga sampai empat kali lebih sering menderita migrain dibandingkan pria," kata Restu dalam diskusi kesehatan yang digelar daring pada Kamis.
Ia menjelaskan bahwa migrain adalah nyeri kepala berulang yang terjadi di satu sisi kepala. Gejala migrain dapat memburuk jika penderitanya melakukan aktivitas fisik yang intens.
Baca juga : Upaya Preventif Penting untuk Menjaga Kesehatan Reproduksi Perempuan
"Biasanya disertai dengan gejala mual, muntah, atau sensitivitas terhadap suara atau cahaya terang," tambah Restu, yang juga merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Menurutnya, gejala migrain pada perempuan biasanya berlangsung lebih lama, memiliki risiko kambuh lebih tinggi, dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan pria.
Restu menjelaskan bahwa serangan migrain pada perempuan berhubungan dengan hormon. Peningkatan hormon estrogen, terutama selama siklus menstruasi atau kehamilan, berperan dalam peningkatan kadar calcitonin gene-related peptide (CGRP), yang bisa memicu serangan migrain.
Baca juga : Ilmuwan AS Pecahkan Misteri Kromosom Y yang Pengaruhi Kesuburan Reproduksi Pria
"Pada wanita, perubahan hormonal dimulai dari pubertas, menstruasi, hamil, hingga menopause. Estrogen memainkan peran penting terhadap CGRP sebagai pemicu migrain," jelas Restu.
Menurutnya, intensitas migrain pada perempuan biasanya meningkat pada masa pubertas, mencapai puncaknya pada masa reproduksi, dan menurun saat memasuki masa menopause.
Restu mengatakan bahwa serangan migrain yang berkelanjutan dapat menurunkan produktivitas dan menyebabkan gangguan emosional, yang dapat berdampak pada interaksi sosial dan pengasuhan anak bagi penderita yang sudah berkeluarga.
Baca juga : BPS: Ketimpangan Gender di Indonesia Semakin Kecil
"Jika migrain terus berlanjut, tentu akan mempengaruhi parenting dan prestasi akademik anaknya," ujarnya.
Gejala migrain dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, termasuk olahraga teratur, makan sehat, serta tidur yang cukup dan teratur.
Selain itu, ia menekankan pentingnya manajemen stres, membatasi konsumsi kafein, menghindari minuman beralkohol, berhenti merokok, dan minum obat sesuai anjuran dokter dalam upaya mengatasi migrain. (Z-10)
Sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak umumnya lebih parah saat bangun tidur di pagi hari dan dapat membaik sepanjang hari. Pola ini dapat dikaitkan deng
Gejala migrain pada perempuan biasanya terjadi dalam durasi lebih lama serta memiliki risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pemulihan lebih lama dibandingkan pada pria.
Merendam kaki di air hangat akan membuat pembuluh darah di daerah kaki melebar.
“Kadang-kadang saya mengalami migrain kronis. Ini adalah waktu yang sangat buruk untuk memulai pertandingan. Sulit untuk menghadapinya."
Penelitian terbaru dari Belanda mengungkapkan migrain pada perempuan, namun tidak pada laki-laki, terkait dengan hipertensi.
Berdasarkan studi Global Burden of Disease 2019, migrain menempati urutan nomor dua sebagai penyakit penyebab disabilitas tertinggi di dunia baik bagi pria maupun wanita.
Penelitian terbaru membuka peluang bagi reproduksi manusia di luar angkasa, termasuk di Mars. Namun, lingkungan Mars yang memiliki tantangan.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan pada penis dan skrotum.
Dalam dunia hewan, terdapat berbagai mekanisme reproduksi yang bervariasi tergantung pada spesiesnya. Dua di antaranya yang menarik perhatian adalah reproduksi vivipar dan ovovivipar.
Para peneliti Tiongkok telah menemukan fosil telur dinosaurus jenis baru di Provinsi Jiangxi, Tiongkok timur, dengan satu fosil berukuran panjang hanya 29 mm.
Apa saja penyakit yang dapat menimpa sistem reproduksi? Berikut pembahasan beberapa kelainan dan penyakit yang dapat terjadi pada sistem reproduksi manusia
Kali ini kita mempelajari organ-organ yang menyusun sistem reproduksi pada laki-laki. Berikut pemaparannya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved