Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
DOKTER spesialis neurologi, dr. Restu Susanti, Sp.N(K). M.Biomed menjelaskan bahwa perempuan memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami migrain dibandingkan laki-laki.
"Perempuan memiliki peluang tiga sampai empat kali lebih sering menderita migrain dibandingkan pria," kata Restu dalam diskusi kesehatan yang digelar daring pada Kamis.
Ia menjelaskan bahwa migrain adalah nyeri kepala berulang yang terjadi di satu sisi kepala. Gejala migrain dapat memburuk jika penderitanya melakukan aktivitas fisik yang intens.
Baca juga : Upaya Preventif Penting untuk Menjaga Kesehatan Reproduksi Perempuan
"Biasanya disertai dengan gejala mual, muntah, atau sensitivitas terhadap suara atau cahaya terang," tambah Restu, yang juga merupakan dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Menurutnya, gejala migrain pada perempuan biasanya berlangsung lebih lama, memiliki risiko kambuh lebih tinggi, dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama dibandingkan dengan pria.
Restu menjelaskan bahwa serangan migrain pada perempuan berhubungan dengan hormon. Peningkatan hormon estrogen, terutama selama siklus menstruasi atau kehamilan, berperan dalam peningkatan kadar calcitonin gene-related peptide (CGRP), yang bisa memicu serangan migrain.
Baca juga : Ilmuwan AS Pecahkan Misteri Kromosom Y yang Pengaruhi Kesuburan Reproduksi Pria
"Pada wanita, perubahan hormonal dimulai dari pubertas, menstruasi, hamil, hingga menopause. Estrogen memainkan peran penting terhadap CGRP sebagai pemicu migrain," jelas Restu.
Menurutnya, intensitas migrain pada perempuan biasanya meningkat pada masa pubertas, mencapai puncaknya pada masa reproduksi, dan menurun saat memasuki masa menopause.
Restu mengatakan bahwa serangan migrain yang berkelanjutan dapat menurunkan produktivitas dan menyebabkan gangguan emosional, yang dapat berdampak pada interaksi sosial dan pengasuhan anak bagi penderita yang sudah berkeluarga.
Baca juga : BPS: Ketimpangan Gender di Indonesia Semakin Kecil
"Jika migrain terus berlanjut, tentu akan mempengaruhi parenting dan prestasi akademik anaknya," ujarnya.
Gejala migrain dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, termasuk olahraga teratur, makan sehat, serta tidur yang cukup dan teratur.
Selain itu, ia menekankan pentingnya manajemen stres, membatasi konsumsi kafein, menghindari minuman beralkohol, berhenti merokok, dan minum obat sesuai anjuran dokter dalam upaya mengatasi migrain. (Z-10)
SEBUAH studi yang diterbitkan dalam jurnal Headache pada 2025 menunjukkan bahwa obat diabetes tipe 2 dan obesitas jenis tertentu bisa mengobati migrain hingga 75 persen.
Sakit kepala yang disebabkan oleh tumor otak umumnya lebih parah saat bangun tidur di pagi hari dan dapat membaik sepanjang hari. Pola ini dapat dikaitkan deng
Gejala migrain pada perempuan biasanya terjadi dalam durasi lebih lama serta memiliki risiko kambuh lebih tinggi dan waktu pemulihan lebih lama dibandingkan pada pria.
Merendam kaki di air hangat akan membuat pembuluh darah di daerah kaki melebar.
“Kadang-kadang saya mengalami migrain kronis. Ini adalah waktu yang sangat buruk untuk memulai pertandingan. Sulit untuk menghadapinya."
Penelitian terbaru dari Belanda mengungkapkan migrain pada perempuan, namun tidak pada laki-laki, terkait dengan hipertensi.
Penelitian terbaru membuka peluang bagi reproduksi manusia di luar angkasa, termasuk di Mars. Namun, lingkungan Mars yang memiliki tantangan.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan pada penis dan skrotum.
Dalam dunia hewan, terdapat berbagai mekanisme reproduksi yang bervariasi tergantung pada spesiesnya. Dua di antaranya yang menarik perhatian adalah reproduksi vivipar dan ovovivipar.
Para peneliti Tiongkok telah menemukan fosil telur dinosaurus jenis baru di Provinsi Jiangxi, Tiongkok timur, dengan satu fosil berukuran panjang hanya 29 mm.
Nyeri saat menstruasi sering dianggap hal biasa oleh banyak perempuan, namun sebaiknya tidak diabaikan. Rasa sakit yang berlebihan bisa menjadi tanda adanya masalah
Kekerasan reproduktif dalam genosida yang terjadi di Gaza, yang tidak ada bandingannya dalam konflik-konflik lainnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved