Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
MEMILIH profesi tertentu sebagai jalan karier merupakan hak masing-masing orang. Salah satu profesi yang menarik untuk digeluti ialah peneliti. Karena, penelitian di berbagai bidang terus berkembang serta mengalami perubahan seiring majunya teknologi.
Seorang peneliti perempuan Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto yang juga pemenang pertama dari Indonesia untuk program L'Oréal-UNESCO For Women in Science, mengatakan teknologi semakin memudahkan untuk terhubung dan berkarya dalam penelitian.
Wanita yang sudah berkarir selama 15 tahun di Australia sebagai peneliti, akademisi dan juga CEO Lipotek Pty Ltd, perusahaan yang bergerak di bidang medis dan pembuatan vaksin, membagikan empat hal penting bagi peneliti yang perlu terus ditingkatkan.
Baca juga : UT Adakan Workshop untuk Perluas Riset dan Kolaborasi Internasional
Peneliti bukan hanya dituntut untuk bisa menjalankan penelitiannya dengan baik di dalam laboratorium, tetapi juga harus memahami cara berkomunikasi yang baik. Hal ini sangat penting terlebih saat menyampaikan hasil penelitiannya kepada khalayak.
Bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti sangat diperlukan. Oleh sebab itu, pengembangan kemampuan berkomunikasi dan public speaking sangat diperlukan seorang peneliti.
Seorang peneliti tidak bisa berjalan sendiri. Peneliti membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak seperti pemerintah, institusi, pihak swasta dan lain sebagainya untuk pengembangan penelitian.
Baca juga : Sekjen DPR: Minimnya Tingkat Kepercayaan Publik ke DPR Akibat Masyarakat
Dengan kolaborasi, target atau sasaran penelitian akan lebih mudah dicapai secara bersama.
Bergelut di bidang penelitian, tidak hanya berkarier sebagai seorang peneliti atau dosen tetapi bisa berkarya di bidang lainnya, misalnya menjadi pengusaha di bidang penelitian yang telah dikembangkan.
"Peneliti bisa non linier juga. Seorang peneliti tidak harus ada di kampus atau institut penelitian," kata Ines dalam sesi gelar wicara dalam rangkaian acara Beauty That Moves: Women in Science yang digelar oleh L'oreal Indonesia di Kantor Pusat PT L'oreal Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
Baca juga : BRIN Kucurkan Dana Riset Rp700 Miliar untuk Masyarakat Umum
Seorang peneliti harus mampu melihat peluang dan kesempatan hingga berani mengambil kesempatan tersebut. Banyak proyek penelitian di berbagai bidang yang bisa dilakukan.
Tak hanya itu, dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany, Guru Besar Institut Teknologi Bandung serta Board of Jury L'Oréal-UNESCO For Women in Science, menambahkan bahwa kesempatan untuk mengembangkan kemampuan juga sangat penting.
"Update ilmu, kesempatan sekolah lagi, beasiswa, workshop, training, dan lain-lain, itu peluang yang bagus," ucapnya.
Baca juga : BPDPKS Buka Call for Proposal sampai 17 Maret 2024
Sejalan dengan semangat Hari Kebangkitan Nasional, L'Oréal Indonesia perkuat komitmen dalam mendukung pemberdayaan masyarakat khususnya perempuan melalui berbagai inovasi di bidang pendidikan dan penelitian. Memegang teguh pada visi menciptakan kecantikan yang menggerakkan dunia, L'Oréal Indonesia rayakan peran penting perempuan dalam ilmu pengetahuan melalui acara perayaan Beauty That Moves: Women in Science.
L'Oréal Indonesia turut peringati 20 tahun perjalanan dalam menghadirkan program L'Oréal-UNESCO For Women in Science dan merayakan peran perempuan dengan mengundang 4 sosok alumni inspiratif dari program tersebut yakni:
1. Dr. Ines Irene Caterina Atmosukarto, pemenang pertama dari Indonesia untuk program L'Oréal-UNESCO For Women in Science
2. Prof. Dr. Fenny Martha Dwivany, Guru Besar Institut Teknologi Bandung serta Board of Jury L'Oréal-UNESCO For Women in Science, pemenang program L'Oréal-UNESCO For Women in Science di tingkat nasional pada 2006 dan internasional pada tahun 2007
3. Dr. Noryawati Mulyono S. Si, Founder Biopac.id & Alumni L'Oréal- UNESCO For Women in Science
4. Dr. Pietradewi Hartrianti, Dekan School of Life Sciences di Indonesia International Institute for Life-Sciences dan pemenang program L'Oréal-UNESCO For Women in Science 2023
"Seluruh figur inspiratif ini hanyalah sebagian kecil dari kisah transformatif ribuan alumni program L'Oréal for Women in Sciences. Sejak 20 tahun hadir di Indonesia, kami telah memiliki 71 orang pemenang program di tingkat nasional dan 5 perwakilan Indonesia yang mendapatkan penghargaan di tingkat internasional. Sepanjang itu, kami telah berkolaborasi dengan 31 universitas dan berbagai institusi," kata Fikri Alhabsie, Director of Corporate Responsibility, L'Oréal Indonesia, dalam kesempatan yang sama.(M-3)
Para perempuan ini dinilai telah membawa dampak positif dan kemajuan di bidang kesehatan kulit.
Studi menunjukkan bahwa screen time/waktu layar untuk anak-anak kecil melonjak dari hanya lima menit sehari pada tahun 2020 menjadi 55 menit sehari pada tahun 2022.
Proses meditasi juga bermanfaat bagi fungsi kognitif otak. Seseorang tidak memerlukan waktu lama dalam bermeditasi untuk meningkatkan fungsi otak.
Peneliti UI Devie Rahmawati mengatakan ide street racing Polda Metro Jaya, menjadi salah satu kado terbaik di Hari Ibu, karena diharapkan mampu mencegah kembali menetesnya air mata para ibu.
Tim UNJ mengadakan pelatihan bagi guru-guru mengenai pengembangan kurikulum, penyusunan media pembelajaran digital, serta kegiatan pendampingan belajar bagi siswa.
Sudah pernah ajak anak main ke KidZania, Moms? Bila belum, coba sesekali ajak si kecil ke sana. Bermain di KidZania ternyata bisa mendukung tumbuh kembang anak, lho.
Seorang advokat dituntut terus menambah wawasan dan meningkatkan untuk menghadapi tantangan dunia hukum yang semakin terus berkembang.
ASEAN perlu menjalankan strategi guna menyikapi perkembangan teknologi kecerdasan buatan artificial intelligence (AI) yang dikhawatirkan berdampak menambah pengangguran di dunia.
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menjadi instansi yang mendukung penuh dan terlibat dalam keanggotaan Indonesia di FATF.
BELAKANGAN, food vlogger banyak berseliweran di dunia maya. Salah satunya Kenneth Chandra dan Gratiana Lianto, yang memulai jalan mereka sejak 2015.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved