Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
UNIVERSITAS Terbuka (UT) menyelenggarakan kegiatan workshop bertajuk Advancing Research and Teaching Patnership and Collaboration in Open and Distance Education secara hybrid pada Selasa (7/5) di Wisma II Universitas Terbuka, Tangerang Selatan. Acara tersebut dilaksanakan dalam rangka program Equity (Enhancing Quality Education for International University Recognition).
Kegiatan workshop tersebut merupakan salah satu upaya UT sebagai perguruan tinggi berbadan hukum (PTN-BH) untuk menuju universitas kelas dunia (world class university). Salah satunya dengan memperluas riset serta kolaborasi penelitian antara peneliti UT dengan peneliti lain, baik dalam maupun luar negeri.
Di samping itu, manfaat dan sasaran yang diharapkan dari workshop ini adalah terbentuknya jaringan penelitian yang lebih luas dan komunikasi yang lebih intens antara pakar dalam negeri dengan pakar di luar negeri. Harapannya terjadi pemanfaatan sumber daya dan fasilitas bersama antar lembaga secara berkelanjutan.
“Kementerian (Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi) kan menginginkan bahwa semua PTN-BH harus masuk ke WCU (world class university). Salah satu core-nya WCU adalah terkait dengan riset dan teaching collaboration dan partnership dengan luar negeri,” kata Kepala Pusat Riset dan Inovasi Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Daryono.
Baca juga : BRIN Kucurkan Dana Riset Rp700 Miliar untuk Masyarakat Umum
Kegiatan workshop menghadirkan tiga pembicara. Pertama ada praktisi dan ahli e-learning dari Amerika Serikat Metta Alsobrook, Metta menyampaikan materi berjudul E-learning in the U.S: Lesson Learnded and Best Practices. A Case in University of The People.
Menurutnya konsep pendidikan daring (online education) sangat penting. Pasalnya, tidak semua orang bisa datang ke kampus menjalani perkuliahan. Ia memaparkan, hampir 7,5 juta siswa AS mengambil kelas online di institusi pendidikan tinggi negeri.
Pembicara kedua adalah Prof Tian Belawati dari UT dengan materi Democratization of Higher Education Through Open and Distance Education. Dalam paparannya, ia menyebut sistem pendidikan tradisional yang ada tidak mungkin sanggup menyediakan sistem pendidikan yang bisa dijangkau oleh semua orang.
Baca juga : BPDPKS Buka Call for Proposal sampai 17 Maret 2024
“Oleh karena itu pemerintah Indonesia harus membuat decision bahwa pendidikan harus dibuat bukan lagi sebagai privilege tapi merupaka suatu hak dasar dari warga negara. Untuk itulah kita harus membuka sistem pendidikan kita dengan betul-betul mengejawantahkan konsep pendidikan terbuka,” jelasnya.
Pembicara terakhir adalah Prof Onno Widodo Purbo dari Institut Teknologi Tangerang Selatan dengan materi “Innovations in Open and Distance Education”. Ia mendemonstrasikan bagaimana materi-materi pelajaran bisa didigitalisasi dan disebarkan melalui platform offline. Hal itu terutama bermanfaat untuk mahasiswa atau pelajar di daerah 3T yang masih minim akses internet.
Sementara itu, Daryono mengatakan di era globalisasi, seorang peneliti dituntut untuk dapat melakukan kerja sama penelitian dengan peneliti lain. Selain dengan peneliti di dalam negeri, peneliti UT juga diharapkan dapat melakukan kerja sama dengan peneliti di luar negeri.
Ia pun menyebut adanya hibah penelitian kerja sama luar negeri dan publikasi internasional bertujuan mendorong terwujudnya kerja sama penelitian antara dosen Universitas Terbuka dengan institusi lain.
Saat ini, kata Daryono, UT akan menjajaki kolaborasi dengan beberapa universitas terbuka (open university) di Asia. “Kemudian dari Bu Metta, siapa tahu kita juga menjajaki dari University of The People. Ini salah satu bagian dari kolaborasi untuk riset dan teaching nanti,” ungkapnya. #MIA (RO/Z-10)
TAK mudah melangkah keluar dari kenyamanan, namun Almi membuktikan bahwa keberanian mencoba membuka pintu peluang besar.
Era Soekamto mengatakan akan terus melestarikan dan mempromosikan batik melalui karya-karya rancangannya sebagai seorang desainer serta menghadirkan platform Nusantara Wisdom.
Riset Akademik dalam Olahraga Prestasi Studi yang dilakukan Reilly, Bangsbo, dan Franks (2000) mencatat bahwa olahraga prestasi tidak lagi sekadar ajang unjuk kekuatan fisik dan bakat alami.
Profesor di Indonesia memiliki waktu yang sedikit untuk melakukan riset atau penelitian karena waktunya dihabiskan untuk mengajar di kampus.
Pentingnya regulasi yang proporsional, khususnya di sektor kesehatan. Salah satu contohnya adalah perlunya pendekatan berbasis bukti dalam mengatur produk tembakau alternatif.
WAKIL Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek), Stella Christie optimis terhadap masa depan riset Indonesia.
Fokus utama kolaborasi ini mencakup riset dan pengembangan teknologi terapi sel punca untuk menciptakan pengobatan yang lebih mutakhir dan tepat guna.
PENGGUNAAN gawai dan internet dipercaya menawarkan berbagai peluang baru bagi pengembangan potensi buah hati.
Dalam kegiatan tersebut, para peserta juga ditekankan untuk menjadi agen perubahan di unit kerja masing-masing, membawa semangat anti-narkoba dalam kehidupan sehari-hari,
Audiensi yang berlangsung hangat ini bertujuan menjajaki potensi kerja sama antara Kemendukbangga/BKKBN dengan UPN Veteran.
PERUMDA Tirta manuntung Balikpapan (PTMB) mencatat peningkatan produksi air bersih dibandingkan tahun sebelumnya.
Dua kekuatan musik alternatif Indonesia yakni 510 dan Alone At Last berkolaborasi dalam satu pertunjukan di beberapa kota di Jawa Barat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved