Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HUMAN Papillomavirus (HPV) merupakan virus penyebab berbagai penyakit, salah satunya kanker serviks. Selain kanker serviks, infeksi HPV juga dapat menyebabkan penyakit berbahaya lainnya, seperti kanker anus, kanker penis, dan kutil kelamin yang juga bisa menyerang laki-laki.
Untuk meningkatkan kesadaran dan memperluas pemahaman masyarakat tentang HPV, MSD Indonesia, perusahaan biofarmasi global yang berfokus dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan inovatif dan vaksin menggelar acara bertajuk #NgobrolinHPV Live!: Night at the Library di Perpustakaan Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Kamis, 25 April 2024.
Dalam acara tersebut, dokter spesialis dermatologi venereologi dan estetika konsultan venereologi, dr. Hanny Nilasari, Sp.D.V.E., Subsp. Ven., menyampaikan, HPV dibagi menjadi dua golongan yaitu high risk dan low risk. HPV golongan high risk dapat menyebabkan berbagai penyakit yang beresiko fatal atau mematikan, salah satunya yaitu kanker serviks.
Baca juga : 6 Makanan Pilihan untuk Menangkal Ancaman Kanker Serviks
Menurut WHO, HPV menjadi penyebab sekitar 70% dari kasus kanker serviks yang dialami perempuan. Berdasarkan data GLOBOCAN 2022, kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV merupakan salah satu jenis kanker dengan jumlah kasus baru tertinggi di Indonesia dengan jumlah 36.964 kasus baru. Merujuk kepada data insidensi kanker serviks di Asia Tenggara dari GLOBOCAN, Indonesia berada di peringkat pertama dengan 2 wanita meninggal setiap jam. Sementara itu, HPV golongan low risk dapat menyebabkan kutil kelamin.
“Baik pria maupun wanita dapat terinfeksi HPV. Oleh karena itu, vaksinasi HPV merupakan langkah preventif penting untuk menurunkan angka risiko terinfeksi HPV,” papar dr. Hanny.
HPV umumnya ditularkan melalui kontak kulit ke kulit atau melalui hubungan seksual. Orang yang aktif secara seksual memiliki risiko yang lebih tinggi, terutama jika mereka memiliki banyak pasangan seksual. Oleh karena itu, mereka yang sudah di fase aktif berhubungan seksual perlu memahami HPV. Dokter Hanny pun mengajak masyarakat Indonesia untuk berhenti menganggap topik tentang seksualitas tabu untuk dibicarakan, agar informasi lengkap terkait pencegahan HPV dapat diketahui oleh lebih banyak orang,
Baca juga : Inilah 6 Cara Tepat untuk Mencegah Kanker Serviks
“Stigma terkait dengan topik seksualitas dan ketabuan dapat menjadi hambatan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terkait HPV. Padahal HPV ini dapat dicegah dengan 2 cara, yaitu vaksinasi HPV dan skrining rutin dengan pap smear,” kata dr. Hanny.
Hal senada juga disampaikan Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou. “Besar harapan kami, melalui acara ini masyarakat dapat menjadikan HPV sebagai topik obrolan sehari-hari dan tidak lagi dipandang tabu. Dengan mendobrak stigma tabu tersebut informasi yang tepat dan akurat akan menjangkau lebih banyak orang dan menggugah kesadaran untuk melakukan langkah-langkah perlindungan preventif seperti vaksinasi HPV dan skrining,” ujarnya.
Pada kesempatan sama, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementrian Kesehatan RI, dr. Prima Yosephine, MKM menyampaikan, pada 2023 pemerintah telah mengumumkan Rencana Aksi Nasional Eliminasi Kanker Serviks. “Tentu saja kami tidak bisa berjuang sendiri tanpa bantuan berbagai pihak. Acara hari ini adalah salah satu bentuk dukungan nyata untuk mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya melakukan pencegahan penyakit terkait infeksi HPV. Bertepatan dengan Pekan Imunisasi Dunia (PID) tahun ini, saya ingin mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan melengkapi vaksinasi, salah satunya yaitu HPV,” tuturnya.
Selain diisi dengan talkshow tentang HPV, acara yang dihadiri sejumlah influencer perempuan ini juga menghadirkan diskusi informatif serta penyampaian pesan-pesan penting terkait kesehatan yang disampaikan oleh edukator #NgobrolinHPV, Maudy Ayunda. (RO/B-1)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) menegaskan komitmen untuk mengeliminasi kanker serviks. Strategi tersebut mencakup tiga pilar utama termasuk vaksinasi HPV.
MAYORITAS masyarakat hanya mengetahui pap smear sebagai metode pemeriksaan kanker serviks. Namun, ada jenis pemeriksaan HPV DNA yang dari berbagai penelitian terbukti bisa lebih efektif.
Pap smear dilakukan tiap 3 tahun atau tes HPV dilakukan tiap 5 tahun pada setiap perempuan yang sudah berhubungan seks.
Kanker serviks, atau kanker leher rahim, merupakan salah satu tantangan kesehatan serius bagi wanita di seluruh dunia.
Vaksin HPV memberikan kesempatan bagi tubuh untuk membangun respon imunitas terhadap beberapa tipe HPV.
Kanker serviks merupakan penyakit ganas yang menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian akibat kanker di kalangan wanita di Indonesia.
Mulai tahun 2025 layanan skrining HPV DNA akan diintegrasikan dalam program pemeriksaan kesehatan gratis.
Saat bicara tentang kesehatan reproduksi dengan anak, Nana Mirdad mengatakan, orangtua lebih baik menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh anak.
Tahukah Anda bahwa melahirkan secara normal berulang kali dapat meningkatkan risiko tertular atau menularkan virus ini?
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved