Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

AS-Korsel Latihan Gabungan, Korut Luncurkan Dua Rudal Baru

Wisnu Arto Subari
25/8/2025 08:27
AS-Korsel Latihan Gabungan, Korut Luncurkan Dua Rudal Baru
Dua rudal pertahanan udara baru Korea Utara (Korut) telah diuji coba dan disaksikan langsung oleh pemimpin tertinggi, Kim Jong-un.(KCNA)

DUA rudal pertahanan udara baru Korea Utara (Korut) telah diuji coba dan disaksikan langsung oleh pemimpin tertinggi, Kim Jong-un. Ini menurut laporan kantor berita resmi Korea Utara, Korean Central News Agency (KCNA), Minggu, 24 Agustus 2025.

Masih dari laporan KCNA, disebutkan bahwa rudal tersebut memiliki kemampuan tempur unggul dan mengusung teknologi unik. Uji coba yang dilakukan pada Sabtu kemarin itu disebut berhasil membuktikan bahwa kedua proyektil efektif menghancurkan berbagai target udara, termasuk drone dan rudal jelajah.

Peluncuran berlangsung hanya beberapa jam setelah Korea Selatan mengonfirmasi telah melepaskan tembakan peringatan pada Selasa lalu terhadap sejumlah tentara Korea Utara yang melintasi Zona Demiliterisasi (DMZ).

Menurut kantor berita Yonhap, Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan sekitar 30 tentara Korea Utara masuk ke wilayah perbatasan yang dijaga ketat itu. Pyongyang kemudian menuduh Seoul melakukan provokasi.

Ketegangan meningkat di tengah latihan militer gabungan skala besar yang digelar Korea Selatan dan Amerika Serikat sejak Senin. Presiden AS Donald Trump dijadwalkan bertemu dengan Presiden Korea Selatan yang baru terpilih, Lee Jae Myung, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Washington pekan depan.

Lee, yang memenangkan pemilu dengan janji memperbaiki hubungan antar-Korea, menghadapi penolakan dari Kim Yo Jong, adik perempuan Kim Jong Un, yang menolak tawaran rekonsiliasi tersebut.

Sementara itu, Kim Jong Un mengecam latihan gabungan AS–Korsel sebagai langkah konfrontatif. Ia menegaskan tekadnya mempercepat pembangunan persenjataan nuklir.

Pada Januari lalu, Korea Utara sudah meluncurkan rudal balistik jarak menengah dengan hulu ledak hipersonik.
Kekhawatiran juga muncul terkait dugaan bahwa Pyongyang memperoleh pasokan rudal dari Rusia sebagai imbalan pengiriman pasukan untuk membantu agresi Moskow di Ukraina.

Mantan penasihat keamanan nasional Korea Selatan, Shin Wonsik, pernah menyebut Moskow memasok rudal dan peralatan pertahanan udara ke Pyongyang. Namun hingga kini belum jelas apakah rudal baru yang diuji coba melibatkan teknologi Rusia.

Korea Utara, yang dikenal sebagai salah satu negara paling represif di dunia, masih berada di bawah kepemimpinan dinasti Kim selama beberapa dekade. Hubungan dengan Korea Selatan pun tetap tegang, mengingat kedua negara secara teknis masih dalam kondisi perang sejak Perang Korea 1950–1953 berakhir tanpa perjanjian damai. (MTVN/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya