Headline
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
BANGSA ini punya pengalaman sejarah sangat pahit dan traumatis perihal kekerasan massal, kerusuhan sipil, dan pelanggaran hak asasi manusia
AL Jazeera Media Network mengutuk keras pembunuhan yang menargetkan korespondennya, Anas Al Sharif dan Mohammed Qraiqea, bersama fotografer Ibrahim Al Thaher dan Mohamed Nofal, oleh pasukan Israel. Serangan ini disebut sebagai serangan terencana dan terang-terangan terhadap kebebasan pers.
Dalam pernyataan resminya, Al Jazeera menyebut para jurnalis tersebut menjadi korban serangan langsung ke tenda tempat mereka bertugas di seberang Kompleks Medis Al-Shifa, Gaza.
"Di sanalah mereka gugur sebagai martir,” tulis Al Jazeera seperti dikutip akun X Senin (11/8).
Al Jazeera menilai perintah pembunuhan terhadap Anas Al Sharif dan rekan-rekannya merupakan upaya putus asa untuk membungkam suara-suara yang mengungkap rencana perebutan dan pendudukan Gaza.
"Al Jazeera Media Network mengucapkan selamat tinggal kepada satu lagi kelompok jurnalis terbaiknya, yang dengan berani dan bernyali mendokumentasikan penderitaan Gaza dan rakyatnya sejak awal perang, Al Jazeera meminta pasukan pendudukan dan pemerintah Israel bertanggung jawab atas tindakan sengaja menargetkan dan membunuh para jurnalisnya," tulis Al Jazeera.
Serangan ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan akibat operasi militer Israel di Gaza, yang telah menyebabkan kematian massal warga sipil, kelaparan dan kehancuran komunitas.
Al Jazeera juga menyebut para jurnalisnya, termasuk Anas dan Mohammed, sebagai suara-suara terakhir yang tersisa dari Gaza, yang memberikan liputan langsung tanpa filter kepada dunia di tengah larangan masuk bagi media internasional.
“Meskipun kehilangan beberapa jurnalis akibat serangan yang disengaja dan bekerja di bawah ancaman terus-menerus, Anas Al Sharif, Mohammed Qraiqea dan rekan-rekan mereka tetap bertahan di Jalur Gaza untuk memastikan dunia menyaksikan kebenaran mengerikan yang dialami penduduk Gaza,” lanjut pernyataan tersebut.
Dalam pernyataannya, Al Jazeera mengutuk keras kejahatan keji ini dan menyerukan kepada komunitas internasional serta organisasi terkait untuk mengambil langkah tegas menghentikan genosida yang sedang berlangsung dan mengakhiri penargetan jurnalis.
Media itu menegaskan bahwa kekebalan bagi para pelaku dan kurangnya akuntabilitas justru memperkuat tindakan Israel dan mendorong penindasan lebih lanjut terhadap para saksi kebenaran. (H-3)
Israel menyerang tenda jurnalis Al Jazeera. Lima orang dilaporkan meninggal dunia, termasuk jurnalis terkemuka Anas Al-Sharif yang berusia 28 tahun.
Jika gencatan senjata tidak tercapai, warga Kota Gaza akan melihat tank-tank militer Israel di luar rumah mereka. Tank-tank Israel telah memasuki area baru di pinggiran Kota Gaza semalam.
IDF mengaku melakukan serangan ganda ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis yang menewaskan sedikitnya 20 orang, Senin (25/8).
ASOSIASI Pers Asing (FPA) mengecam keras serangan terbaru Israel di Gaza selatan yang menewaskan lima jurnalis dari sejumlah media internasional ternama.
Israel mendapatkan kecaman internasional setelah serangan di RS Nasser yang menewaskan 20 orang, termasuk jurnalis dan tenaga medis.
ISRAEL melancarkan serangan udara ke sejumlah target Houthi di Sanaa, Yaman, pada Minggu (25/8) waktu setempat. Operasi itu merupakan balasan atas serangan rudal Houthi.
Ketegangan diplomatik antara Israel dan sejumlah negara Barat semakin memanas menjelang rencana pengakuan negara Palestina bulan depan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved