Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
AMERIKA Serikat (AS) dan Rusia kembali berada di titik paling berbahaya sejak Perang Dingin, setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan pengerahan dua kapal selam bersenjata nuklir ke wilayah dekat perbatasan Rusia.
Keputusan ini diambil sebagai reaksi atas pernyataan yang dianggap mengancam dari mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev.
Dalam konferensi pers di Gedung Putih, Trump menjelaskan bahwa langkah pengiriman kapal selam tersebut dilakukan pada Jumat pagi waktu Washington. Dia menyebutnya sebagai bentuk perlindungan terhadap warga Amerika.
“Ya, kami perlu melakukan itu. Kita harus berhati-hati. Sebuah ancaman telah disampaikan, dan kami menilai itu tidak pantas,” kata Trump dilansir BBC News, Minggu (3/8).
Dia menekankan bahwa tindakan tersebut murni demi keselamatan nasional. "Ancaman itu berasal dari mantan Presiden Rusia. Tugas saya adalah melindungi rakyat Amerika," sebutnya.
Trump mengungkapkan bahwa Medvedev mengangkat isu nuklir dan oleh karena itu, Amerika harus siap menghadapi segala kemungkinan.
"Ketika Anda menyebut nuklir, maka kami harus siap. Dan kami benar-benar sudah siap," tegas Trump.
Pernyataan ini merujuk pada komentar Medvedev yang dilontarkan awal pekan ini melalui media sosial. Dalam unggahannya, Medvedev menanggapi kritik Trump terhadap ketergantungan India pada energi Rusia.
Dia menyindir ucapan Trump tentang ekonomi mati India dan Rusia, serta peringatan Trump tentang wilayah geopolitik berbahaya.
“Biarkan dia mengingat film favoritnya tentang orang mati berjalan, serta betapa berbahayanya Dead Hand yang legendaris itu,” tulis Medvedev.
Sistem Dead Hand yang dimaksud adalah mekanisme komando nuklir otomatis Rusia, yang dirancang untuk meluncurkan serangan balasan jika kepemimpinan Kremlin dilumpuhkan.
Pernyataan keras dari kedua belah pihak ini mendorong kekhawatiran global akan potensi eskalasi menuju konflik nuklir terbuka. Ketegangan meningkat cepat di tengah situasi geopolitik yang sudah rapuh akibat perang Ukraina, sanksi ekonomi, dan pertarungan pengaruh antara kekuatan besar dunia.
Pertanyaan pun muncul, jika konfrontasi nuklir benar-benar terjadi, negara mana yang lebih unggul? Meski tidak ada pemenang dalam perang nuklir, kekuatan kedua negara yang masing-masing memiliki ribuan hulu ledak nuklir menjadi faktor penentu dalam dinamika kekuatan global saat ini. (Fer/I-1)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan dua kapal selam nuklir untuk dikerahkan ke wilayah yang tepat.
Pada Jumat (1/8) melalui platform Truth Social, Trump menyatakan mengarahkan dua kapal selam nuklir AS lebih dekat ke Rusia.
KETEGANGAN antara Amerika Serikat dan Rusia kembali meningkat dipicu oleh saling serang antara Presiden AS Donald Trump dan Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, di media sosial.
Pengumuman reposisi kapal selam nuklir AS muncul di tengah meningkatnya serangan Rusia terhadap Ukraina, bahkan ketika Trump mengancam akan memberikan sanksi yang lebih keras.
WAKIL Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan hasil pemilihan presiden Amerika Serikat tidak akan berpengaruh apa pun bagi Moskow.
Ketua Partai United Russia, yang juga mantan presiden dan perdana menteri, Dmitry Medvedev, meminta seluruh anggota partai untuk mendukung Putin pada pemilu, 15-17 Maret 2024.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved