Headline
AS ikut campur, Iran menyatakan siap tutup Selat Hormuz.
Tren kebakaran di Jakarta menunjukkan dinamika yang cukup signifikan.
IRAN meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al Udeid milik Amerika Serikat (AS) di Qatar pada Senin (23/6) malam sebagai bentuk balasan atas serangan militer AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Serangan tersebut memicu kepanikan setelah sejumlah saksi mata di Doha melaporkan adanya rudal yang melintas di langit, disusul ledakan keras.
Seorang pejabat AS mengonfirmasi bahwa rudal telah berhasil dicegat, dan sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa.
Serangan ini merupakan lanjutan dari rangkaian eskalasi yang dipicu oleh serangan AS terhadap tiga lokasi nuklir utama Iran, yang diklaim oleh Presiden Donald Trump telah menghancurkan sepenuhnya program nuklir Iran.
Dalam pidatonya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam keras tindakan Washington.
“Amerika harus sadar bahwa intervensi militer terhadap Iran akan membawa konsekuensi berat dan tidak bisa dihindari. Kerugiannya akan jauh lebih besar daripada yang dialami Iran,” katanya melalui siaran televisi nasional seperti dilansir Independent, Selasa (24/6).
AS diketahui memiliki kehadiran militer signifikan di wilayah Teluk. Bahkan, minggu lalu, sejumlah aset militer AS dipindahkan dari posisi rawan untuk mengantisipasi kemungkinan serangan balasan dari Iran. Akses ke Pangkalan Udara Al Udeid juga dibatasi.
Iran memiliki rudal balistik jarak menengah yang mampu menjangkau hingga 2.000 km, serta rudal jarak pendek dengan jangkauan hingga 700 km.
Meski persediaan rudal jarak menengahnya dilaporkan terbatas, kemampuan jarak pendeknya tetap dianggap berbahaya dan mampu mencapai pangkalan-pangkalan militer AS di negara-negara Teluk seperti Qatar, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Oman.
Menurut Proyek Pertahanan Rudal dari CSIS, sejumlah instalasi militer AS di kawasan berada dalam jangkauan langsung rudal Iran. Selain fasilitas militer, Iran juga berpotensi menyerang infrastruktur energi penting, sebagaimana pernah dilakukan dalam serangan drone ke fasilitas minyak Arab Saudi pada 2019.
AS mengoperasikan lebih dari 19 lokasi militer di Timur Tengah, dengan delapan di antaranya bersifat permanen. Berikut beberapa pangkalan utama AS di kawasan tersebut:
Pangkalan Udara Al Udeid, markas utama Komando Pusat AS untuk wilayah Asia Barat. Menampung sekitar 10.000 personel.
NSA Bahrain menjadi pusat Armada Kelima AS. Memiliki pelabuhan yang dapat menampung kapal induk dan kapal tempur besar lainnya.
Terdapat beberapa pangkalan besar seperti Al-Harir dan Al Asad. Iran sebelumnya mengklaim telah menyerang pangkalan ini, namun dampaknya belum dikonfirmasi.
Menjadi lokasi dua pangkalan udara dan sejumlah fasilitas militer AS lainnya, termasuk Pangkalan Udara Ali Al Salem.
Pangkalan Al Dhafra menampung Wing Ekspedisi Udara ke-380 serta fasilitas drone dan pusat pelatihan pertahanan udara.
Pangkalan Udara Prince Sultan masih digunakan untuk operasi udara. Desa Eskan berfungsi sebagai permukiman militer.
Pangkalan Udara Muwaffaq Salti menjadi pusat kerja sama multinasional dan pernah menjadi sasaran serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS pada Januari 2024.
Meski tak memiliki pangkalan tempur utama, AS memiliki fasilitas penelitian dan pendukung di Kairo.
Pangkalan-pangkalan AS di Timur Tengah telah beberapa kali menjadi target serangan oleh kelompok-kelompok yang didukung Iran, terutama setelah pecahnya konflik Israel-Gaza pada 2023.
Salah satu insiden terburuk terjadi awal 2024, ketika pangkalan AS di Yordania diserang oleh drone, menewaskan tiga tentara dan melukai puluhan lainnya. (I-3)
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan kepada Iran dan Israel untuk sepenuhnya menghormati perjanjian gencatan senjata yang diumumkan sebelumnya.
Baik AS maupun Iran sama-sama tidak memiliki kepentingan untuk memperpanjang konflik. Bahkan, serangan Iran ke pangkalan militer AS di Qatar dinilai sebagai bentuk simbolis semata.
Pentingnya mengikuti perkembangan situasi keamanan, mematuhi arahan dari otoritas setempat, serta menghindari wilayah yang menjadi target strategis dalam konflik antarnegara.
Berlin tengah memantau perkembangan di Selat Hormuz secara seksama.
PANGLIMA Tertinggi Pasukan Darat Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Brigadir Jenderal Mohammad Pakpour mengeluarkan peringatan keras kepada Amerika Serikat.
Gelombang panas ekstrem yang diperkiakan mencapai 40 derajat celsius melanda wilayah timur Amerika Serikat, memengaruhi hampir 160 juta penduduk.
Pemerintah Iran menyerukan komunitas internasional untuk tidak tinggal diam terhadap serangan militer Israel yang didukung oleh Amerika Serikat (AS) terhadap sejumlah wilayah di Iran.
Ketahanan energi merupakan salah satu prioritas utama dalam visi pembangunan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ke depan.
"Indonesia harus menunjukkan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi dampak lanjutan dari dinamika kawasan Timur Tengah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved