Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Siapa di Balik Yayasan Kemanusiaan Gaza Buatan AS-Israel?

Ferdian Ananda Majni
16/6/2025 08:19
Siapa di Balik Yayasan Kemanusiaan Gaza Buatan AS-Israel?
Warga Palestina mengevakuasi seorang pria yang terluka di tengah antrean untuk menerima bantuan kemanusiaan di Kota Rafah, Gaza selatan, Minggu (15/6).(AFP)

ENTITAS baru yang didukung Amerika Serikat dan Israel untuk memberi bantuan pangan di Jalur Gaza, Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF), ternyata menimbulkan banyak masalah dan tanda tanya. GHF terdaftar di Kota Dover, Delaware, AS, dua minggu setelah Presiden AS Donald Trump menjabat. 

Sedikit yang diketahui tentang GHF. Yang pasti, kelompok tersebut menjadi pusat berita utama global di tengah kekacauan dan insiden mematikan hampir setiap hari saat warga Palestina yang kelaparan mencoba mencapai lokasinya.

Saksi mata baru-baru ini melaporkan pasukan Israel (IDF) menembaki kerumunan yang menuju lokasi bantuan. Israel mengatakan sedang menyelidiki sambil juga menuduh Hamas mencoba menyabotase operasi tersebut.

GHF mengatakan pada Kamis (12/6) bahwa delapan pekerja Palestina lokalnya tewas ketika Hamas menyerang salah satu bus mereka. Dalam insiden mematikan terbaru, kata rumah sakit setempat, setidaknya 15 warga Palestina tewas pada Sabtu (14/6) oleh tembakan Israel. 

Yayasan tersebut, yang menggunakan kontraktor keamanan bersenjata AS, mengabaikan PBB sebagai pemasok utama bantuan di Gaza. Para kritikus melihat GHF memungkinkan rencana pemerintah Israel untuk memindahkan warga Palestina ke selatan ke daerah yang lebih kecil di Gaza.

Namun, Israel--yang telah lama berusaha menyingkirkan PBB sebagai penyedia kemanusiaan utama bagi warga Palestina--berpendapat bahwa sistem alternatif diperlukan untuk menghentikan Hamas mencuri bantuan. Hamas membantahnya. 

Pada Maret, Israel menghentikan semua pasokan makanan dan bantuan lain ke Gaza saat melanjutkan perangnya melawan Hamas setelah gencatan senjata selama dua bulan. Israel mengatakan langkah tersebut, yang dikutuk secara luas, diambil untuk menekan Hamas agar membebaskan sandera tersisa.

PBB dan kelompok-kelompok bantuan menuntut akses. Kecaman internasional terhadap Israel pun meningkat. Di tengah kebuntuan ini muncul GHF yang dipromosikan oleh Israel dan diperjuangkan pemerintahan Trump. Akan tetapi, hampir tidak ada yang diketahui tentang asal-usulnya dan, yang terpenting, pihak yang mendanainya.

Dokumen bocor

Pada awal Mei, dokumen setebal 14 halaman yang bocor beredar di antara kelompok-kelompok bantuan dan jurnalis. Dokumen tersebut memaparkan konsep di balik GHF untuk menyediakan bantuan bagi warga Palestina dari beberapa pusat pengumpulan di Gaza yang diamankan oleh kontraktor swasta bersenjata. Di luar batas wilayah mereka, dijaga IDF.

Inisiatif tersebut tampaknya dirancang untuk mengabaikan PBB sebagai penyedia utama. Di antara para eksekutif yang tercantum dalam dokumen tersebut ialah Nate Mook, mantan bos lembaga amal World Central Kitchen; David Beasley, mantan kepala Program Pangan Dunia; dan Jake Wood, veteran Korps Marinir AS dan pakar tanggap bencana.

Dokumen tersebut juga mencantumkan seorang pensiunan letnan jenderal AS di dewan penasihatnya. Namun, setelah ditelusuri, Mook dan Beasley sejatinya bukan bagian dari yayasan tersebut. Dokumen tersebut tampaknya merupakan daftar keinginan untuk mencoba membangun dukungan dan kemungkinan sumbangan pribadi untuk dana tersebut.

Tidak ada petunjuk mengenai pembuat teks yang bocor tersebut. Jadi siapa sebenarnya yang menjalankan GHF? Jake Wood memang menjadi direktur eksekutif, tetapi dalam waktu dua minggu ia mengundurkan diri dengan mengatakan bahwa proyek tersebut melanggar prinsip-prinsip kemanusiaan.

Kantor tidak jelas

BBC lantas menuju alamat yang tercantum dalam pencarian catatan publik untuk GHF di pusat kota Dover. Bangunannya dari bata merah dengan dinding kayu pintu dan tidak ada bel pintu. Di koridor bagian dalam, dua perempuan muncul dari suatu kantor. Mereka mengaku tidak dapat membantu karena tidak tahu apa pun secara khusus tentang GHF.

Alamat tersebut sebenarnya ialah agen untuk mendirikan perusahaan--mendaftarkannya secara resmi--di Delaware, negara bagian yang dikenal dengan pendekatan yang tidak terlalu mengganggu terhadap transparansi perusahaan. Ketika ditanya tentang organisasi memiliki alamat terdaftar di sini, tetapi ternyata bukan kantor pusatnya, salah satu perempuan menjawab, "Agar mereka tidak terganggu."

BBC pun mengirim beberapa pesan kepada juru bicara GHF. Setelah meminta selama berhari-hari untuk wawancara yang direkam dengannya atau direktur eksekutif yang baru tentang donatur GHF dan orang-orang yang ada di dewan, hasilnya tidak ada yang diberikan.

Hunger Games

"Kurangnya transparansi yang nyata bagi kelompok kemanusiaan merupakan masalah yang kritis," kata Bill Deere, direktur kantor Washington DC untuk badan pengungsi Palestina PBB, UNRWA. Badannya menjadi fokus utama upaya pemerintah Israel untuk memutuskan hubungan antara PBB dan penduduk Gaza dan tahun ini dilarang beroperasi di Israel.

"Bagi orang-orang yang menyukai atau tidak menyukai PBB dan badan-badannya, Anda selalu dapat melacak uang kami. Kami sangat transparan tentang sumber dana kami berasal. Sebaliknya tidak seorang pun benar-benar tahu banyak tentang (GHF) ini," katanya.

Deere menggambarkan proyek bantuan baru itu sebagai jaringan distribusi Hunger Games, merujuk suatu judul film fiksi tentang kisah orang-orang yang berebut bertahan hidup dengan mengorbankan nyawa. Ia menyerukan agar PBB diizinkan kembali sepenuhnya ke Gaza untuk menyalurkan bantuan pangan kepada warga Palestina lagi secara profesional dan dalam skala besar.

"Saya tidak tahu, saya tidak dapat memahami, sebagai karyawan PBB atau bahkan sebagai warga Amerika, bagaimana dunia dapat menerima situasi ini?" imbuhnya. (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya