Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
KEPALA Staf Angkatan Bersenjata Israel Eyal Zamir pada Minggu (2/6), menginstruksikan perluasan serangan darat di Jalur Gaza, mencakup wilayah tambahan di bagian utara dan selatan, di tengah kondisi kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah tersebut.
Dalam pernyataan resminya, militer Israel menyebut bahwa instruksi Zamir disampaikan saat kunjungan lapangan dan evaluasi situasi di Gaza selatan.
Dia memerintahkan perluasan operasi darat ke wilayah tambahan di selatan dan utara Jalur Gaza.
Militer mengeklaim bahwa perluasan operasi ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan kembalinya para sandera dan kekalahan total Hamas.
Selain itu, Zamir juga memerintahkan pendirian pusat-pusat distribusi bantuan tambahan.
Namun, langkah ini muncul di tengah tudingan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi kemanusiaan internasional mengenai terjadinya kampanye kelaparan yang disengaja terhadap warga Gaza.
Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa 2,4 juta penduduk kini berada di ambang kelaparan akibat penutupan total jalur penyeberangan bantuan oleh Israel selama lebih dari 90 hari.
Sejak 27 Mei, Israel menjalankan inisiatif bantuan sendiri melalui entitas bernama Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Namun, badan ini tidak diakui oleh PBB maupun organisasi bantuan besar lainnya.
Distribusi bantuan dilakukan di area yang disebut sebagai zona penyangga di Gaza selatan, tetapi sering kali terganggu oleh kerumunan warga yang kelaparan dan aksi kekerasan dari pasukan Israel.
Pada Minggu (1/6) pagi, pasukan Israel dilaporkan menembaki kerumunan warga di lokasi distribusi bantuan di Rafah, Gaza selatan, yang menewaskan hampir 50 orang dan melukai lebih dari 200 lainnya.
Banyak dari korban mengalami luka kritis, menurut laporan dari kantor media Gaza.
Perluasan militer ini merupakan bagian dari Operasi Kereta Perang Gideon. Media Israel sebelumnya melaporkan bahwa militer berencana menguasai hingga 75% wilayah Jalur Gaza dalam dua bulan ke depan.
Sejak Israel menutup total jalur bantuan ke Gaza pada 2 Maret, wilayah tersebut mengalami kehancuran kemanusiaan yang belum pernah terjadi—tanpa pasokan makanan, obat-obatan, maupun bahan bakar.
Serangan militer intensif yang diklaim sebagai upaya menumpas Hamas telah menyebabkan korban jiwa sipil yang sangat besar.
Menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata, Israel terus melanjutkan serangan besar-besaran sejak Oktober 2023.
Hingga kini, lebih dari 54.400 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Lembaga-lembaga bantuan internasional terus memperingatkan risiko kelaparan yang meluas di wilayah Gaza.
Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Selain itu, Israel juga sedang menghadapi gugatan kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait tindakan brutal terhadap warga sipil di Jalur Gaza. (Anadolu/Fer/I-1)
PM Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel berniat mengambil alih kendali penuh atas Jalur Gaza.
Donald Trump membahas rencana peningkatan peran AS dalam penyaluran bantuan kemanusiaan ke Gaza.
PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengisyaratkan bahwa ia tidak akan menghalangi rencana Israel untuk menguasai sepenuhnya Jalur Gaza, Palestina.
OTORITAS dalam negeri Jalur Gaza, Palestina, mendesak dihentikan penerjunan bantuan kemanusiaan via udara karena justru dapat memperburuk situasi dan menimbulkan korban jiwa baru.
Pezeshkian menekankan kembali dukungan Iran yang teguh terhadap perjuangan Palestina dan mendesak negara-negara muslim lainnya untuk mengambil sikap yang lebih tegas.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan bahwa keputusan untuk menduduki seluruh wilayah Gaza sepenuhnya berada di tangan Israel.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved