Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Puluhan Warga Palestina Tewas Diserang Israel saat Antre Bantuan

Ferdian Ananda Majni
02/6/2025 13:39
Puluhan Warga Palestina Tewas Diserang Israel saat Antre Bantuan
Ilustrasi(AFP)

SEDIKITNYA 50 warga Palestina tewas dan lebih dari 200 lainnya mengalami luka-luka pada Minggu (1/6), setelah pasukan Israel melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga sipil yang tengah mengantre bantuan kemanusiaan di al-Mawasi, wilayah barat Rafah, Gaza selatan. 

Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan bahwa 28 jenazah telah dipindahkan ke Rumah Sakit Nasser di Khan Younis, sementara 21 lainnya dibawa ke Rumah Sakit Lapangan Palang Merah. 

"Lebih dari 200 warga terluka akibat tembakan langsung pasukan Israel," demikian laporan Kementerian itu dalam pernyataannya dilansir Anadolu, Senin (2/6).

Saksi mata mengungkapkan bahwa ribuan orang telah berkumpul sejak pagi di sebuah pusat distribusi bantuan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza, sebuah organisasi Amerika yang disebut-sebut mendapat dukungan Israel.

Ketika warga mendekat ke lokasi distribusi, kendaraan militer Israel menembaki mereka, disusul serangan drone yang menjatuhkan bahan peledak, mengakibatkan banyak korban jiwa dan luka.

Seorang pejabat medis menggambarkan situasi di sekitar lokasi kejadian sebagai sangat berbahaya dan ambulans kesulitan mencapai korban karena tembakan yang masih terus berlangsung. 

"Beberapa korban bahkan harus dievakuasi menggunakan gerobak dorong," katanya.

Serang warga sipil

Di saat yang sama, menurut para saksi, pasukan Israel juga menyerang warga sipil yang berada di dekat pusat bantuan Amerika lainnya di sekitar Koridor Netzarim, Gaza tengah. 

Di Rumah Sakit Al-Awda di kamp pengungsi Nuseirat, satu orang dilaporkan tewas dan sedikitnya 20 lainnya terluka setelah Israel menembaki kerumunan warga di dekat kamp pengungsi Bureij.

Menanggapi laporan tersebut, juru bicara militer Israel Avichay Adraee menyatakan bahwa tidak ada informasi mengenai korban luka akibat tembakan militer di pusat distribusi bantuan. Dia menambahkan bahwa kasus ini tengah dalam proses penyelidikan.

Sementara itu, Kantor Media Pemerintah Gaza menuduh Israel menggunakan bantuan kemanusiaan sebagai alat perang secara sistematis dan kejam. 

Mereka menyebut bahwa Israel memanfaatkan kelaparan warga sipil untuk memaksa mereka berkumpul di zona pembantaian terbuka.

Media Israel melaporkan bahwa Israel telah menyusun rencana untuk membangun empat titik distribusi bantuan di wilayah selatan dan tengah Gaza, sebagai bagian dari upaya memindahkan warga Palestina dari Gaza utara ke arah selatan. 

Wilayah tanpa penduduk

Radio Angkatan Darat Israel menyebut bahwa strategi ini ditujukan untuk menjadikan Gaza utara sebagai wilayah tanpa penduduk.

Namun, rencana distribusi bantuan yang didukung Amerika Serikat itu mendapat kritik keras dari warga Palestina dan organisasi kemanusiaan internasional. 

Sejak 2 Maret, Israel menutup seluruh penyeberangan perbatasan, menghentikan masuknya makanan, obat-obatan, bahan bakar, dan pasokan penting lainnya bagi 2,4 juta penduduk Gaza.

Israel terus melanjutkan serangan militer besar-besaran ke wilayah Gaza sejak Oktober 2023, menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata. 

Hingga kini, hampir 54.400 warga Palestina telah dilaporkan tewas, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. 

Terancam kelaparan

Lembaga bantuan dunia memperingatkan bahwa lebih dari dua juta warga Gaza kini terancam kelaparan.

Pada November lalu, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. 

Israel juga tengah menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional terkait kejahatan terhadap warga sipil di wilayah tersebut. (Fer/I-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya