Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Warga Israel Demonstrasi di Rumah Netanyahu terkait Demokrasi dan Sandera

Wisnu Arto Subari
25/3/2025 08:52
Warga Israel Demonstrasi di Rumah Netanyahu terkait Demokrasi dan Sandera
Demonstrasi warga Israel menuntut pembebasan sandera dan penghentian perang.(Dok The Jerusalem Post)

PARA pengunjuk rasa berkumpul di luar kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di Jalan Aza untuk hari keenam berturut-turut unjuk rasa di Jerusalem dan hari ketujuh unjuk rasa besar menyusul pengumuman niat pemerintah untuk memecat kepala Shin Bet (Badan Keamanan Israel) Ronen Bar.

Mereka yang berkumpul membawa bendera Israel dan bendera kuning untuk para sandera. Beberapa mengenakan topi merah bertuliskan kata-kata, "Akhiri perang sialan ini," dan memegang poster yang memprotes serangan yang dianggap dilakukan Netanyahu terhadap demokrasi Israel.

Para pengunjuk rasa berkumpul untuk melakukan protes oleh gerakan protes Shift 101 untuk para sandera. Mereka berkumpul di dekat Lapangan Paris, Jerusalem.

Sementara para pengunjuk rasa berkumpul di luar rumah perdana menteri sepanjang hari, lebih banyak lagi yang mengambil bagian dalam demonstrasi yang lebih besar di pada sore hingga malam.

Protes awalnya pecah minggu lalu di seluruh negeri setelah Netanyahu mengumumkan niatnya untuk memajukan pemecatan Bar, langkah yang dilihat oleh banyak orang sebagai ancaman langsung terhadap demokrasi. Sebagian karena peran lembaga tersebut dalam menyelidiki kasus Qatargate dan kemungkinan keterlibatan perdana menteri di dalamnya.

Seruan untuk melakukan protes meningkat 

Unjuk rasa juga dipandang sebagai tanggapan berkelanjutan terhadap reformasi peradilan yang sangat kontroversial.

Seruan untuk berdemonstrasi semakin meningkat saat negara itu kembali bertempur di Gaza pada Selasa. 

Para pengunjuk rasa menyerukan prioritas untuk membawa pulang para sandera dan menuduh pemerintah mengembalikan berperang sebagai bagian dari langkah politik untuk mempertahankan kekuasaan dan bukan untuk kebaikan rakyat. (The Jerusalem Post/I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya