Trump akan Stop Pasok Obat Tuberkulosis, Dunia Berpotensi Hadapi Krisis Pengobatan Tb

M Iqbal Al Machmudi
30/1/2025 17:44
Trump akan Stop Pasok Obat Tuberkulosis, Dunia Berpotensi Hadapi Krisis Pengobatan Tb
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang akan mengeluarkan kebijakan menghentikan pasokan obat Tuberkulosis.(Dok. Instagram Real Donald Trump)

STOP Tb Partnership Indonesia (STPI) menyayangkan pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang berencana akan menghentikan pasokan obat Tuberkulosis (Tb), Malaria, dan HIV untuk negara miskin di seluruh dunia. Ketua Yayasan STPI Nurul Luntungan mengatakan kebijakan itu berdampak negatif pada perjuangan kemanusiaan untuk kesehatan, khususnya pengobatan Tb di seluruh dunia.

"Hal ini sangat disayangkan, keputusan yang sangat besar dampaknya pada kehidupan manusia dan memiliki dampak risiko penyebaran penyakit secara global. Kebijakan yang sepertinya merupakan keputusan politis untuk menunjukkan kekuasaan. Kalaupun mereka ingin melihat efisiensi, harusnya bisa dilakukan dengan melakukan langkah bertahap dengan upaya mitigasi risiko," kata Nurul dalam keterangannya, Kamis (30/1).

Keputusan yang mengejutkan dari Presiden Donald Trump, bisa memberikan efek buruk baik dalam penanggulangan Tb, termasuk di Indonesia.

Nurul berharap, agar kedepannya semua pihak tidak membuat keputusan instan yang bisa melunturkan nilai kemanusiaan.

"Bantuan-bantuan yang sifatnya kemanusiaan, harusnya memiliki analisis kebijakan yang bijak, apalagi terhadap isu kesehatan yang menyangkut nyawa manusia seperti Tb, kedepannya semoga penerima manfaat, masih bisa memiliki kesempatan untuk mendapatkan akses yang layak, termasuk obat-obatan, karena hal inilah yang akan menyelamatkan jiwa mereka," jelasnya.

Bukan hanya mereka atau negara-negara kecil yang akan terdampak jika akses layanan dihentikan, tetapi Amerika Serikat juga akan mendapatkan dampak buruk, karena rantai penyebaran Tb yang hampir putus, seperti tersambung kembali.

Direktur Eksekutif STPI Henry Diatmo menyebutkan PBB dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan tujuan ambisius untuk mengeliminasi Tb pada tahun 2030 sebagai bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Penghentian pendanaan dan akses obat-obatan yang vital untuk pengobatan Tb akan merusak strategi bahkan menggagalkan eliminasi global ini.

"Jika kebijakan ini terus dilanjutkan, tidak hanya kita gagal mengakhiri pandemi TBC, tetapi juga akan menghambat pencapaian kemajuan dalam hal kesejahteraan global," kata Henry.

Saat ini Indonesia sudah menjadi negara dengan beban Tb tertinggi ke 2 di dunia, Pemerintah Indonesia sudah memasukan isu Tb ke dalam isu prioritas pemerintahan Presiden RI Prabowo 2024-2029, dengan adanya pernyataan Trump tentu akan menjadi langkah mundur dalam penanggulangan Tb.

"Selama ini semua pihak terus berupaya bersama, namun dengan adanya narasi seperti yang disampaikan Donald Trump, ini menjadi langkah mundur, ibaratnya tiba-tiba kita mendapatkan  sabotase dalam upaya penanggulangan TBC," pungkasnya.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya