Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penemuan Koin Cunobelin: Bukti Rampasan Perang Romawi di Britania

Thalatie K Yani
28/1/2025 12:00
Penemuan Koin Cunobelin: Bukti Rampasan Perang Romawi di Britania
Sekelompok koin Inggris yang memuat nama Raja Cunobelin, ditemukan di Belanda, diidentifikasi sebagai hasil rampasan perang dari tentara Romawi pada penaklukan Britania.(RMO)

SEKUMPULAN koin Inggris yang bertuliskan nama Raja Cunobelin. Koin yang ditemukan di sebuah ladang di Belanda telah diidentifikasi sangat mungkin sebagai hasil rampasan perang dari seorang tentara Romawi pada penaklukan Britania.

Sebanyak 44 koin emas, yang dikenal sebagai staters, ditemukan bersama 360 koin Romawi oleh dua arkeolog amatir dengan detektor logam di sebuah ladang di Bunnik, dekat Utrecht. Koin-koin tersebut diyakini diberikan sebagai upah militer.

Stater-stater tersebut memuat nama raja Celtic Inggris yang juga dikenal sebagai Cunobelinus, yang diabadikan Shakespeare sebagai Cymbeline dalam drama dengan judul yang sama, yang memerintah antara tahun 5 Masehi - 40 Masehi di wilayah tenggara Britania.

Analisis terhadap koleksi komposisi campuran pertama, yang ditemukan di daratan Eropa ini menunjukkan koin-koin tersebut sengaja dikuburkan di sebuah lubang dangkal dan disimpan dalam kantong kain atau kulit.

Koin-koin yang ditemukan kurang dari 30 cm di bawah permukaan tanah tersebut, diperkirakan setara dengan gaji seorang tentara Romawi selama 11 tahun.

Empat staters Inggris dianggap sebagai isu pasca kematian, kemungkinan diterbitkan penerus Cunobelinus sebagai penguasa suku Catuvellauni, yaitu saudara-saudara Togodumnus dan Caratacus, sekitar tahun 43 Masehi.

Rentang kronologis yang luas pada koin-koin tersebut menunjukkan koin-koin tersebut tidak dipilih berdasarkan kualitas, kandungan emas, atau beratnya, melainkan diambil dari peredaran dalam sebuah peristiwa tunggal, yang konsisten dengan rampasan dari penaklukan awal Romawi atas Britania di bawah jenderal Aulus Plautius (43-47 Masehi).

Koin-koin tersebut mungkin didistribusikan ke tentara sebagai donativum, hadiah uang yang sering diberikan kepada tentara Romawi sebagai penghargaan setelah kampanye yang sukses, menurut Museum Nasional Antikuitas Belanda di Leiden, tempat koin-koin tersebut dipamerkan.

Dari koin-koin Romawi, 72 adalah aurei emas, mata uang bernilai tinggi, dan 288 adalah denarii perak. Koin-koin tersebut berasal dari sekitar tahun 200 SM hingga 47 Masehi. Koin yang paling baru dalam harta karun ini, yang dicetak antara tahun 46-47 Masehi, menampilkan potret Kaisar Claudius.

Tanda yang identik pada koin-koin tersebut menunjukkan mereka dicetak sebagai bagian dari satu batch. Di antara koin-koin perak terdapat koin Romawi dari zaman Julius Caesar. Salah satu koin menampilkan Juba, raja Numidia di Afrika Barat Laut – yang sekarang adalah Aljazair.

Penemuan ini dilakukan Gert-Jan Messelaar dan Reinier Koelink pada Oktober 2023. Mereka menemukan 381 koin dan penggalian kedua oleh Badan Warisan Budaya Belanda mengungkapkan 23 koin tambahan. “Kami membuka sebotol sampanye,” kenang Messelaar tentang penemuan pertama. “Anda tidak pernah menemukan ini.”

Area tempat koin-koin tersebut ditemukan adalah lokasi di mana orang Romawi mempersiapkan diri untuk menyeberang ke Britania. Kini tampaknya tempat itu juga merupakan daerah yang dikunjungi kembali pasukan penakluk setelah kembali ke daratan.

Lubang tempat koin-koin tersebut mungkin dikuburkan kemungkinan besar digali di daerah yang tergenang dan dekat dengan saluran air yang tidak cocok untuk pemukiman dan pertanian.

Anton Cruysheer, dari Yayasan Lanskap dan Warisan Utrecht, mengatakan: “Ini adalah pertama kalinya bukti fisik dari kembalinya pasukan ditemukan. Ternyata mereka kembali dengan segala macam barang. Itu adalah informasi baru.”

Britania terdiri dari beberapa kerajaan terpisah sebelum Claudius memerintahkan Aulus Plautius untuk menginvasi dengan kekuatan empat legiun yang diperkuat oleh 20.000 tentara tambahan.

Caratacus dan Togodumnus telah memimpin serangan terhadap suku Atrebates, yang memiliki hubungan politik dan perdagangan dengan Romawi, memperluas wilayah pengaruh Catuvellauni yang anti-Romawi lebih jauh ke barat dari tanah asal mereka di utara Sungai Thames. (The Guardian/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya