Headline

. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.

Fokus

Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.

Paus Fransiskus Sebut Rencana Deportasi Massal Donald Trump Sebagai "Aib"

Thalatie K Yani
20/1/2025 09:56
Paus Fransiskus Sebut Rencana Deportasi Massal Donald Trump Sebagai
Paus Fransiskus(Vatican news)

PAUS Fransiskus mengkritik rencana Presiden terpilih AS, Donald Trump, untuk mendeportasi imigran sebagai sebuah "aib."

Dalam sebuah wawancara dengan televisi Italia, Paus ditanya tentang rencana pemerintahan Trump yang akan datang untuk mengusir imigran tanpa dokumen melalui serangkaian perintah eksekutif terkait imigrasi

“Jika ini benar, itu akan menjadi sebuah aib, karena ini membuat orang-orang miskin yang tidak punya apa-apa membayar tagihan yang belum dibayar. Ini tidak dapat diterima. Ini bukan cara untuk menyelesaikan masalah,” kata Fransiskus dalam wawancara, Minggu.

Paus telah menjadikan advokasi untuk para migran sebagai bagian utama dari kepemimpinannya, dengan menegaskan mereka harus disambut dan diintegrasikan ke dalam masyarakat.

Topik ini juga memiliki resonansi pribadi bagi Paus Fransiskus. Dalam autobiografi terbarunya, Paus mengenang bagaimana kakek nenek dan ayahnya berencana berlayar pada 927 dengan kapal Principessa Mafalda dari Italia ke Argentina, tetapi kapal tersebut tenggelam dan menyebabkan banyak korban jiwa. Mereka akhirnya berangkat dengan pelayaran lain.

Fransiskus juga memberikan sinyal, dia siap mengambil pendekatan kritis terhadap pemerintahan Trump yang akan datang melalui pengangkatan Kardinal Robert McElroy sebagai Uskup Agung baru Washington, DC.

McElroy menggambarkan deportasi massal imigran sebagai "tidak sesuai dengan doktrin Katolik."

Pada Minggu, Kardinal Blase Cupich dari Chicago juga mengkritik rencana deportasi tersebut. Tahun 2016, Fransiskus menyebut pandangan anti-imigrasi Trump saat masih menjadi calon presiden sebagai "tidak Kristen."

Komentar terbaru Fransiskus disampaikan dalam wawancara dengan acara bincang-bincang Che Tempo Che Fa yang disiarkan di Nove, yang dimiliki perusahaan induk CNN, Warner Bros. Discovery.

Dalam wawancara itu, Paus juga mengatakan dia menunjuk seorang biarawati, Suster Raffaella Petrini, sebagai presiden komisi yang mengatur Negara Kota Vatikan.

Petrini akan menggantikan seorang kardinal dalam peran barunya dan diharapkan mulai menjabat pada bulan Maret. Penunjukannya mengikuti keputusan Paus awal bulan ini untuk menunjuk pemimpin perempuan pertama di sebuah departemen Vatikan.

Paus juga menyebutkan bahwa lengan kirinya, yang sebelumnya digendong setelah cedera akibat jatuh, kini "sudah bisa bergerak lebih baik." (CNN/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik