Justin Trudeau Tolak Ancaman Donald Trump untuk Gabungkan Kanada ke Amerika Serikat

Thalatie K Yani
08/1/2025 05:24
Justin Trudeau Tolak Ancaman Donald Trump untuk Gabungkan Kanada ke Amerika Serikat
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, dengan tegas menolak ancaman Presiden terpilih AS, Donald Trump, yang ingin menggabungkan Kanada sebagai negara bagian ke-51. (Media sosial X)

PERDANA Menteri Kanada, Justin Trudeau, menegaskan menolak ancaman Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump. Ia menyatakan kemungkinan tersebut "tidak akan pernah terjadi."  

Presiden terpilih Trump dalam beberapa minggu terakhir berulang kali menyatakan keinginan agar Kanada menjadi negara bagian ke-51 AS.  

"Hapus garis yang digambar secara artifisial itu, dan lihat hasilnya. Ini juga akan jauh lebih baik untuk keamanan nasional," kata Trump dalam konferensi pers di kediamannya di Mar-a-Lago, Florida, Selasa lalu.  

Trump kembali mengancam akan memberlakukan tarif besar pada barang-barang Kanada kecuali negara itu meningkatkan keamanan di perbatasan bersama dengan AS.  

Ancaman tarif ini muncul di saat yang sulit secara politik bagi Kanada. Pada hari Senin, Trudeau mengumumkan pengunduran dirinya, meski akan tetap menjabat sebagai perdana menteri hingga Partai Liberal memilih pemimpin baru pada akhir Maret.  

Parlemen Kanada ditangguhkan hingga 24 Maret untuk memberi waktu bagi proses pemilihan kepemimpinan.  

Para ekonom memperingatkan bahwa jika Trump benar-benar menerapkan tarif setelah pelantikannya pada 20 Januari, hal ini dapat merugikan perekonomian Kanada secara signifikan.  

Menurut data pemerintah Kanada, hampir C$3,6 miliar (US$2,5 miliar) barang dan jasa melintasi perbatasan setiap hari pada 2023.  

Pemerintah Trudeau menyatakan sedang mempertimbangkan penerapan tarif balasan jika ancaman Trump terlaksana. Trudeau juga menulis di platform X bahwa pekerja dan komunitas di kedua negara diuntungkan dari hubungan dagang dan keamanan yang erat.  

Selama konferensi pers panjang di Mar-a-Lago, Trump mengungkapkan keprihatinannya tentang peredaran narkoba dari Meksiko dan Kanada ke AS.  

Seperti Kanada, Meksiko juga menghadapi ancaman tarif sebesar 25%. Namun, data AS menunjukkan jumlah fentanil yang disita di perbatasan AS-Kanada jauh lebih sedikit dibandingkan dengan perbatasan selatan.  

Kanada telah berjanji untuk memperkuat keamanan perbatasan dengan langkah-langkah baru, termasuk meningkatkan pengawasan dan menambahkan satuan tugas gabungan untuk menargetkan kejahatan terorganisir lintas negara.  

Trump mengatakan bahwa ia tidak mempertimbangkan penggunaan kekuatan militer untuk menjadikan Kanada bagian dari AS, tetapi ia mengkritik pengeluaran militer negara tersebut.  

"Mereka memiliki militer yang sangat kecil. Mereka mengandalkan militer kami. Itu tidak apa-apa, tetapi mereka harus membayar untuk itu. Ini sangat tidak adil," katanya.  

Kanada telah berada di bawah tekanan untuk meningkatkan anggaran pertahanannya karena masih belum mencapai target yang ditetapkan bagi anggota NATO.  

Saat ini, anggaran pertahanan Kanada sebesar C$27 miliar (US$19,8 miliar), tetapi pemerintah Trudeau berjanji akan meningkatkannya hingga hampir C$50 miliar pada tahun 2030.  

Perdana Menteri British Columbia, David Eby, mengatakan sejumlah pemimpin provinsi Kanada akan segera melakukan perjalanan ke Washington DC untuk melobi menentang kemungkinan tarif tersebut.  

Pada hari Senin, Doug Ford, pemimpin provinsi Ontario yang merupakan wilayah terpadat di Kanada, meminta Trudeau untuk menghabiskan sisa masa jabatannya bekerja dengan provinsi-provinsi dalam menghadapi ancaman Trump.  

"Para pemimpin provinsi memimpin negara saat ini," katanya dalam wawancara dengan BBC News.  

Ontario sangat bergantung pada perdagangan dengan AS. Provinsi ini merupakan pusat industri otomotif Kanada, dengan total perdagangan lebih dari C$493 miliar (US$350 miliar) pada tahun 2023.  

"Pesan saya adalah mari kita bekerja sama, mari kita bangun hubungan dagang yang lebih kuat - bukan melemahkannya," kata Ford.  

Ford memperingatkan bahwa Kanada "akan membalas dengan keras" jika pemerintahan Trump melanjutkan ancaman tersebut. Ia juga menyoroti hubungan ekonomi yang erat antara kedua negara, termasuk di sektor energi.  

AS sangat bergantung pada listrik dari Ontario, yang menerangi 1,5 juta rumah dan bisnis di Amerika, katanya.  

Dalam konferensi pers awal pekan ini, Ford juga membalas komentar Trump tentang negara bagian ke-51.  

"Saya punya penawaran balik. Bagaimana jika kita membeli Alaska dan sekaligus Minneapolis serta Minnesota?" kata Ford. (BBC/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya