Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Natal di Betlehem, Umat Kristiani Merayakan Kelahiran Yesus di Bawah Bayang-Bayang Perang Gaza

Ferdian Ananda Majni
25/12/2024 09:31
Natal di Betlehem, Umat Kristiani Merayakan Kelahiran Yesus di Bawah Bayang-Bayang Perang Gaza
Kota Betlehem(Dok. Britannica)

PERAYAAN Natal di Betlehem tahun ini tampak muram. Di tempat kelahiran Yesus itu Natal tak meriah seperti biasanya, suasana muram hadir di bawah bayang-bayang serangan Israel di Gaza.

Di tengah ketegangan akibat perang yang masih berkecamuk di Gaza, kota yang menjadi simbol perdamaian ini akan melewati Natal untuk kedua kalinya dalam kondisi yang jauh dari meriah.

Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, Alun-Alun Manger yang biasanya dipenuhi lampu hias dan pohon raksasa sebagai ciri khas Natal di Betlehem kini tampak kosong.

Tidak ada kerumunan wisatawan dan  Pawai marching band pemuda yang biasanya menjadi bagian dari perayaan Natal di Betlehem juga tidak terlihat.

“Tahun ini, kami membatasi kegembiraan kami,” kata Wali Kota Betlehem Anton Salman melansir Al Jazeera, Rabu (25/12).

Anton Salman mengatakan, meskipun perayaan Natal kali ini terkesan sepi, pesan perdamaian tetap menjadi yang utama.

"Selalu, pesan Betlehem adalah pesan perdamaian dan harapan," kata Salman.

Doa-doa, termasuk misa tengah malam yang terkenal di Gereja Kelahiran, akan tetap diadakan di hadapan Patriark Latin Gereja Katolik, tetapi perayaannya akan lebih bersifat keagamaan daripada perayaan meriah yang pernah diadakan di kota itu.

Para pramuka Palestina berbaris tanpa suara di jalan-jalan, berbeda dari marching band kuningan mereka yang biasa. Beberapa membawa tanda bertuliskan, "Kami menginginkan kehidupan, bukan kematian."

Sementara itu, pasukan keamanan Palestina memasang penghalang di dekat Gereja Kelahiran, yang dibangun di atas tempat di mana Yesus diyakini telah lahir dan seorang pekerja membersihkan tempat sampah.

"Namun di hari-hari ini, kami juga mengirimkan pesan kepada dunia: Perdamaian dan harapan, tetapi dunia harus bekerja untuk mengakhiri penderitaan kami sebagai bangsa Palestina," ujarnya.

Jurnalis Nida Ibrahim mengatakan sebelum perang di Gaza, pusat kota Betlehem dipenuhi orang-orang pada hari Natal.

"Akan ada lampu di mana-mana. Juga, akan ada panggung utama tempat lagu-lagu dan kidung Natal akan dinyanyikan sebagai persiapan untuk musim perayaan ini," katanya kepada Al Jazeera.

Di Betlehem, Natal bukan sekadar perayaan bagi umat Kristen, "Itu adalah hari libur nasional di mana umat Muslim dan Kristen merasa itu adalah kesempatan bagi mereka untuk merasakan sukacita saat mereka hidup di bawah pendudukan militer selama puluhan tahun," tambahnya.

Ibrahim mengatakan penduduk Betlehem sangat sedih melihat warga Palestina di Gaza menghadapi pemboman berkelanjutan, yang telah menewaskan lebih dari 45.000 orang sejak Oktober tahun lalu. (Z-9)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya