Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Rezim Partai Baath Suriah Tumbang Setelah 61 Tahun Berkuasa

Ferdian Ananda Majni
09/12/2024 08:58
Rezim Partai Baath Suriah Tumbang Setelah 61 Tahun Berkuasa
Warga Suriah merayakan kejatuhan rezim Bashar Al-Assad.(Dok. Al Jazeera)

KEKUASAAN 61 tahun rezim Partai Baath Suriah tumbang pada Minggu (8/12) setelah ibu kota Damaskus lepas dari kendali rezim Bashar Al-Assad. Partai Sosialis Arab Baath pertama kali berkuasa di Suriah pada 1963 melalui kudeta militer.

Pada 1970, Hafez al-Assad, ayah dari Bashar al-Assad, penguasa Suriah yang baru saja terguling, mengambil alih kekuasaan melalui kudeta internal partai dan menjadi presiden pada 1971. Setelah kematian Hafez al-Assad pada tahun 2000, Bashar al-Assad melanjutkan kepemimpinan rezim Baath.

Di tengah rumor bahwa Assad melarikan diri dari Damaskus dengan pesawat menuju Kota Homs, nasib dan keberadaannya saat ini tidak jelas. Perdana Menteri (PM) Suriah Mohammad Ghazi Al-Jalali mengaku tidak mengetahui keberadaan Presiden Bashar Al-Assad maupun Menteri Pertahanan Ali Mahmoud Abbas.

Al-Jalali bersama 18 menteri kabinet lainnya telah memutuskan untuk tetap bertahan di Damaskus, meski menghadapi tekanan besar. Mereka tidak akan meninggalkan ibu kota Suriah itu atau melarikan diri ke negara lain.

"Saya tak memiliki informasi apa pun soal keberadaan Presiden Bashar Al-Assad dan Menhan Ali Abbas," kata Al-Jalali

Oposisi Suriah telah mengumumkan dalam pernyataan yang disiarkan televisi bahwa mereka telah membebaskan Damaskus dan menggulingkan rezim 24 tahun Presiden Bashar al Assad dan menyatakan semua tahanan telah dibebaskan. Pihak oposisi mengatakan mereka telah menggulingkan kekuasaan Bashar al-Assad.

Para pengunjuk rasa bangkit melawan rezim pada Sabtu (7/12) malam di wilayah Damaskus, sementara pasukan rezim menarik diri dari lokasi-lokasi penting seperti kementerian pertahanan, kementerian dalam negeri dan bandara internasional.

Dengan masuknya pengunjuk rasa ke wilayah-wilayah penting, rezim telah kehilangan sebagian besar kendalinya atas ibu kota.

Para tahanan di Penjara Sednaya di Damaskus, yang terkenal karena hubungannya dengan rezim dan praktik penyiksaan yang terkenal kejam, dibebaskan oleh para demonstran yang menyerbu fasilitas tersebut.

Pasukan oposisi telah menguasai sebagian besar pusat kota Aleppo dan mendominasi provinsi Idlib pada 30 November. Menyusul bentrokan hebat pada hari Kamis (5/12), kelompok oposisi mengambil alih pusat kota Hama dari pasukan rezim.

Kelompok anti-rezim merebut beberapa permukiman di provinsi penting Homs yang strategis dan mulai bergerak menuju ibu kota Suriah. Pada Jumat (6/12), kelompok oposisi Suriah menguasai Daraa di Suriah selatan dekat perbatasan Yordania.

Sebelumnya, mereka menguasai provinsi Suwayda di selatan dan pasukan oposisi lokal di Quneitra menguasai ibu kota provinsi tersebut. (TRT World/Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya