Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Larang Azan Berkumandang, Menteri Israel Mengaku Contoh Negara Arab

Dhika Kusuma Winata
03/12/2024 16:37
Larang Azan Berkumandang, Menteri Israel Mengaku Contoh Negara Arab
Itamar Ben Gvir.(Al Jazeera)

MENTERI Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, melarang masjid melantunkan azan atau panggilan untuk salat umat Islam dengan alasan mengganggu penduduk Yahudi. Kebijakan tersebut menyulut kritik. Aktivis menilai Israel hendak menguasai ruang publik di wilayah pendudukan. 

Ben Gvir membela tindakannya diperlukan dengan dalih memerangi kebisingan. Dalam wawancara dengan Channel 12, Ben Gvir merasa bangga dengan kebijakannya. Dia menuding suara azan yang diperdengarkan melalui pengeras suara merupakan bahaya bagi penduduk Israel. 

"Dalam perdebatan kami muncul bahwa sebagian besar negara barat, dan bahkan beberapa negara Arab, membatasi kebisingan dan memiliki banyak undang-undang tentang masalah tersebut. Hal itu hanya diabaikan di Israel," kata kantor Ben Gvir dalam suatu pernyataan. 

Bagi warga Palestina, larangan tersebut sebagai serangan provokatif terhadap komunitas dan hak beragama mereka. Anggota parlemen dan pemimpin partai Taal, Ahmad Tibi, mengutuk keputusan tersebut. 

"Ben Gvir ingin membakar daerah itu atas dasar agama," katanya. "Di masa lalu, ada upaya untuk meloloskan undang-undang yang melarang panggilan untuk salat di kota-kota campuran. Posisi kami dalam masalah ini, di sektor Arab, ialah menentang masuknya polisi. Azan akan terus dikumandangkan karena Islam akan terus berlanjut," imbuh Tibi. 

Tibi menuduh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berada di balik tindakan Ben Gvir. Para pembela hak asasi manusia dan wali kota Palestina juga mengecam larangan tersebut sebagai tindakan diskriminatif oleh pemerintah Israel. 

Pengacara sekaligus aktivis HAM Khaled Zabarqa kepada Middle East Eye mengatakan tindakan Ben Gvir lebih dari sekadar provokasi. Menurutnya, hal ini terkait dengan konsep negara Yahudi dan implikasinya yaitu kontrol atas ruang publik. 

"Saat ini, ruang publik dipenuhi dengan berbagai simbol keagamaan dan nasional. Salah satu simbol keagamaan ini, yang mengingatkan mereka lima kali sehari, ialah azan, yang menandakan kehadiran orang lain di sini. Inilah yang tidak mereka inginkan," ungkapnya. 

Ben Gvir memiliki rekam jejak menentang azan. Pada 2013 jauh sebelum memangku jabatan, Ben Gvir dan sekelompok aktivis sayap kanan mengganggu penduduk lingkungan Ramat Aviv di Tel Aviv yang mengumandangkan azan melalui pengeras suara. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya