PBB Desak Pertempuran di Aleppo Suriah Segera Dihentikan

Irvan Sihombing
02/12/2024 20:52
PBB Desak Pertempuran di Aleppo Suriah Segera Dihentikan
Pemberontak Suriah(Al Jazeera)

KOORDINATOR Residen dan Kemanusiaan PBB untuk Suriah Adam Abdelmoula pada Minggu (1/12) mendesak agar pertempuran segera dihentikan di Aleppo, Suriah barat laut, dan dialog antara pihak-pihak terkait dilakukan secepatnya.

"Eskalasi kekerasan yang terjadi di Aleppo sejak Rabu (27/11) lalu telah mengakibatkan hilangnya nyawa warga sipil tak berdosa, termasuk perempuan dan anak-anak, kerusakan pada infrastruktur sipil, dan penghentian sementara layanan-layanan esensial," ujar Abdelmoula dalam sebuah pernyataan.

"Hal itu terjadi saat banyak orang yang tak terhitung jumlahnya, dengan banyak di antaranya menderita trauma akibat pengungsian, kini terpaksa kembali mengungsi, meninggalkan rumah dan mata pencarian mereka," kata Abdelmoula.

Saat ini, Suriah kembali bergolak lantaran kelompok pemberontak Hayat Tahrir Al Sham menyerang negara tersebut dan menguasai sejumlah kota. Presiden Suriah Bashar Al Assad sampai harus mengerahkan pasukan ke wilayah-wilayah yang dikuasai Hayat Tahrir Al Sham termasuk Aleppo.

Di sisi lain, Angkatan Darat Nasional Suriah (SNA) juga sedang membebaskan Desa Hirbil di sebelah timur distrik pusat Tel Rifaat dalam Operasi Fajar Kebebasan melawan kelompok teror Partai Pekerja Kurdistan (PKK)/Unit Perlindungan Rakyat (YPG) di Suriah.

"Kami mendesak semua pihak yang bertikai untuk segera menghentikan pertempuran dan memprioritaskan perlindungan terhadap warga sipil dan pekerja kemanusiaan," ujar Abdelmoula.

"Rakyat Suriah tidak boleh menanggung penderitaan yang lebih besar lagi, dan kami meminta adanya kesempatan untuk pelaksanaan dialog," katanya.

Di sisi lain, Pemerintah Amerika Serikat (AS), Prancis, Jerman, dan Inggris prihatin terhadap situasi yang semakin memburuk di Suriah, dan menekankan perlunya langkah penurunan ketegangan (deeskalasi) serta perlindungan terhadap warga sipil.

Dalam pernyataan bersama yang dirilis Departemen Luar Negeri AS, kemarin, keempat negara itu menyerukan semua pihak yang terlibat agar mencegah pengungsian lebih lanjut dan terganggunya akses kemanusiaan.

"Eskalasi saat ini semakin menegaskan perlunya solusi politik yang dipimpin oleh Suriah sendiri terhadap konflik tersebut, sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254," demikian bunyi pernyataan, yang juga menyoroti pentingnya mematuhi resolusi PBB yang merumuskan peta jalan menuju perdamaian.

Pernyataan itu juga menggarisbawahi pentingnya melindungi nyawa dan infrastruktur warga sipil sebagai langkah penting dalam mengurangi krisis kemanusiaan.

Kelompok-kelompok bersenjata anti-rezim Suriah dilaporkan terus bergerak maju ke wilayah Aleppo dan daerah-daerah lainnya, hanya beberapa hari setelah mereka melancarkan serangan mendadak pekan lalu.

Bentrok pecah pada 27 November antara pasukan rezim Assad dan kelompok bersenjata anti-pemerintah di perdesaan barat Aleppo, Suriah utara. Bentrok tersebut menandai eskalasi baru dalam pertempuran setelah masa yang relatif tenang dalam perang saudara yang melanda Suriah sejak 2011. (Anadolu/Ant/P-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya