Headline

Revisi data angka kemiskinan nasional menunggu persetujuan Presiden.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

RI Gabung BRICS Jangan Ganggu Kemitraan dengan Blok Lain

Ferdian Ananda Majni
24/10/2024 20:59
RI Gabung BRICS Jangan Ganggu Kemitraan dengan Blok Lain
Presiden Rusia Vladimir Putin secara virtual menghadiri KTT BRICS (blok yang mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) di Moskow pada 21 November 2023.(AFP)

EMPAT negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam, dan Thailand  telah menjadi negara mitra BRICS. Total ada 13 negara telah menjadi negara mitra, sembilan lainnya adalah Aljazair, Belarus, Bolivia, Kuba, Kazakhstan, Nigeria, Turki, Uganda, dan Uzbekistan.

"BERITA TERBARU: BRICS secara resmi menambahkan 13 negara baru ke dalam aliansi sebagai negara mitra (bukan anggota penuh)," demikian unggahan di X @BRISCInfo. 

BRICS didirikan pada 2006 dan awalnya terdiri dari Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok. Afrika Selatan bergabung pada 2010, sementara Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab (UEA) menjadi anggota BRICS tahun ini.

Ekonomi negara-negara anggota mewakili lebih dari US$28,5 triliun atau sekitar 28% dari ekonomi global. KTT ke-16 BRICS diadakan di Kazan, Rusia, mulai dari 22 hingga 24 Oktober.  

Pengamat Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Faris Al-Fadhat mengatakan pemerintah Indonesia harus bersikap proposional dan menjaga hubungan dengan mitra strategisnya ketika diajak bergabung dalam BRICS.

"Penting kita melihat dunia Internasional harus di bangun atas dasar multilateralisme. Di blok ini ada Rusia, Afrika, Tingkok sementara di sisi lain Indonesia juga membangun kerja sama erat dengan negara aliansi Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Blok Eropa," kata Faris.

Ia tetap mengapresiasi BRICS yang memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk menjadi mitra. "Jika kemitraan itu dapat membantu meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdamaian yang lebih baik, itu perlu disambut dengan sangat baik," paparnya.

Mengutip Channel News Asia, Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan negaranya sekarang dapat menikmati peluang perdagangan yang lebih baik karena blok ini memiliki populasi gabungan sebanyak 3,2 miliar orang.

Malaysia juga berkomitmen untuk mengejar agenda Global Selatan dalam meningkatkan kolaborasi, terutama selama masa jabatannya sebagai ketua ASEAN 2025.

"Keinginan Malaysia untuk bergabung dengan BRICS merupakan upaya  menjunjung tinggi kebijakan dan identitas sebagai negara yang independen dan netral, menyeimbangkan kekuatan besar, dan membuka peluang bisnis serta investasi baru," kata Hasan.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing
Berita Lainnya