Headline
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.
Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.
SAAT itu masih pagi. Zelda Montes berjalan cepat di udara New York yang segar saat mereka menuju kantor pusat Google di 9th Avenue, Manhattan, Amerika Serikat.
Montes, yang mengidentifikasi dirinya sebagai mereka, meraba-raba kartu identitas mereka di pintu masuk. Ia menyatu dengan arus karyawan Google yang terus menerus melewati pembatas keamanan seolah-olah hari itu ialah hari biasa di kantor.
Bertatap mata dengan dua orang lain, ia mendapat sinyal bahwa keadaan sudah aman, menuju pintu masuk, dan duduk. Ketiga karyawan Google itu membentangkan spanduk dan mulai meneriakkan tuntutan agar Google melakukan satu hal yaitu menghentikan Proyek Nimbus.
Baca juga : Meski Ditolak, AS Tetap Pasok Bantuan Militer ke Israel
Namun, ini akan menjadi terakhir kali mereka duduk di dalam kantor Google di New York sebagai karyawan Google alias Googlers. Demikian Google sendiri menyebut karyawannya sendiri.
"Dipecat terasa seperti kemungkinan tetapi tidak pernah menjadi kenyataan," kata Montes, salah satu dari 50 karyawan yang dipecat oleh Google karena melakukan aksi duduk selama 10 jam di salah satu kantornya di Amerika pada April.
Selama tiga tahun terakhir, Montes telah menjadi salah satu dari beberapa aktivis yang menyerukan agar Google menghentikan Project Nimbus, kemitraan yang dimiliki Google dan Amazon dengan pemerintah Israel yang dilaporkan bernilai US$1,2 miliar.
Baca juga : Saat Genosida Gaza, AS Setujui Penjualan Alat Militer ke Israel
Kemitraan tersebut, yang berfokus pada komputasi awan, menyediakan layanan untuk berbagai cabang pemerintah Israel, termasuk kementerian pertahanan dan militer.
Google, yang belum menanggapi pertanyaan yang dikirim oleh Middle East Eye (MEE) sebelum artikel ini dipublikasikan, menegaskan dalam pernyataan sebelumnya bahwa Nimbus tidak ditujukan pada beban kerja yang sangat sensitif, rahasia, atau militer yang relevan dengan persenjataan atau badan intelijen.
Bekerja secara rahasia, beberapa Googler--dulu dan sekarang dari seluruh dunia--secara aktif mencoba mengorganisasi pekerja untuk menekan perusahaan agar menghentikan Nimbus dan mengungkapkan sejauh mana keterlibatannya dengan tentara Israel.
Middle East Eye telah berbicara dengan Googler yang bekerja di kantor raksasa teknologi tersebut di AS dan beberapa bagian Eropa. (Z-2)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
Dikutip dari Daily Mail gejala khas dari varian Nimbus ditandai dengan rasa sakit yang tajam dan menusuk saat menelan, seringkali di bagian belakang tenggorokan.
ISRAEL menyatakan akan membuka jalur udara bagi negara-negara asing yang ingin mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dalam beberapa hari ke depan.
MILITER Israel mengumumkan bahwa bantuan akan mulai dikirim melalui udara ke Gaza, atas permintaan dari negara tetangga, Yordania.
MILITER Israel mengumumkan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan melalui udara ke Jalur Gaza akan dimulai pada Sabtu (26/7) malam.
Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut pengiriman bantuan melalui udara tidak akan membalikkan kelaparan yang semakin parah di Jalur Gaza.
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved