Headline

Tingkat kemiskinan versi Bank Dunia semakin menjauh dari penghitungan pemerintah.

Fokus

Perluasan areal preservasi diikuti dengan keharusan bagi setiap pemegang hak untuk melepaskan hak atas tanah mereka.

Meski Ditolak, AS Tetap Pasok Bantuan Militer ke Israel

Wisnu Arto Subari
27/9/2024 08:00
Meski Ditolak, AS Tetap Pasok Bantuan Militer ke Israel
Demo warga AS tentang Palestina-Israel.(Al Jazeera)

JAJAK pendapat menunjukkan lebih dari setengah warga Amerika Serikat (AS) percaya bahwa bantuan militer kepada Israel seharusnya dibatasi. Sayangnya, Washington terus memberikan bantuan militer signifikan kepada Tel Aviv.

Hal itu diketahui dari pernyataan Israel yang mengumumkan pada Kamis (26/9) bahwa mereka akan menerima paket bantuan militer dari Amerika Serikat yang totalnya mencapai US$8,7 miliar (sekitar Rp131,6 triliun). Paket bantuan itu bertepatan dengan hari keempat berturut-turut serangan besar-besaran Israel ke Libanon yang disebut sebagai serangan terbesar sejak perang Libanon pada 2006.

"Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Mayor Jenderal Eyal Zamir menyelesaikan negosiasi di Washington untuk mendapatkan paket bantuan AS yang besar senilai US$8,7 miliar guna mendukung upaya militer Israel yang sedang berlangsung," ujar Kementerian Pertahanan Israel dalam suatu pernyataan. 

Baca juga : Saat Genosida Gaza, AS Setujui Penjualan Alat Militer ke Israel

"Paket tersebut mencakup US$3,5 miliar (sekitar Rp52,96 triliun) untuk pengadaan kebutuhan perang yang mendesak dan sudah dikirimkan ke Kementerian Pertahanan Israel (IMoD) serta US$5,2 miliar (sekitar Rp78,69 triliun) yang dialokasikan untuk sistem pertahanan udara, termasuk Iron Dome, David's Sling, serta sistem laser canggih."

Israel memiliki beberapa sistem intersepsi rudal, termasuk David's Sling, Arrow, dan Iron Dome. Pernyataan tersebut mencatat bahwa sesuai kesepakatan, dana, dan peralatan yang disebutkan akan segera dikirimkan.

Sementara itu, Israel telah menggempur Libanon sejak Senin (23/9) pagi. Serangan keji itu menewaskan sedikitnya 677 korban dan melukai lebih dari 2.500 lain, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.

Kelompok perlawanan Libanon, Hizbullah, dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza, yang menewaskan lebih dari 41.500 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu.

Masyarakat internasional memperingatkan tentang serangan ke Libanon. Soalnya, hal ini dapat memperluas konflik Gaza secara regional. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya