Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
JAJAK pendapat menunjukkan lebih dari setengah warga Amerika Serikat (AS) percaya bahwa bantuan militer kepada Israel seharusnya dibatasi. Sayangnya, Washington terus memberikan bantuan militer signifikan kepada Tel Aviv.
Hal itu diketahui dari pernyataan Israel yang mengumumkan pada Kamis (26/9) bahwa mereka akan menerima paket bantuan militer dari Amerika Serikat yang totalnya mencapai US$8,7 miliar (sekitar Rp131,6 triliun). Paket bantuan itu bertepatan dengan hari keempat berturut-turut serangan besar-besaran Israel ke Libanon yang disebut sebagai serangan terbesar sejak perang Libanon pada 2006.
"Direktur Jenderal Kementerian Pertahanan Israel Mayor Jenderal Eyal Zamir menyelesaikan negosiasi di Washington untuk mendapatkan paket bantuan AS yang besar senilai US$8,7 miliar guna mendukung upaya militer Israel yang sedang berlangsung," ujar Kementerian Pertahanan Israel dalam suatu pernyataan.
Baca juga : Saat Genosida Gaza, AS Setujui Penjualan Alat Militer ke Israel
"Paket tersebut mencakup US$3,5 miliar (sekitar Rp52,96 triliun) untuk pengadaan kebutuhan perang yang mendesak dan sudah dikirimkan ke Kementerian Pertahanan Israel (IMoD) serta US$5,2 miliar (sekitar Rp78,69 triliun) yang dialokasikan untuk sistem pertahanan udara, termasuk Iron Dome, David's Sling, serta sistem laser canggih."
Israel memiliki beberapa sistem intersepsi rudal, termasuk David's Sling, Arrow, dan Iron Dome. Pernyataan tersebut mencatat bahwa sesuai kesepakatan, dana, dan peralatan yang disebutkan akan segera dikirimkan.
Sementara itu, Israel telah menggempur Libanon sejak Senin (23/9) pagi. Serangan keji itu menewaskan sedikitnya 677 korban dan melukai lebih dari 2.500 lain, menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan.
Kelompok perlawanan Libanon, Hizbullah, dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza, yang menewaskan lebih dari 41.500 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak, setelah serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu.
Masyarakat internasional memperingatkan tentang serangan ke Libanon. Soalnya, hal ini dapat memperluas konflik Gaza secara regional. (Ant/Z-2)
UNRWA menyoroti sistem distribusi bantuan yang dikenal sebagai “Yayasan Kemanusiaan Gaza” (GHF), yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat.
Sistem distribusi bantuan yang didukung oleh Israel dan Amerika Serikat ini lebih melayani kepentingan militer dan politik dibandingkan kebutuhan rakyat sipil.
WFP PBB mengatakan hampir sepertiga penduduk Gaza harus menahan lapas.
Donald Trump mengisyaratkan dukungan untuk eskalasi militer Israel di Gaza.
PERDANA Menteri Kanada Mark Carney mengumumkan bahwa negaranya berencana untuk mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) Republik Indonesia kembali menekankan pentingnya rencana politik yang adil dan menyeluruh dengan solusi dua negara, Israel dan Palestina.
PEMERINTAH Tiongkok mendukung rencana Prancis untuk menyampaikan pengakuan atas kedaulatan Palestina dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron mengumumkan negaranya akan secara resmi mengakui Negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September.
Indonesia mengutuk keras tindakan sepihak Zionis Israel untuk memaksakan kedaulatan terhadap wilayah Tepi Barat yang mereka jajah sebagaimana yang disetujui parlemen Israel itu.
SELAMA 21 bulan genosida di Jalur Gaza, Palestina, sekitar 70 persen infrastruktur hancur, menyisakan wilayah tersebut tertimbun jutaan ton puing dan tenggelam dalam gelap.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved