Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
PEJABAT Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan pada Jumat (4/10) bahwa lebih enam persen (6%) dari seluruh populasi Gaza telah tewas atau terluka seiring dengan hampir setahun serangan brutal militer Israel meluluhlantakkan wilayah Palestina tersebut.
"Sudah 12 bulan dan konflik di Gaza terus berkobar. Lebih dari 6% populasi telah tewas atau terluka dan setidaknya 10.000 orang masih terjebak di bawah puing-puing," kata Ayadil Saparbekov, kepala tim darurat kesehatan WHO di wilayah pendudukan Palestina, dalam konferensi pers di Jenewa.
Populasi Gaza sebelum perang sekitar 2,3 juta. Sistem kesehatan di Gaza telah lumpuh secara signifikan akibat serangan yang berulang, serta kekurangan pasokan, obat-obatan, bahan bakar, dan tenaga medis.
Ia juga menyebutkan bahwa setidaknya 516 serangan terhadap fasilitas kesehatan di Gaza yang mengakibatkan 765 kematian sejak 7 Oktober 2023. Hanya setengah dari rumah sakit di Gaza yang beroperasi sebagian. Hanya 43% dari pusat kesehatan primer yang berfungsi.
Baca juga : Catatan Darah Setahun Genosida Israel di Jalur Gaza Palestina
"Rumah sakit yang masih beroperasi menyediakan kapasitas tempat tidur sekitar 1.500 ditambah lebih dari 650 tempat tidur di 10 rumah sakit lapangan yang beroperasi," ungkapnya. Ia menegaskan bahwa angka ini jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan.
Merujuk pada data Kementerian Kesehatan Palestina, ia menyebutkan sekitar 1.000 tenaga kesehatan telah tewas, suatu kehilangan yang tidak tergantikan dan pukulan besar bagi sistem kesehatan.
Saparbekov juga menyatakan bahwa setidaknya 24.090 orang menderita cedera yang mengubah kehidupan, tanpa akses ke rehabilitasi atau perawatan khusus.
Baca juga : Empat Pembantaian Rakyat Palestina oleh Israel dengan Senjata AS
Mengenai kesehatan mental, ia mengungkapkan keprihatinan tentang dampak konflik di Gaza. Lebih dari 485.000 orang telah didiagnosis menderita gangguan mental bahkan sebelum perang.
"Malanutrisi ialah masalah besar lain," tambahnya. Ia mencatat bahwa 20.241 anak telah dirawat karena malanutrisi, termasuk 4.437 anak dengan malanutrisi akut berat, sejak Januari.
Lebih dari 96% perempuan dan anak-anak berusia 6-23 bulan tidak memperoleh kecukupan gizi akibat kurangnya keberagaman pola makan.
Baca juga : Setahun Genosida Gaza, Boikot Produk Afiliasi Israel Digemakan
Terkait evakuasi medis, ia mengatakan dari 15.600 kasus yang diminta, hanya 5.138 (32,9%) yang disetujui. "Kami mendesak agar dibentuk beberapa koridor evakuasi medis untuk memastikan perjalanan pasien yang aman, terorganisasi, dan tepat waktu melalui semua jalur yang tersedia," ujarnya. Sejak penutupan perbatasan Rafah pada Mei, hanya 219 pasien yang berhasil dievakuasi.
Ia juga menyebutkan komitmen WHO untuk beroperasi di Gaza di tengah tantangan ekstrem. Dari 214 misi yang direncanakan sejak Oktober 2023, hanya 44% yang dapat difasilitasi.
"Kami telah mengirimkan bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan, membantu memulihkan rumah sakit, dan mengerahkan tim medis darurat untuk mendukung sistem kesehatan Gaza," katanya. "Bersama mitra, kami juga telah memvaksinasi 560.000 anak dalam putaran pertama kampanye polio."
Pada 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan terhadap Jalur Gaza setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas yang menewaskan kurang dari 1.200 orang. Dalam setahun sejak saat itu, pasukan Israel telah menewaskan hamper 41.800 orang, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, serta melukai hampir 97.000 orang lain, menurut otoritas kesehatan setempat.
Serangan Israel telah menjadikan hampir seluruh populasi Gaza menjadi pengungsi di tengah blokade berkelanjutan. Ini menyebabkan kekurangan parah akan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional terkait tindakan mereka di Gaza. (Ant/Z-2)
SEORANG profesor terkemuka dalam studi Holocaust dan genosida menyebut perang Israel di Jalur Gaza, Palestina, sebagai kasus genosida yang tak terelakkan.
Sedikitnya 56.500 warga Palestina telah kehilangan nyawa akibat agresi militer Israel di Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Greta Thunberg kembali ke Swedia setelah dideportasi dari Israel karena ikut misi kemanusiaan ke Gaza. Ia mengecam Israel atas dugaan kejahatan perang dan genosida.
ISRAEL melakukan tindakan genosida terhadap warga Palestina dengan secara sistematis menghancurkan fasilitas fertilitas dan menggunakan kekerasan seksual sebagai strategi perang.
Palestina memperingatkan upaya pembersihan etnis yang sedang dilakukan Israel di wilayah utara Tepi Barat.
Ia menambahkan bahwa korban tewas termasuk 17.881 anak-anak, di antaranya 214 bayi yang baru lahir. Lebih dari 38.000 anak Palestina menjadi yatim piatu akibat perang Israel.
Virus Chikungunya sedang menyebar ke wilayah Samudera Hindia, Eropa, hingga wilayah lain. WHO mengeluarkan seruan mencegah terjadinya pandemi virus Chikungunya
Tank Israel memasuki Deir al-Balah di Gaza tengah untuk pertama kalinya dalam 21 bulan perang. PBB perkirakan 80 ribu warga harus dievakuasi.
BEBAN penyakit pneumonia di Indonesia masih tergolong tinggi, khususnya pada kelompok usia dewasa dan lansia, serta individu dengan penyakit penyerta.
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, Kamis (26/6), mengatakan bahwa badan tersebut berhasil mengirimkan pengiriman medis pertamanya ke Gaza sejak 2 Maret.
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2021, 10 penyebab kematian teratas menyumbang 39 juta kematian, atau 57% dari total 68 juta kematian di seluruh dunia.
Kanker hati kini jadi penyebab kematian tertinggi akibat kanker secara global. Tepatnya peringkat 6 berdasarkan data WHO.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved