Headline
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
HUBUNGAN antara Indonesia dan Rusia memiliki sejarah yang kaya dan beragam. Salah satunya, kedua negara telah mengembangkan kerja sama yang erat dan saling menguntungkan di bidang kearsipan.
Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov mengatakan lembaga kearsipan kedua negara memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperkuat dialog budaya antara Indonesia dan Rusia.
"Ilmuwan Rusia bilang orang yang tidak mengenal masa lalunya, tidak memiliki masa depan. Kegiatan ini sangat bagus dilakukan saat ini karena dapat menilik masa lalu dan masa depan Indonesia dan Rusia. Hal yang sama dapat kita terapkan pada relasi antar negara," kata Tolchenov dalam pembukaan Seminar Gabungan Rusia-Indonesia: from the Past to the Future, the Historical and Geopolitical Perspective di Jakarta Selasa (24/9/2024).
Baca juga : KTT ASEAN Digelar Besok, Menlu RI: Bahas Krisis Myanmar
Indonesia dan Rusia akan merayakan ulang tahun ke-75 hubungan diplomatik pada 2025. Tolchenov mengajak mengenang kembali sejarah hubungan dan kerja sama kedua negara demi membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah bagi kedua negara, kawasan Asia-Pasifik dan secara umum bagi seluruh dunia.
"Ini saat yang tepat untuk menengok kembali sejarah hubungan dan kerja sama kita serta memperoleh pelajaran yang benar yang akan membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah untuk kedua negara, bahkan di kawasan Asia-Pasifik," sebutnya.
Menurutnya, Uni Soviet telah memberikan bantuan kepada bangsa Indonesia selama perjuangan kemerdekaan, berkontribusi dalam memperkuat kemampuan pertahanan, dan menjaga keutuhan wilayah serta mendukung Indonesia secara ekonomi.
Baca juga : Tim DKI Dominasi Seleksi Timnas Kickboxing SEA Games 2021
"Masih banyak bukti dari tonggak sejarah kerja sama kita dalam beberapa dekade terakhir. Saat ini, di tengah situasi yang bergejolak dan rumit dalam urusan internasional, Rusia dan Indonesia terus mengembangkan hubungan persahabatan dan kerja sama yang beragam," terangnya.
Beberapa hasil dari kerja sama antara lain, Stadion Gelora Bung Karno, Rumah Sakit Persahabatan Indonesia dan Jalan Tol Samarinda-Balikpapan.
Bahkan hingga saat ini, hubungan Indonesia-Rusia dinilai semakin kuat ditengah hantaman geopolitik dunia. Tak hanya di bidang politik dan sosial, kerja sama juga semakin kuat di bidang pendidikan dan ekonomi.
Baca juga : PBSI Ajukan Perubahan Sistem Skor Pertandingan Kepada BWF
"Kita memiliki banyak hal untuk ditawarkan satu sama lain dalam hal kerja sama ekonomi," paparnya.
Sementara omset perdagangan bilateral terus meningkat dan ada potensi besar untuk dieksplorasi di berbagai bidang, seperti energi, transportasi, pertanian, mineral penting, penggunaan energi nuklir secara damai, pengembangan digital dan keamanan siber, kota pintar dan sebagainya.
Rusia-Indonesia juga menandatangani Deklarasi tentang Kerangka Hubungan Persahabatan dan Kemitraan antara Federasi Rusia dan Republik Indonesia dalam abad ke-21.
Baca juga : Kemenlu RI Sebut Polisi AS Selidiki Penyerangan pada 2 Remaja WNI
Dialog politik tingkat tinggi dilanjutkan dengan pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Indonesia Joko Widodo pada Juni 2022 serta antara Vladimir Putin dan Presiden Terpilih Prabowo Subianto pada 31 Juli tahun ini.
Negosiasi tentang penyelesaian Perjanjian Kawasan Perdagangan Bebas antara Uni Ekonomi Eurasia dan Indonesia secara efektif mengalami kemajuan.
"Kami berharap dokumen ini akan segera ditandatangani, yang akan memberikan momentum besar bagi pengembangan hubungan perdagangan dan ekonomi antara kedua negara," lanjutnya.
Rusia dan Indonesia, memiliki posisi sejalan mengenai sebagian besar masalah global dan regional, berbagi nilai dan pandangan yang sama tentang masalah dunia modern, terutama yang berkaitan dengan krisis Palestina-Israel dan situasi timur tengah.
"Kedua negara kita telah banyak mencapai prestasi, tetapi saya yakin bahwa kita dapat melakukan lebih banyak lagi bersama-sama," tambah Tolchenov.
Sementara itu, dalam rangka penyelenggaraan kerja sama luar negeri di bidang kearsipan antara Indonesia dan Rusia, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Imam Gunarto menegaskan kerja sama bilateral di bidang kearsipan antara Indonesia dan Rusia telah resmi dimulai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Arsip Nasional Republik Indonesia dan Badan Kearsipan Federal Federasi Rusia pada tahun 2016 di Sochi, Rusia.
"Kita telah melakukan beberapa kegiatan, termasuk pameran bersama dan pertukaran informasi tentang data kearsipan di kedua negara," sebutnya.
Bagi Indonesia, Imam menambahkan Rusia selalu menjadi mitra strategis dalam hal kearsipan. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk membangun dunia yang lebih baik bagi penguatan hubungan kedua negara.
"Oleh karena itu, seminar ini menjadi langkah kunci untuk membangun kemitraan yang kuat antara kedua negara dan komunitas kearsipan Indonesia dan Rusia yang lebih baik serta menjadi dasar kerja sama yang lebih besar dan lebih kuat antara kedua negara," terangnya.
Namun dia tak memungkiri bahwa kearsipan sangat dipengaruhi oleh arus globalisasi yang mendesak.
"Informasi tentang apa saja, dari mana saja, dan kapan saja dapat menembus ruang-ruang yang paling dalam dan paling tersembunyi sekalipun. Kita seolah tidak dapat bernapas, dibanjiri informasi yang terus diproduksi, direproduksi, dan direkayasa oleh para kapitalis.
Dimana kepentingan dan keinginan ditentukan oleh rekayasa sosial bisnis kapitalis internasional. Dalam situasi seperti ini, kegelapan intelektual sangat membutuhkan mereka yang membawa pencerahan dan penuntun untuk masa depan yang lebih baik.
"Lebih baik menyalakan lilin daripada mengutuk kegelapan," tegas Imam.
Dalam kesempatan yang sama, pada periode pasca-Soviet, tahap baru dalam hubungan dan kerja sama bilateral dimulai. Namun, hubungan tersebut telah terjalin sejak abad ke-17, ketika Rusia memiliki hubungan perdagangan dan penelitian ilmiah dengan wilayah Indonesia selama masa kolonial dan mencapai puncaknya pada abad ke-19 dengan dibukanya konsulat Rusia di Batavia.
Direktur Eropa II Kementerian Luar Negeri RI Winardi Hanafi Lucky mengungkapkan bahwa seminar ini memiliki arti penting bagi sejarah dan masa depan kedua negara. Tahun depan, Indonesia dan Rusia akan merayakan ulang tahun ke-75 hubungan diplomatik.
"Momentum ini, kedua negara harus mewujudkan status kemitraan strategis di berbagai bidang kerja sama," paparnya.
Hal itu ditegaskan dengan kunjungan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Rusia ditandai dengan kerja sama di tengah ketidakpastian dunia yang tengah bergejolak.
"Rusia selalu menjadi sahabat baik bagi Indonesia, sejak masa Uni Soviet hingga masa Federasi Rusia. Kami sangat menghargai dukungan dan bantuan dari Uni Soviet," lanjutnya.
Jarak geografis memang menjadi salah satu tantangan, sehingga kedua negara berupaya keras untuk menghilangkan hambatan, mulai dari dibukanya penerbangan langsung dari Moskow ke Denpasar hingga negosiasi Perjanjian Perdagangan antara Indonesia dan Uni Ekonomi Eurasia yang sedang berlangsung.
Winardi berharap, pertemuan ini dapat lebih memperkaya pemahaman tentang hubungan sejarah kedua negara dan mengeksplorasi peluang baru untuk kerja sama yang bersinambungan di masa depan.
"Pelestarian dan berbagi pengetahuan sejarah sangat penting untuk menumbuhkan saling pengertian dan rasa hormat," sebutnya.
Dia yakin bahwa kolaborasi ini akan meningkatkan kemampuan generasi penerus kedua negara untuk menjaga memori kolektif dan dapat menjadi landasan bagi dialog dan kerja sama lebih lanjut.
"Hasil seminar ini tentu akan dilaporkan dan dibahas untuk mendapatkan rekomendasi mengenai kerja sama bilateral Indonesia-Rusia," pungkasnya. (Fer/P-3)
Indonesia menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mengesahkan rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata permanen di Gaza.
Pakar HI Hikmahanto Juwana menyampaikan perjanjian ekstradisi antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Singapura telah berlaku efektif sejak 21 Maret 2024.
PENGUNDIAN babak kualifikasi Piala Asia U-23 2026 resmi dilakukan. Indonesia harus bersaing di Grup J bersama tim kuat Korea Selatan (Korsel)
BADAN Pengelola Investasi (BPI) Danantara mengumumkan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan perusahaan pertambangan asal Prancis, Eramet
P2KM Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Yayasan Cendekia Muda Madani menggelar bedah buku
Adapun ruang lingkup kerja sama yang dilakukan yaitu pengembangan sistem klaim digital dan pengembangan sistem pembayaran kepada seluruh fasilitas kesehatan.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih absen dari KTT G7 dan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan.
PRESIDEN Prabowo Subianto lebih memilih untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pekan depan dan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin
SEBUAH jet tempur F-16 milik Ukraina yang baru-baru ini dikirimkan oleh negara-negara Barat, dilaporkan telah berhasil menembak jatuh pesawat tempur Rusia, Sukhoi Su-35.
ANGKATAN Udara Ukraina mengeklaim telah menembak jatuh satu unit jet tempur canggih milik Rusia, Sukhoi Su-35, di wilayah Kursk pada Sabtu (7/6) waktu setempat.
Rusia menyatakan siap memberikan suaka politik kepada Elon Musk di tengah ketegangan dengan Donald Trump.
Sebuah jet tempur Su-35 milik Rusia ditembak jatuh dalam sebuah operasi udara di arah Kursk pada Sabtu (7/6) dini hari waktu setempat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved