Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Musim Panas Tahun ini Tercatat Paling Ekstrem

Adiyanto
06/9/2024 16:53
Musim Panas Tahun ini Tercatat Paling Ekstrem
ilustrasi: Kekeringan di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, Januari 2024(MI/AMIRUDDIN ABDULLAH REUBEE )

Musim panas tahun ini merupakan musim panas terhangat yang pernah tercatat di Bumi, menurut Layanan Perubahan Iklim Copernicus.

Musim panas tahun ini juga merupakan musim panas terhangat di seluruh Eropa, yakni 1,54C di atas rata-rata jangka panjang 1991-2020, melampaui rekor sebelumnya dari tahun 2022.

Agustus juga merupakan bulan ke-13 dalam periode 14 bulan di mana suhu rata-rata global melampaui 1,5C di atas tingkat pra-industri.

Baca juga : Perlu Peningkatan Peringatan Dini untuk Cegah Dampak Puting Beliung

Meskipun Inggris mengalami musim panas terdingin sejak 2015, sebagian besar Eropa mengalami musim panas yang lebih panas dari rata-rata.

Sejak 2009, bulan-bulan musim panas secara konsisten lebih hangat daripada rata-rata. Sejauh tahun ini suhu rata-rata global telah meningkat 0,7C di atas rata-rata 1991-2020, yang merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat.

Oleh karena itu, semakin besar kemungkinan bahwa 2024 akan menjadi tahun terhangat yang pernah tercatat secara global, menurut Copernicus. “Di seluruh dunia, kita telah melihat gelombang panas dan cuaca ekstrem yang berdampak,” kata lembaga tersebut.

Baca juga : Kondisi Perubahan Cuaca Harus Jadi Bahan Pertimbangan Pembangunan

Wakil direktur Copernicus Samantha Burgess mengatakan: "Peristiwa ekstrem terkait suhu yang disaksikan musim panas ini hanya akan menjadi lebih intens".

Di seluruh Eropa, rekor suhu telah dipecahkan selama musim panas. Austria mengalami rekor suhu terhangat.

Spanyol mengalami Agustus terhangat yang pernah tercatat, Finlandia mengalami rekor suhu terhangat kedua, dan Swiss mengalami rekor suhu terhangat ketiga.

Baca juga : Pemanasan Global Berdampak pada Punahnya Spesies Hingga Bencana

Sementara panas di seluruh Eropa terfokus ke wilayah selatan dan timur, suhu lebih dingin di seluruh Republik Irlandia, Inggris, wilayah barat Portugal, Islandia, dan Norwegia selatan.

Meskipun aktivitas manusia telah menjadi penyebab paling signifikan dari kenaikan suhu global, rekor panas pada tahun 2023 dan hingga 2024 telah didorong oleh pola iklim alami El Nino.

El Nino, pemanasan alami suhu permukaan laut di Pasifik timur, diamati dari Juni 2023 hingga Mei 2024. Selama periode ini, suhu permukaan laut yang lebih tinggi menambah lebih banyak panas ke atmosfer.

Meskipun sekarang telah berakhir, perannya dalam meningkatkan suhu global akan memengaruhi tahun 2024 secara keseluruhan.

Ilmuwan di Biro Meteorologi Australia percaya Pasifik akan memasuki fase La Nina yang lebih dingin dalam beberapa bulan mendatang. (BBC/M-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya