Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
KEPALA Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu dengan para pemimpin badan-badan PBB di Republik Demokratik Kongo pada Kamis (29/8) untuk membahas wabah cacar monyet (monkey pox/mpox) yang sedang melanda wilayah tersebut.
Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, melaporkan melalui X bahwa pertemuan tersebut berfokus pada pendekatan terpadu untuk menangani wabah ini, terutama di wilayah timur negara yang dilanda konflik.
"Pertemuan dengan kepala-kepala badan PBB di Kongo untuk membahas respons bersama kami terhadap wabah mpox di seluruh negeri, khususnya di wilayah timur yang terkena dampak konflik," ujar Tedros seperti dilansir dari Antara, pada Jumat (30/8).
Baca juga : Nigeria Jadi Negara Pertama di Afrika yang Terima Vaksin Mpox
Selama diskusi, para peserta menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat respons yang dipimpin oleh pemerintah.
Langkah-langkah utama termasuk meningkatkan pemantauan penyakit, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memastikan bahwa vaksin dapat diakses oleh pasien kritis dan kontak mereka.
Tedros mengungkapkan optimisme tentang pengendalian wabah ini, dengan mengatakan, "Kami sepakat bahwa dengan tindakan dan koordinasi yang terpadu, kami dapat mengendalikan wabah mpox."
Baca juga : Pemberian Vaksinasi Mpox secara Massal tidak Direkomendasikan
WHO telah mengklasifikasikan mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Penyakit ini telah menyebar ke dua belas negara di wilayah Afrika, dengan lebih dari 15.000 kasus yang dicurigai telah dilaporkan.
Republik Demokratik Kongo, yang tetap menjadi pusat wabah, bersama dengan Burundi dan negara-negara lain di Afrika Timur, akan segera menerima vaksin, demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika. (Z-6)
Kasus Mpox atau cacar monyet kembali muncul di Indonesia. Ketahui gejala awal, penyebab penularannya, dan langkah pencegahan efektif agar tidak tertular penyakit ini.
WHO mengungkapkan bahwa Afrika mencatat hampir 14.000 kasus. Salah satu negara yakni Zambia mengonfirmasi kasus kedua mpox, Jumat (27/12) setelah hampir tiga bulan melaporkan kasus pertama
Angka korban tewas akibat Mpox di Afrika telah mencapai 1.200 orang, sementara jumlah kasus yang tercatat tahun ini telah melampaui 62.000.
WABAH mpox atau cacar monyet di Afrika semakin mengkhawatirkan. Jumlah korban tewas akibat wabah mpox yang sedang berlangsung di Afrika telah mencapai 1.200 jiwa.
California mencatat kasus pertama Monkeypox (Mpox) klade I di Amerika Serikat, varian yang diketahui lebih parah dibandingkan klade II yang telah lebih dahulu menyebar.
Seiring dengan merebaknya kasus mpox, muncul banyak spekulasi yang menghubungkannya dengan vaksin covid-19.
Antonio Guterres pada (28/6) waktu setempat menyambut baik penandatanganan kesepakatan damai yang digelar sehari sebelumnya antara Republik Demokratik Kongo (DRC) dan Rwanda.
Gambar satelit terbaru memperlihatkan dua danau lava yang mencolok di puncak Gunung Nyamuragira dan Gunung Nyiragongo, dua gunung berapi paling aktif dan mematikan di Afrika.
Wabah penyakit terbaru di Republik Demokratik Kongo dimulai pada 21 Januari 2025, dengan 419 kasus tercatat dan 53 kematian.
MASSA aksi unjuk rasa mengamuk di ibu kota Kinshasa, Kongo, pada Selasa (28/1) waktu setempat. Demonstran membakar area di luar kantor PBB serta menargetkan beberapa kedutaan.
WHO melaporkan 31 meninggal akibat wabah penyakit misterius yang melanda zona kesehatan Panzi, Provinsi Kwango, Republik Demokratik Kongo, sejak Oktober 2024.
WHO telah mengirim tim ahli untuk menyelidiki soal penyakit misterius di Kongo. Tim ahli WHO telah tiba di Kongo khususnya daerah Panzi sejak Jumat, (6/12). Ini Hasilnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved