Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
HAMPIR setahun lalu, pantai timur Greenland dihantam megatsunami akibat tanah longsor yang masuk ke Dickson Fjord, menghasilkan gelombang tinggi 200 meter.
Sekarang, analisis data seismik yang terkait dengan peristiwa tersebut mengungkapkan tsunami diikuti gelombang berdiri yang terus bergolak bolak-balik di dalam fjord sempit itu selama beberapa hari.
Angela Carrillo Ponce dari Pusat Penelitian Geosains Jerman di Potsdam menganalisis data seismik, yang direkam di stasiun pemantauan gempa lebih dari 3.000 mil (5.000 km) jauhnya, dan menemukan sinyal yang terus bertahan lama setelah peristiwa longsor pada 16 September 2023.
Baca juga : Hari Air Sedunia ke-74, BMKG Ajak Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim
Dengan menggunakan citra satelit dan pemodelan komputer, Ponce dan rekan-rekannya berhasil mengonfirmasi keberadaan gelombang berdiri setinggi sekitar 1 meter yang bertahan lebih dari seminggu.
Temuan yang diterbitkan dalam The Seismic Record, memperingatkan perubahan iklim mempercepat pencairan gletser dan lapisan es di Greenland, sehingga meningkatkan kemungkinan tanah longsor dan megatsunami berikutnya.
Peristiwa yang lebih kecil telah terjadi beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, seperti longsoran batu di Karrat Fjord di Greenland bagian barat pada 2017, yang memicu tsunami yang membanjiri desa Nuugaatsiaq, menghancurkan 11 rumah dan menewaskan empat orang. (The Guardian/Z-3)
September 2023, gletser yang mencair di Greenland memicu longsor besar berakibat mega-tsunami setinggi 650 kaki, diikuti dengan getaran misterius yang berlangsung selama 9 hari.
Studi terbaru mengungkap populasi burung tropis turun hingga 38% sejak 1950 akibat panas ekstrem dan pemanasan global.
Dengan cara mengurangi emisi gas rumah kaca, beradaptasi perubahan iklim, dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Perubahan iklim ditandai dengan naiknya suhu rata-rata, pola hujan tidak menentu, serta kelembaban tinggi memicu ledakan populasi hama seperti Helopeltis spp (serangga penghisap/kepik)
PEMERINTAH Indonesia menegaskan komitmennya dalam mempercepat mitigasi perubahan iklim melalui dukungan pendanaan dari Green Climate Fund (GCF).
Indonesia, dengan proposal bertajuk REDD+ Results-Based Payment (RBP) untuk Periode 2014-2016 telah menerima dana dari Green Climate Fund (GCF) sebesar US$103,8 juta.
Periset Pusat Riset Hortikultura BRIN Fahminuddin Agus menyatakan lahan gambut merupakan salah satu penyumbang emisi karbon terbesar, terutama jika tidak dikelola dengan baik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved