Headline

Pemilu 1977 dan 1999 digelar di luar aturan 5 tahunan.

Fokus

Bank Dunia dan IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini di angka 4,7%.

Mengenal Paetongtarn Shinawatra, PM Baru Thailand

Adiyanto
17/8/2024 11:37
Mengenal Paetongtarn Shinawatra, PM Baru Thailand
Paetongtarn Shinawatra, Perdana Menteri Thailand.(instagram @ingshin21)

Paetongtarn Shinawatra, putri mantan perdana menteri miliarder Thaksin Shinawatra, diangkat menjadi Perdana Menteri Thailand. Ia menjadi perdana menteri termuda negara monarki tersebut, dan menjabat beberapa hari setelah pendahulunya digulingkan oleh putusan pengadilan yang mengejutkan, Jumat (16/8).

Paetongtarn disetujui sebagai kepala pemerintahan baru dalam pemungutan suara parlemen yang dilakukan setelah 24 jam negosiasi menegangkan yang dipicu oleh putusan pengadilan yang memerintahkan Srettha Thavisin untuk mengundurkan diri sebagai perdana menteri.

Baca juga : Paetongtarn Shinawatra Jadi Perdana Menteri Termuda Thailand

Srettha digulingkan karena melanggar aturan etika setelah ia menunjuk seorang menteri yang pernah menjalani hukuman penjara – sebuah putusan yang secara luas dianggap politis.

Paetongtarn, 37 tahun, adalah perdana menteri termuda Thailand dan wanita kedua yang memimpin negara itu, setelah bibinya Yingluck Shinawatra.

Kakak ipar Thaksin, Somchai Wongsawat, pernah menjabat sebagai perdana menteri selama tahun 2008, sementara Yingluck menjabat dari tahun 2011 hingga 2014. Thaksin, Yingluck, dan Somchai masing-masing digulingkan, baik melalui kudeta militer maupun putusan pengadilan – bagian dari perebutan kekuasaan yang berlangsung lama antara keluarga dan kelompok royalis militer di negeri gajah putih tersebut.

Baca juga : Perdana Menteri Thailand Bubarkan Parlemen

Paetongtarn perlu mengelola ancaman dari musuh lama keluarganya, serta memulihkan ekonomi negara yang lesu dan popularitas partainya. Saat menjabat, ia akan memimpin koalisi yang tidak biasa yang mencakup beberapa lawan lama partainya.

Pengaturan yang kontroversial itu muncul setelah pemilihan tahun lalu, ketika mantan musuh partainya menemukan bahwa mereka dipersatukan oleh ancaman yang sama: partai muda yang populer, Move Forward, yang memperoleh suara terbanyak setelah menjanjikan reformasi untuk membuat Thailand lebih demokratis.

Partai Pheu Thai membuat kesepakatan untuk membentuk koalisi dengan partai-partai yang terkait dengan militer, mendorong Move Forward menjadi oposisi dan mengizinkan Thaksin kembali ke Thailand tahun lalu, sekaligus mengakhiri 15 tahun pengasingannya. Namun, putusan pengadilan yang menggulingkan Srettha dari jabatannya telah menggarisbawahi sifat rapuh dari pengaturan ini.

Baca juga : Paetongtarn Shinawatra, Putri Bungsi Thaksin Diangkat sebagai PM Thailand

Srettha, seorang taipan real estate, memimpin negara itu kurang dari setahun dan merupakan perdana menteri Thailand keempat dalam 16 tahun yang dicopot oleh putusan pengadilan konstitusi. Seminggu sebelumnya, pengadilan membubarkan partai Move Forward, partai reformis di Thailand, karena janjinya untuk mereformasi hukum penghinaan terhadap kekuasaan negara yang ketat.

“Dalam rentang waktu satu minggu, pengadilan telah mencabut hak pilih lebih dari 14 juta pemilih dengan membubarkan partai pilihan mereka, dan melengserkan perdana menteri yang dipilih secara demokratis,” kata Napon Jatusripitak, peneliti tamu di ISEAS-Yusof Ishak Institute di Singapura, seraya menambahkan bahwa putusan tersebut secara hukum merupakan kudeta.

Paetongtarn memainkan peran penting dalam kampanye pemilihan Pheu Thai karena partai tersebut berusaha memanfaatkan popularitas nama keluarganya di antara para pemilih pedesaan yang lebih tua di wilayah utara dan timur laut. Ia berkampanye saat hamil, melakukan panggilan video ke rapat umum saat ia tidak dapat bepergian lagi. Namun, partai tersebut berada di urutan kedua dalam pemilihan tersebut dan ia akhirnya tidak mencalonkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu.

Paetongtarn memainkan peran penting dalam kampanye pemilihan Pheu Thai karena partai tersebut berupaya memanfaatkan popularitas nama keluarganya di antara para pemilih pedesaan yang lebih tua, terutama di wilayah utara dan timur laut. Ia berkampanye saat hamil, melakukan panggilan video ke rapat umum saat ia tidak dapat bepergian lagi. Namun, partai tersebut berada di urutan kedua dalam pemilihan tersebut dan ia akhirnya tidak mencalonkan diri sebagai perdana menteri tahun lalu.

Dalam pidatonya Jumat (16/8), ia mengatakan  merasa terhormat memimpin Thailand/ "Saya sering naik panggung, dan saya tidak bersemangat sama sekali, tetapi hari ini tangan saya gemetar."  Ia mengatakan bahwa ia telah berbicara dengan ayahnya melalui Facetime, aplikasi milik Apple. "Ia berkata untuk melakukan yang terbaik dan menggoda saya bahwa ia senang melihat putrinya menduduki jabatan [perdana menteri] sebelum ia menderita Alzheimer. Ibu saya juga mengatakan kepada saya untuk menjaga diri," katanya.

Beberapa orang mengkritiknya karena merujuk ayahnya segera setelah memangku jabatan, hal itu menekankan bahwa ia menjabat karena nama keluarganya. Thaksin secara luas dipandang sebagai patriark dan pembuat keputusan di balik Pheu Thai, dan para kritikus menuduh Srettha, dan sekarang Paetongtarn, sebagai 'boneka'-nya.

Ken Lohatepanont, seorang peneliti yang berfokus pada politik Thailand, mengatakan koalisi yang dibentuk oleh Pheu Thai dan musuh-musuh lamanya mungkin masih akan bertahan, mengingat kedua belah pihak ingin menyingkirkan partai penerus Move Forward, yang dikenal sebagai partai Rakyat, dari kekuasaan.

"Namun kebebasan politik Thaksin semakin dibatasi," imbuhnya. Hal itu, kata dia,  membuat Thaksin dalam posisi yang tidak nyaman karena harus memilih putrinya untuk mencalonkan diri sebagai perdana menteri – sebuah prospek yang menurut laporan membuat keluarganya tidak nyaman, mengingat seringnya kasus hukum berisiko tinggi dituduhkan terhadap polikus di negara tersebut. (The Guardian/M-3)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik