Headline

Berdenyut lagi sejak M Bloc Space dibuka pada 2019, kini kawasan Blok M makin banyak miliki destinasi favorit anak muda.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Miris, Afrika Tak Terwakili di DK PBB

Ferdian Ananda
13/8/2024 10:59
Miris, Afrika Tak Terwakili di DK PBB
Peta Benua Afrika.(britannica.com)

SEKRETARIS Jendral PBB Antonio Guterres menyerukan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) untuk mereformasi strukturnya. Alasannya nomenklatur saat ini sudah ketinggalan zaman.

Dia juga menyarankan untuk badan tersebut memberikan Afrika kursi permanen. Sebabnya, benua tersebut kurang terwakili.

“Kami tidak dapat menerima bahwa badan perdamaian dan keamanan terkemuka di dunia tidak memiliki suara permanen untuk benua yang berpenduduk lebih dari satu miliar orang. kami juga tidak dapat menerima bahwa pandangan Afrika diremehkan dalam masalah perdamaian dan keamanan, baik di benua tersebut maupun di seluruh dunia,” kata Guterres kepada DK PBB pada Senin (12/8) dalam debat tingkat tinggi, dilansir dari Al Jazeera, Selasa (13/8).

Baca juga : Kecaman Internasional Terhadap Pemboman Israel di Kamp Pengungsian Rafah

DK PBB yang beranggotakan 15 negara terdiri dari lima anggota tetap yang memiliki hak veto yakni Tiongkok, Prancis, Rusia, Amerika Serikat, dan Inggris sedangkan 10 kursi tidak tetap sisanya dialokasikan secara regional. Namun, Guterres menilai komposisi DK PBB telah gagal mengimbangi perubahan dunia.

Kesepuluh kursi tersebut mencakup tiga kursi untuk negara-negara Afrika; masing-masing dua untuk Asia-Pasifik, Amerika Latin dan Karibia, serta Eropa Barat dan negara-negara lain dan satu untuk Eropa Timur.

Pada Mei lalu, DK PBB menyerukan penguatan peran negara-negara Afrika dalam mengatasi tantangan keamanan dan pembangunan global.

Baca juga : Sekjen PBB: Timur Tengah dan Dunia Tidak Bisa Toleransi Lebih Banyak Perang

Presiden Majelis Umum PBB Dennis Francis mengatakan pada debat tersebut bahwa PBB harus mencerminkan dunia sebagaimana adanya.

“Fakta bahwa Afrika masih kurang terwakili di Dewan Keamanan adalah sebuah kesalahan, dan juga melanggar prinsip kesetaraan dan inklusi,” katanya.

“Hal ini bertentangan dengan prinsip persamaan kedaulatan negara dan menyerukan urgensi untuk mereformasi lembaga ini agar mencerminkan keadaan dunia saat ini, dan bukan seperti keadaan 80 tahun yang lalu,” ujarnya.

Baca juga : Palestina Kembali Ajukan Diri Menjadi Negara Anggota PBB

Menguntungkan

Berbicara di DK PBB, Presiden Sierra Leone Julius Maada Bio mengatakan Afrika menuntut dua kursi permanen di DK PBB dan dua kursi tidak permanen tambahan.

“Uni Afrika akan memilih anggota tetap Afrika. Afrika ingin hak vetonya dihapuskan. Namun, jika negara-negara anggota PBB ingin mempertahankan hak veto, hak veto tersebut harus diperluas ke semua anggota tetap baru demi keadilan,” katanya.

Seorang profesor di Universitas Cape Town yang sebelumnya menjabat sebagai perwakilan tinggi Uni Afrika (AU), Carlos Lopes mengatakan bahwa upaya Afrika untuk memiliki keterwakilan yang lebih baik bukanlah hal baru, tetapi geopolitik saat ini telah menjadikan momen ini cukup menguntungkan.

Baca juga : Sekjen PBB dan Dewan Keamanan Kecam Serangan di Konser Moskow

“[Ada] persaingan untuk mendapatkan suara di Afrika; Blok Afrika menjadi jauh lebih sulit untuk diselaraskan dengan satu posisi atau lainnya,” kata Lopes.

Negara-negara Afrika telah mampu mengatasi ketegangan geopolitik ini dengan sangat baik. Kita telah melihatnya dengan perluasan keanggotaan G20 hingga mencakup Uni Afrika. 

"Kini, ini adalah upaya lain yang dilakukan negara-negara Afrika untuk memaksakan upayanya dan mencoba melakukannya di Dewan Keamanan,” pungkasnya (I-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Cahya Mulyana
Berita Lainnya