Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
KEPUTUSAN Amerika Serikat untuk menempatkan rudal jarak jauh di Jerman dapat memicu "konfrontasi langsung" ala Perang Dingin, kata Rusia, sementara Kanselir Olaf Scholz menyambut baik langkah tersebut.
Gedung Putih mengumumkan keputusan ini, Rabu selama pertemuan puncak NATO di Washington, dengan alasan penempatan senjata jarak jauh, termasuk rudal jelajah Tomahawk, di Eropa berfungsi sebagai pencegah.
"Kami sedang mengambil langkah-langkah menuju Perang Dingin," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada seorang reporter TV negara Rusia, Kamis.
Baca juga : Sekutu Amerika Serikat Ikut Mengutuk Dugaan Pengiriman Rudal Korea Utara ke Rusia
"Semua atribut Perang Dingin dengan konfrontasi langsung kembali."
Langkah Washington ini memicu kritik di Jerman, bahkan di antara anggota Partai Sosial Demokrat Scholz.
Membela keputusan tersebut, Scholz mengatakan kepada wartawan di pertemuan puncak NATO di Washington itu adalah "sesuatu untuk pencegahan dan memastikan perdamaian, dan itu adalah keputusan yang perlu dan penting pada waktu yang tepat."
Baca juga : AS dan Sekutunya Kecam Pengiriman Senjata Korut ke Rusia
AS, Rabu, mengatakan "penempatan episodik" rudal jarak jauh ke Jerman akan dimulai pada 2026.
Gedung Putih mengatakan pada akhirnya akan melihat untuk menempatkan mereka secara permanen di Jerman, dan rudal tersebut akan "memiliki jangkauan yang jauh lebih panjang" daripada sistem AS saat ini di Eropa.
"Mengeksploitasi kemampuan canggih ini akan menunjukkan komitmen Amerika Serikat kepada NATO dan kontribusinya terhadap pencegahan terintegrasi di Eropa," kata mereka dalam pernyataan bersama dengan pemerintah Jerman.
Baca juga : Ukraina Segera Miliki Rudal Jarak Jauh Dipersenjatai Bom Cluster AS
Duta Besar Rusia untuk Jerman memperingatkan pemerintah Jerman tentang kemungkinan memburuknya hubungan antara Moskow dan Berlin jika penempatan tersebut dilanjutkan.
"Diharapkan elite politik Jerman akan mempertimbangkan kembali apakah langkah yang merusak dan berbahaya ini, yang tidak berkontribusi pada keamanan Republik Federal Jerman maupun benua Eropa secara keseluruhan, adalah bijaksana," kata Sergei Nechayev.
"Belum lagi kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada hubungan Jerman-Rusia."
Baca juga : Lambat Serang Rusia, Ukraina Keluhkan Kekurangan Amunisi
Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengatakan kepada penyiar Deutschlandfunk bahwa keputusan penempatan ini mengatasi "kesenjangan yang sangat serius" dalam kemampuan negara tersebut.
Tentara Jerman tidak memiliki rudal jarak jauh yang diluncurkan dari darat, hanya rudal jelajah yang dapat ditembakkan oleh pesawat.
Pengumuman ini memicu kecaman di Jerman, di mana penempatan rudal AS membawa kembali kenangan menyakitkan tentang Perang Dingin.
Ralf Stegner, anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat Scholz, mengatakan kepada kelompok media Funke bahwa keputusan rudal ini dapat menandakan dimulainya kembali "perlombaan senjata".
"Ini tidak akan membuat dunia lebih aman. Sebaliknya, kita memasuki spiral di mana dunia menjadi semakin berbahaya," kata Stegner.
Sahra Wagenknecht, tokoh sayap kiri terkemuka di Jerman, mengatakan kepada mingguan Spiegel bahwa penempatan rudal AS "meningkatkan bahaya bahwa Jerman sendiri akan menjadi teater perang."
Penempatan rudal balistik Pershing II AS di Jerman Barat pada tahun 1980-an saat puncak Perang Dingin memicu demonstrasi luas, dengan ratusan ribu orang turun ke jalan dalam protes damai.
Rudal AS terus ditempatkan di Jerman hingga reunifikasi Jerman dan tahun 1990-an.
Namun setelah berakhirnya Perang Dingin, AS secara signifikan mengurangi jumlah rudal yang ditempatkan di Eropa karena ancaman dari Moskow berkurang.
Negara-negara NATO – dipimpin oleh AS – berlomba untuk memperkuat pertahanan mereka di benua tersebut setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. (Al Jazeera/Z-3)
Australia resmi menghentikan sementara sebagian layanan pengiriman pos ke Amerika Serikat terkait tarif impor.
Namun seraya mencatat bahwa hubungan ekonomi antara kedua negara telah membaik, Trump tetap membuka peluang untuk tarif yang lebih tinggi, dan melontarkan ancaman terhadap ‘Negeri Panda’.
Korea Utara kembali melontarkan kecaman terhadap latihan militer gabungan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang tengah berlangsung.
Latihan militer gabungan Super Garuda Shield menyatukan lebih dari 6.000 pasukan dari 13 negara peserta.
Penggunaan senjata hanya diizinkan sebagai langkah terakhir dan terbatas pada situasi ancaman kematian atau cedera serius.
AFE menyoroti minimnya transparansi dan komunikasi dari pihak La Liga mengenai rencana membawa pertandingan domestik ke luar negeri.
Presiden AS Donald Trump mengirim pesan dukungan kepada Ukraina yang merayakan Hari Kemerdekaan ke-34.
Dalam pidato peringatan Hari Kemerdekaan, Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan Ukraina akan terus berjuang demi kebebasan dan perdamaian yang adil.
Pada akhir 1990-an, dia menilai ada perbedaan antara percaya kepada Tuhan dan agama yang terorganisasi.
Harga bensin di Rusia tembus rekor tertinggi usai serangan drone Ukraina menghantam kilang minyak dan infrastruktur energi.
Bagi Putin, tidak ada alasan untuk mengalah.
Trump menilai akan lebih baik jika Putin dan Zelensky bertemu lebih dulu tanpa dirinya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved