Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Bandul Politik di Portugal Diprediksi Bergerak ke Kanan

Adiyanto
25/2/2024 15:05
Bandul Politik di Portugal Diprediksi Bergerak ke Kanan
Andre Ventura (tengah), Presiden Partai Chega, kelompok sayap kanan di Portugal(PATRICIA DE MELO MOREIRA / AFP)

Kebangkitan partai sayap kanan kini tengah menggejala di Eropa. Beberapa negara di benua biru, termasuk Italia, Slovakia, Hongaria, dan Finlandia, dijalankan oleh koalisi yang dipimpin oleh atau termasuk partai-partai sayap kanan. Belanda  juga termasuk dalam daftar ini setelah kemenangan Geert Wilders, dalam pemilu legislatif November lalu.

Portugal, yang selama satu dekade terakhir di bawah pemerintahan sosialis, kemungkinan juga akan bergeser ke arah ini. Hal itu akan ditentukan pada pemilu legslatif yang mulai digelar pada 10 Maret. Minggu (25/2) hari ini, kampanye pemilu Portugal resmi dimulai.

Portugal, yang pada April ini merayakan setengah abad sejak “Revolusi Bunga” yang mengakhiri kediktatoran fasis yang sudah berlangsung lama, telah menghindari partai-partai sayap kanan dan anti-kemapanan yang baru-baru ini meraih kesuksesan di negara lain di Eropa.

Baca juga : Pemilu yang Dikehendaki Konstitusi tak Tercapai, bila hanya Meributkan Angka

Namun, kecenderungan itu diperkirakan akan berakhir. Partai Chega (“Cukup” dalam bahasa Portugis), yang dibentuk pada tahun 2019 oleh mantan komentator sepak bola yang menjadi pengkritik keras pemerintah, memperoleh 15% hingga 20% suara dalam jajak pandapat.

“Pengunduran diri Perdana Menteri Sosialis Antonio Costa yang mengejutkan, yang tidak mencalonkan diri kembali, telah membantu Partai Chega,” kata Antonio Costa Pinto, seorang ilmuwan politik di Institut Ilmu Sosial, Universitas Lisbon.

“Tema korupsi, dalam kondisi Eropa saat ini, berpihak pada kelompok sayap kanan radikal,” katanya.

Baca juga : Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi Bertentangan dengan Kedaulatan Rakyat

Chega, yang anti-imigran tetapi tidak selalu anti-Uni Eropa, telah menjadi kekuatan politik terbesar ketiga di negara itu dalam pemilu Portugal pada Januari 2022 dengan 7% suara dan 12 wakil di parlemen dengan 230 kursi.

Andre Ventura, presidennya, bertujuan untuk menggantikan Partai Sosial Demokrat (PSD) yang berhaluan kanan-tengah sebagai kekuatan dominan di koalisi sayap kanan Portugal, yang diperkirakan memiliki mayoritas kursi di parlemen.

Saat ini, PSD sedikit unggul dalam jajak pendapat dengan perolehan sekitar 30% suara, unggul tipis dari Partai Sosialis yang berkuasa.Pemimpin PSD Luis Montenegro, yang telah membentuk aliansi dengan dua partai kecil konservatif, untuk saat ini mengenyampingkan koalisi apa pun dengan Chega.

Baca juga : Perludem: Menutup Sirekap bukan Solusi Atasi Kekacauan Pemilu

Penerus Costa di Partai Sosialis, Pedro Nuno Santos, mengatakan ia tidak akan menghalangi pembentukan pemerintahan minoritas yang dipimpin oleh sayap kanan-tengah jika mereka berhasil menduduki posisi pertama namun tanpa mayoritas yang kuat.

Namun, menurut analis Costa Pinto, upaya mencegah kelompok ekstrem kanan tidak berhasil di negara demokrasi Eropa lainnya, dan Portugal akan menjadi contoh lainnya.

Menjadi perdana menteri sejak akhir tahun 2015, Costa memperbaiki keuangan pemerintah dan mengawasi perekonomian yang sebagian besar sehat, namun terpuruk karena serangkaian skandal korupsi, termasuk yang melibatkan kepala stafnya sendiri.

Nama Costa disebut dalam penyelidikan dan dia mengundurkan diri pada November dan menegaskan tidak akan mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya