Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
UMAT Islam di Belanda terkejut dengan kemenangan kelompok sayap kanan yang dipimpin Geert Wilders dalam pemilu. Pasalnya, Wilders menyerukan pelarangan masjid dan Al-Qur'an di Belanda.
Wilders dan Partai Kebebasan (PVV) yang dipimpinnya memenangkan 37 dari 150 kursi di parlemen Belanda, jauh di atas kombinasi Partai Buruh/Hijau dan kubu konservatif pimpinan Perdana Menteri Mark Rutte yang akan mengakhiri masa jabatannya.
“Hasil pemilu ini mengejutkan bagi Muslim Belanda. Kami tidak menyangka partai dengan program yang bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar supremasi hukum akan menjadi begitu besar,” kata tokoh organisasi Muslim Belanda Muhsin Koktas.
Baca juga: Warga Belanda Gelar Demonstrasi Pascakemenangan Wilders di Pemilu
Muslim berjumlah sekitar 5% dari populasi Belanda yang berjumlah hampir 18 juta orang.
“Ini adalah pukulan yang harus saya proses,” kata Abessamad Taheri, seorang pekerja komunitas berusia 45 tahun di lingkungan multietnik Schilderswijk di Den Haag.
Taheri mengatakan pemungutan suara tersebut mengirimkan pesan yang berbeda kepada umat Islam Belanda.
Baca juga: Partai Sayap Kanan yang Anti-Islam di Ambang Kemenangan di Pemilu Belanda
“Sebagian pesannya adalah banyak orang xenofobia dan tidak menginginkan orang asing atau Muslim. Namun pesan lainnya adalah masyarakat sangat kecewa dengan kepemimpinan Rutte selama 13 tahun,” katanya.
Namun, Taheri, seorang anggota Partai Buruh, mengatakan dia tidak bisa memisahkan hal itu dari semua hal buruk yang dikatakan Wilders tentang pelarangan jilbab dan penutupan masjid.
Setelah kemenangannya yang mengejutkan itu, Wilders menginginkan menjadi perdana menteri bagi seluruh rakyat Belanda. Namun, hal itu tampaknya tidak banyak meredakan kekhawatiran yang dialami umat Muslim.
Beberapa orang di Belanda berpendapat sistem pemerintahan koalisi Belanda mengharuskan Wilders berkompromi dengan kelompok lawan. Itu memungkinkan regulasi yang lahir atas kesepakatan banyak kelompok.
“Dia tidak akan membuat undang-undang sendirian (karena partai lain) akan bergabung dan mereka harus bekerja sama. Jadi semua akan baik-baik saja,” kata Kemal Yildiz, 54. (CNA/Z-1)
Titi menekankan DPR harus segera membahas RUU Pemilu sebab putusan MK tidak bisa menjadi obat bagi semua persoalan pemilu saat ini.
Taiwan menggelar pemilu recall untuk menentukan kendali parlemen.
Menurut Perludem, putusan MK sudah tepat karena sesuai dengan konsep pemilu yang luber dan jurdil, dan disertai dengan penguatan nilai kedaulatan rakyat.
Banyak negara yang meninggalkan e-voting karena sistem digitalisasi dalam proses pencoblosan di bilik suara cenderung dinilai melanggar asas kerahasiaan pemilih
Betty menjelaskan saat ini belum ada pembahasan khusus antara KPU dan semua pemangku kepentingan pemilu terkait e-voting.
Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) sebagai alat bantu penghitungan suara pada Pemilihan 2020 lalu harus diperkuat agar proses rekapitulasi hasil pemilu ke depan lebih akurat
Anggota kelompok sayap kiri di Utrech mengorganisir aksi demonstrasi itu untuk menunjukkan bahwa Belanda tidak akan membiarkan siapa pun berjuang sendiri untuk mendapatkan hak mereka.
Imigrasi menjadi topik kunci kampanye dengan sikap keras Wilders yang berencana menutup perbatasan dan mendeportasi imigran ilegal ternyata sukses merebut dukungan warga Belanda.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved