Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Israel Serang Khan Younis di Gaza Selatan, Setelah Hancurkan Gaza Utara

Ferdian Ananda Majni
18/11/2023 13:32
Israel Serang Khan Younis di Gaza Selatan, Setelah Hancurkan Gaza Utara
Lokasi Khan Younis dekat dengan perbatasan Rafah di Mesir.(AFP)

ISRAEL mengeluarkan seruan baru kepada warga Palestina di kota selatan Khan Younis untuk pindah ke arah barat, agar lebih dekat terjangkau bantuan kemanusiaan. Pasalnya, pasukan Isarel berencana untuk menyerang Hamas di Gaza selatan setelah menaklukkan Gaza utara.

"Kami meminta orang-orang untuk pindah. Saya tahu ini tidak mudah bagi banyak dari mereka, tetapi kami tidak ingin melihat warga sipil terjebak dalam baku tembak," kata Mark Regev, ajudan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat (17/11).

Khan Younis memiliki populasi lebih dari 400.000 jiwa. Langkah terbaru Israel itu memaksa ratusan ribu warga Palestina yang baru saja mengungsi dari utara untuk berpindah lagi dan hal itu akan memperburuk krisis kemanusiaan yang mengerikan.

Baca juga : Netanyahu Tidak Terusik dengan Kematian Ribuan Warga Sipil Gaza

Israel berjanji untuk memusnahkan kelompok militan Hamas yang menguasai Jalur Gaza setelah serangan 7 Oktober ke Israel di mana para pejuangnya menewaskan 1.200 orang dan menyeret 240 sandera ke daerah kantong tersebut.

Sejak saat itu, Israel telah mengebom sebagian besar Kota Gaza hingga menjadi puing-puing, memerintahkan pengusiran penduduk di seluruh bagian utara daerah kantong tersebut, dan menyebabkan sekitar dua pertiga dari 2,3 juta warga Palestina kehilangan tempat tinggal. Banyak dari mereka yang telah mengungsi khawatir pengungsian mereka akan menjadi permanen.

Baca juga : RS Al Ahli Baptist Jadi Rumah Sakit Terakhir di Gaza

Otoritas kesehatan Gaza menaikkan angka kematian pada hari Jumat menjadi lebih dari 12.000 orang, 5.000 di antaranya adalah anak-anak. PBB menganggap angka-angka tersebut kredibel, meskipun angka-angka tersebut jarang diperbarui karena sulitnya mengumpulkan informasi.

Israel semalam, menyebar selebaran di wilayah timur Khan Younis yang meminta warga untuk mengungsi ke tempat-tempat penampungan, yang mengisyaratkan bahwa operasi militer di sana sudah dekat.

Regev mengatakan bahwa Pasukan Pertahanan Israel harus bergerak maju ke dalam kota untuk mengejar para pejuang Hamas dari terowongan-terowongan bawah tanah dan bunker-bunker, namun tidak ada infrastruktur besar seperti itu di wilayah-wilayah yang tidak terlalu padat penduduknya di sebelah barat.

"Saya cukup yakin bahwa mereka tidak perlu bergerak lagi, jika mereka bergerak ke barat, kami meminta mereka untuk pindah ke daerah di mana mudah-mudahan akan ada tenda dan rumah sakit lapangan,” ujarnya.

Karena wilayah barat lebih dekat dengan perbatasan Rafah dengan Mesir, bantuan kemanusiaan dapat dibawa masuk secepat mungkin.

Dengan perang yang memasuki minggu ketujuh, tidak ada tanda-tanda akan ada gencatan senjata meskipun ada seruan internasional untuk gencatan senjata atau setidaknya jeda kemanusiaan.

"Kami telah mempersiapkan diri untuk pertahanan yang panjang dan berkelanjutan dari segala arah. Semakin lama pasukan penjajah berada di Gaza, semakin berat kerugian yang akan mereka derita," ujar Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, dalam sebuah pernyataan video.

Di tengah peringatan bahwa pengepungannya akan menyebabkan kelaparan dan penyakit, Israel pada Jumat (17/11) tampaknya tunduk pada tekanan internasional, setuju untuk mengizinkan truk bahan bakar masuk ke Gaza dan menjanjikan tidak ada batasan pada bantuan yang diminta oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Israel mengatakan akan mengizinkan dua truk bahan bakar per hari atas permintaan Washington untuk membantu PBB memenuhi kebutuhan dasar, dan berbicara tentang rencana untuk meningkatkan bantuan secara lebih luas.

"Kami akan meningkatkan kapasitas konvoi kemanusiaan dan truk selama ada kebutuhan," kata Kolonel Elad Goren, dari COGAT, badan kementerian pertahanan yang mengkoordinasikan masalah administratif dengan Palestina, dalam sebuah konferensi pers. (AFP/Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya