Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
AMERIKA Serikat (AS) telah menyerang dua fasilitas di Suriah yang digunakan oleh Korps Garda Revolusi Islam Iran dan kelompok-kelompok yang didukung Iran. Pernyataan itu disampaikan menyusul serangkaian serangan terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah.
Aksi saling serang tersebut terjadi setelah pemerintahan Presiden Joe Biden berjanji untuk menanggapi serangan-serangan terhadap personil AS yang dilakukan kelompok-kelompok bersenjata Iran.
"Amerika Serikat tidak mencari konflik dan tidak memiliki niat atau keinginan untuk terlibat dalam permusuhan lebih lanjut, tetapi serangan yang didukung Iran terhadap pasukan AS ini tidak dapat diterima dan harus dihentikan," kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam sebuah pernyataan Kamis (26/10).
Baca juga : Kampus Militer Suriah Diserang Drone, 100 Orang Tewas
"Iran ingin menyembunyikan tangannya dan menyangkal perannya dalam serangan-serangan terhadap pasukan kami. Kami tidak akan membiarkan mereka. Jika serangan oleh proksi Iran terhadap pasukan AS terus berlanjut, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lebih lanjut yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami,” sebutnya.
Austin berdalih bahwa serangan yang dirancang secara singkat itu adalah upaya membela diri dan tidak terkait dengan perang Israel-Hamas.
Baca juga : Israel Gempur Gaza, Militan Libanon dan Suriah Kirim Roket
"Serangan-serangan itu terpisah dan berbeda dari konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, dan bukan merupakan pergeseran dalam pendekatan kami terhadap konflik Israel-Hamas," katanya.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih sebelumnya telah memperingatkan bahwa Washington akan menanggapi serangan tersebut pada waktu yang dipilih dan cara yang telah pilih pula.
Komentar Kirby muncul ketika Departemen Pertahanan AS mengatakan bahwa pasukan AS dan sekutu di Irak dan Suriah telah diserang setidaknya 16 kali, dalam bulan ini oleh kelompok-kelompok milisi yang didukung Iran.
Baca juga : Israel Terus Dibela AS, Iran Merapat ke Rusia
Serangan-serangan yang dilaporkan terhadap pasukan AS di wilayah tersebut telah meningkat sejak pecahnya perang Israel-Hamas, dimulai pada awal bulan ini ketika kelompok Palestina tersebut melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke Israel dan menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Otoritas Palestina mengatakan lebih dari 7.000 orang telah terbunuh dalam serangan udara Israel di Gaza yang dilakukan sebagai tanggapan atas serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober.
Joe Biden mengatakan bahwa ia telah secara langsung memperingatkan Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei agar tidak menargetkan pasukan AS di Timur Tengah.
"Peringatan saya kepada Ayatollah adalah bahwa jika mereka terus bergerak melawan pasukan tersebut, kami akan merespons, dan dia harus bersiap-siap," kata Biden kepada para wartawan.
“Ini tidak ada hubungannya dengan Israel,” tambahnya.
Washington dan Teheran tidak memiliki hubungan diplomatik formal, dan Biden tidak mengatakan bagaimana pesan itu disampaikan.
Sementara Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian mengatakan di Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa AS tidak akan terhindar dari api ini jika pemboman Israel terhadap Gaza tidak berakhir.
"Saya katakan terus terang kepada para negarawan Amerika, yang kini menangani genosida di Palestina, bahwa kami tidak menyambut baik perluasan perang di wilayah ini," kata Amir-Abdollahian.
"Namun jika genosida di Gaza terus berlanjut, mereka tidak akan terhindar dari api ini,” pungkasnya. (Aljazeera/Z-4)
negara tertua di dunia yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu, bahkan 6000 sebelum masehi dan hingga kini masih bertahan
Ulama Iran beralasan hal itu untuk melindungi para perempuan dari atmosfer maskulin dan agar mereka tidak melihat pria setengah telanjang.
Setiap kali timnas Iran mencetak gol, para pendukung perempuan itu berteriak semakin kencang.
Di kualifikasi Zona Asia untuk Piala Dunia 2022,Timnas Australia memetik kemenangan 3-0 atas Nepal, Jumat, (11/6) waktu setempat.
Terakhir kali perempuan diizinkan menonton laga sepak bola di Stadion Azadi adalah pada Oktober 2019 kala Iran melumat Kamboja 14-0.
Politisi ultrakonservatif Iran mengecam Mahdavikia karena mengenakan jersey yang menampilkan semua bendera negara anggota FIFA, termasuk Israel di sebuah laga persahabatan.
Menurut Otoritas Barang Antik Israel (IAA), temuan itu diidentifikasi sebagai konstruksi kerajaan periode Kuil Pertama (abad 10-6 SM) serta yang paling indah dan mengesankan hingga saat ini.
Orang Yahudi pada periode Romawi itu dianggap tidak tinggal di pertanian di luar desa atau kota.
Pemain Israel-Arab itu didatangkan Al-Nasr dari klub Tiongkok Guangzhou R & F seharga 2,5 juta euro.
Kerja sama tersebut menjadi kesepakatan pertama yang dilakukan antara negara Arab dan negara Yahudi.
Bagi Skotlandia, dua kekalahan beruntun membuat mereka tersingkir dari puncak klasemen Grup B2 disalip Rep Ceko yang menang 2-0 atas Slovakia.
Seorang anggota keluarga kerajaan Abu Dhabi, Sheikh Hamad bin Khalifa Al-Nahyan, menandatangani perjanjian kemitraan senilai US$92 juta pada Senin dengan pemilik klub, Moshe Hogeg.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved