Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Armenia Kecam Azerbaijan di PBB

Cahya Mulyana
22/9/2023 09:45
Armenia Kecam Azerbaijan di PBB
Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan(AFP/Bryan R. Smith)

ARMENIA mengecam serangan militer di Nagorno-Karabakh oleh Azerbaijan saat kedua belah pihak berada di PBB. Negara-negara Barat yang dipimpin Prancis menyerukan pemberian jaminan keamanan di wilayah yang didominasi etnik Armenia dan telah dikuasai kelompok separatis sejak 1990-an itu.

Berbicara pada pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan meminta dunia untuk tidak lagi berbicara dalam istilah dua pihak. 

“Tidak ada lagi pihak yang berkonflik, yang ada hanyalah pelaku dan korban. Tidak ada lagi konflik yang ada, yang ada adalah bahaya kekejaman yang nyata,” ujarnya.

Baca juga: Azerbaijan dan Separatis Karabakh Tuntaskan Perundingan Pertama

Menurut dia, secara harfiah seluruh wilayah Nagorno-Karabakh diserang secara intens dan tanpa pandang bulu dengan penggunaan rudal, artileri berat, termasuk munisi tandan yang dilarang. 

Intensitas dan kekejaman serangan tersebut memperjelas tujuan Azerbaijan adalah untuk menyelesaikan pembersihan etnik penduduk Armenia.

Kelompok separatis etnik Armenia mengatakan serangan 24 jam itu menewaskan sedikitnya 200 orang dan melukai 400 lainnya. 

Baca juga: Rakyat Armenia Tuntut Pashinyan Lepas Jabatan PM

Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov, yang telah mengadakan pembicaraan damai dengan perwakilan separatis, menuduh Armenia melakukan disinformasi.

“Upaya Armenia untuk mengeksploitasi Dewan Keamanan PBB dalam kampanyenya untuk menyesatkan masyarakat internasional sangat disayangkan,” katanya.

Dia juga menuduh Dewan Keamanan PBN bias. Ia mengatakan Armenia telah lama memicu separatisme di Nagorno-Karabakh, termasuk melalui dukungan militer kepada para pemberontak.

Negara-negara Barat mendesak Azerbaijan untuk melindungi penduduknya. 

"Jika Azerbaijan benar-benar ingin mencapai solusi perundingan damai, Azerbaijan harus segera memberikan jaminan nyata,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Colonna.

Dia meminta Baku untuk terlibat dengan itikad baik dalam diskusi mengenai perlindungan penduduk dan menghindari penggunaan kekerasan. 

Dia juga menyerukan pembukaan penuh satu-satunya koridor jalan dari Armenia ke Nagorno-Karabakh.

Bantuan hanya diperbolehkan pada malam sebelum operasi militer setelah gangguan selama berbulan-bulan. 

“Mereka pada akhirnya harus menerima kehadiran kemanusiaan internasional. Hal ini sangat diperlukan saat musim dingin tiba. Tanpa jaminan ini, tidak mungkin ada solusi,” katanya.

Prancis yang memiliki diaspora Armenia yang besar dan Amerika Serikat  (AS) yang menjadi ujung tombak diplomasi antara kedua pihak mengutuk operasi militer Azerbaijan.

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock juga mengkritik Azerbaijan, mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa Baku memutuskan untuk menciptakan fakta di lapangan dengan kekuatan militer. (AFP/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya