Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Rusia Meluncurkan Misi Bulan Pertama dalam Hampir 50 Tahun

Thalatie K Yani
11/8/2023 07:35
Rusia Meluncurkan Misi Bulan Pertama dalam Hampir 50 Tahun
Luna-25 diluncurkan, Jumat (11/8) pagi waktu Moskow, dan menjadi misi bulan pertama bagi Rusia dalam hampir 50 tahun.(AFP)

RUSIA meluncurkan probe pertamanya menuju Bulan dalam hampir 50 tahun, Jumat (11/8). Sebuah misi yang dirancang untuk memberikan dorongan baru bagi sektor luar angkasa negara tersebut, yang telah berjuang selama bertahun-tahun dan terisolasi akibat konflik di Ukraina.

Peluncuran probe Luna-25 ini merupakan misi bulan pertama Moskow sejak 1976, ketika Uni Soviet menjadi pionir dalam penaklukan luar angkasa. Roket dengan probe Luna-25 lepas landas pada pukul 02:10 pagi waktu Moskow (2310 GMT Kamis) dari Cosmodrome Vostochny, menurut gambar langsung yang disiarkan oleh badan luar angkasa Rusia, Roscosmos.

Pesawat ruang angkasa ini diharapkan mencapai orbit bulan dalam lima hari. Kemudian, pesawat akan menghabiskan antara tiga hingga tujuh hari memilih tempat yang tepat sebelum mendarat di area kutub selatan bulan.

Baca juga: Setelah Setengah Abad, Rusia Kembali ke Bulan

"Pertama kalinya dalam sejarah, pendaratan bulan akan terjadi di kutub selatan bulan. Sampai saat ini, semua orang telah mendarat di zona khatulistiwa," kata pejabat senior Roscosmos, Alexander Blokhin.

Roscosmos mengharapkan probe ini mendarat di Bulan sekitar 21 Agustus, kata sumber di badan tersebut kepada AFP.

Baca juga: 

Pesawat ruang angkasa ini, yang akan tinggal di Bulan selama setahun. "Luna-25 akan diberi tugas untuk mengambil (sampel) dan menganalisis tanah, serta melakukan penelitian ilmiah jangka panjang", kata badan luar angkasa Rusia tersebut.

Peluncuran ini adalah misi pertama dalam program bulan baru Rusia, yang dimulai pada saat Roscosmos kehilangan kemitraan dengan Barat akibat konflik dengan Ukraina.

Menurut pakar luar angkasa Rusia, Vitali Iegorov, misi ini adalah kali pertama Rusia pasca-Soviet mencoba menempatkan perangkat di benda langit. "Pertanyaan terbesar akan menjadi: apakah ia dapat mendarat?" katanya kepada AFP, menekankan bahwa misi ini "sangat penting" bagi Rusia.

Presiden Vladimir Putin telah berjanji untuk melanjutkan program luar angkasa Rusia meskipun ada sanksi, mengacu pada Uni Soviet yang mengirimkan manusia pertama ke luar angkasa pada tahun 1961, pada saat ketegangan Timur-Barat meningkat.

"Kami dipandu oleh ambisi leluhur kita untuk maju, meskipun kesulitan dan upaya luar untuk mencegah kita melakukannya," kata Putin di Cosmodrome Vostochny tahun lalu.

Misi ini penting bagi sektor luar angkasa Rusia, yang menderita masalah pendanaan, skandal korupsi, dan persaingan yang semakin meningkat dari Amerika Serikat dan Tiongkok, serta dari inisiatif swasta seperti SpaceX milik miliarder Elon Musk. (AFP/Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya