Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
INDONESIA perlu memperhatikan secara seksama kemungkinan normalisasi hubungan Arab Saudi-Israel yang memengaruhi dukungan terhadap Palestina. Hal itu menjadi salah satu rekomendasi kajian bertajuk 'Prospek Normalisasi Hubungan Diplomatik Arab Saudi-Israel' yang dipublikasikan lembaga Laboratorium Indonesia 2045 (Lab45), Rabu (21/6).
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Andi Widjajanto dalam sambutan kegiatan mengatakan bahwa jajarannya rutin melakukan kajian geopolitik dan disampaikan kepada Presiden setiap akhir bulan. Salah satu variabel yang dibahas adalah dinamika hubungan Timur Tengah.
"Harapan saya, kajian Lab45 ini akan mampu memperkaya pemahaman kita semua agar dapat memperkuat kewaspadaan serta mengantisipasi dinamika Timur Tengah yang baru-baru ini terjadi dan dampaknya bagi Indonesia," ucapnya.
Tim penulis monograf 'Prospek Normalisasi Hubungan Diplomatik Arab Saudi-Israel' Broto Wardoyo menjelaskan bahwa normalisasi Saudi-Israel akan memberikan beberapa dampak yang patut diperhatikan oleh Indonesia. Pasalnya, kata dia, normalisasi hubungan akan membawa kemudahan posisi Indonesia dalam masalah Palestina. Konsistensi Indonesia dalam memberikan dukungan terhadap kemerdekaan Palestina akan membuat kampanye mengenai hal tersebut lebih mudah dilakukan dengan membandingkannya dengan keputusan negara-negara Arab.
"Dalam kondisi menjelang pemilihan umum, penggunaan isu Palestina akan menjadi semakin besar kemungkinannya. Untuk itu, pemerintah Indonesia perlu mendorong pengamatan yang lebih serius dalam masalah Palestina dan Israel dengan menugaskan individu atau tim khusus, terutama memberikan justifikasi ke publik bahwa pemerintah Indonesia memberikan dukungan pada Palestina," ujarnya.
Broto juga menambahkan analisis lainnya terkait implikasi global dari adanya normalisasi hubungan diplomatik Saudi dan Israel tidak terlalu besar. Penolakan dari negara-negara besar tidak akan dominan, termasuk dari Tiongkok, meski hal tersebut menunjukkan kembalinya peran Amerika Serikat di Timur Tengah.
Baca juga: Rencana Pertemuan Modi dan Biden Dibayangi Isu Pelanggaran HAM
Hal itu mengingat pendekatan Tiongkok terhadap Timur Tengah lebih didorong oleh kepentingan ekonomi dan energi sehingga tidak ada pertarungan yang antagonistik antara negara-negara besar, Amerika Serikat dan Tiongkok, dalam langkah normalisasi hubungan diplomatik Saudi dan Israel. Kondisi itu membuat stabilitas dapat lebih terjaga dan Indonesia dapat lebih tenang dalam menentukan prioritas-prioritas globalnya.
"Normalisasi akan memengaruhi posisi politik Iran dan mitra-mitra aliansinya. Langkah tersebut tetap berpotensi mengubah arah kebijakan Iran dan meniadakan kembali jaminan keamanan Arab Saudi dari serangan Iran maupun sekutu-sekutunya. Hal ini akan menciptakan gangguan-gangguan dalam stabilitas di kawasan meski tidak memunculkan gejolak yang besar," jelasnya.
Muhammad Luthfi Zuhdi, Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia selaku penaggap, mengamini bahwa ada beberapa faktor internal di Arab Saudi yang mendorong negara itu untuk mencoba membangun relasi dengan negara yang dulu dianggap sebagai musuh, salah satunya adalah Israel.
"Faktor internal itu adalah Visi 2030 Arab Saudi yang 80% berdasarkan pertimbangan ekonomi yakni ingin mencari devisa selain dari sektor minyak dan gas," ujarnya.
Dia juga melihat bahwa normalisasi hubungan itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat karena ada beberapa faktor yang menghambat yakni dari Pemerintah Israel yang terus bertindak keras terhadap Palestina. Padahal, Saudi menjadi salah satu penyokong, termasuk dalam hal pendanaan bagi Palestina.
Penaggap lainnya, Sudarnoto Abdul Hakim, Ketua Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia, mengatakan, kajian Lab45 ini sangat komprehensif dan diarahkan untuk pengambilan kebijakan oleh berbagai pihak seperti Pemerintah.
Dia juga melihat bahwa normalisasi ini masih tersandung pada tindakan kelompok sayap kanan Israel yang tidak berubah sehingga jika terus dipetahakan maka prospek perdamaian dan stabilitas politik di Palestina dan kawasan tidak akan bergerak maju. (RO/I-2)
Pelajari esensi ilmu pengetahuan! Kajian teori mendalam, kupas konsep penting, dan bangun fondasi pemahaman yang kokoh.
Guru Besar Kebijakan Publik UGM Agus Pramusinto menekankan bahwa usulan penambahan kementerian yang dikemukakan presiden terpilih Prabowo memerlukan kajian ilmiah.
Para anggota SAB akan berupaya meningkatkan upaya riset dan pengembangan Mowilex dan memperkuat komitmen perusahaan untuk menjadi yang terbaik.
Kajian foreign policy ini bukan hanya harus diketahui pemegang kekuasaan, tetapi juga penting untuk masyarakat secara umum, terutama generasi muda.
Kewajiban human rights due diligence (uji tuntas HAM) bagi BUMN dan perusahaan swasta di Indonesia masih berada di level basic (dasar).
MPR telah membuat kajian evaluasi atau survei nasional untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan keterlibatan masyarakat dalam pengenalan Empat Pilar.
Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengingatkan pemerintah Indonesia untuk terburu-buru memutuskan untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
KETUA PP Muhammadiyah Anwar Abbas menyebut Indonesia tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel karena Israel adalah negara penjajah.
TB Hasanuddin menyatakan dukungannya terhadap langkah Presiden Prabowo membuka diplomatik dengan Israel, dengan syarat Israel terlebih dahulu mengakui Palestina sebagai negara merdeka
PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron membeberkan strategi Indo-Pasifik negaranya dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (28/5).
PELUNCURAN buku Mengarungi Jejak Merajut Asa, 75 Tahun Indonesia Tiongkok yang diterbitkan IRCiSoD digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Kamis, (22/5).
Prabowo menerangkan hubungan persahabatan dengan Thailand telah terjalin lama dan mendalam. Bahkan, Indonesia dan Thailand sudah berhubungan diplomatik selama 75 tahun.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved