Headline

Tidak ada solusi militer yang bisa atasi konflik Israel-Iran.

Fokus

Para pelaku usaha logistik baik domestik maupun internasional khawatir peningkatan konflik Timur Tengah.

Inggris Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi sejak 2008

Ferdian Ananda Majni
11/5/2023 20:33
Inggris Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi sejak 2008
Bank of England di Kota London(Daniel LEAL / AFP)

BANK of England telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak akhir 2008, pasalnya mereka terus memerangi inflasi yang sangat tinggi di Inggris.

Keputusan pada hari Kamis dilakukan oleh sembilan anggota Komite Kebijakan Moneter Bank untuk menaikkan suku bunga utama sebesar seperempat poin persentase menjadi 4,5% telah diantisipasi secara luas di pasar keuangan.

Kenaikan ini merupakan kenaikan yang ke-12 kalinya secara berturut-turut. Hanya dua anggota dari sembilan anggota panel bank yang memilih untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.

Baca juga: Inflasi AS Turun Secara Tahunan Tapi Bulanan Naik, Investor Khawatir

Gubernur Bank of England Andrew Bailey mengatakan kepada wartawan di London setelah suku bunga berubah.

"Kenaikan suku bunga bank sejak Desember 2021 akan lebih membebani perekonomian di kuartal-kuartal mendatang dan (Komite Kebijakan Moneter)memperhitungkan hal ini dalam keputusan kebijakannya,” sebutnya.

Baca juga: OJK Berharap Kenaikan Fed Rate tidak Mengganggu Target Kredit Pertumbuhan Perbankan Indonesia

Seperti bank sentral lainnya di seluruh dunia, Bank of England telah berusaha untuk menekan inflasi, yang selama setahun terakhir didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina.

Hal ini membuat harga energi melonjak, sebuah perkembangan yang kemudian menyebabkan kenaikan harga di berbagai macam barang dan jasa.

Bank of England mulai menaikkan suku bunga pada akhir 2021 dari level terendah 0,1 persen untuk menahan kenaikan harga yang sebagian besar dipicu oleh kemacetan akibat pencabutan pembatasan karantina wilayah akibat virus corona dan kemudian oleh perang di Ukraina.

Ditugaskan untuk menjaga inflasi sekitar 2 persen, bank mengatakan inflasi kemungkinan akan turun menjadi sekitar 5 persen pada akhir tahun ini.

Namun, bank memperingatkan bahwa ada ketidakpastian yang cukup besar mengenai kapan inflasi akan kembali ke targetnya, dengan mengutip risiko-risiko kenaikan yang signifikan.

"Jika ada bukti-bukti tekanan yang lebih persisten, maka pengetatan lebih lanjut dalam kebijakan moneter akan diperlukan," kata bank tersebut.

Inflasi saat ini berada di lebih dari 10%. Dalam dokumen-dokumen yang menyertai keputusannya, bank mengatakan bahwa harga-harga makanan telah bertahan lebih tinggi lebih lama dari yang diperkirakan. Akibatnya, dikatakan bahwa inflasi harga konsumen diperkirakan akan menurun lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Kenaikan suku bunga akan menambah tekanan pada para peminjam, terutama mereka yang memiliki hipotek dan mengikuti suku bunga utama bank.

Banyak pemilik rumah akan terlindungi dari kenaikan baru-baru ini karena mereka menetapkan hipotek mereka ketika suku bunga sangat rendah selama pandemi virus korona.

Namun, mereka yang memiliki suku bunga tetap akan berakhir dalam beberapa bulan ke depan, dan akan menghadapi suku bunga pinjaman yang jauh lebih tinggi saat mereka ingin mendapatkan kesepakatan baru. (aljazeera/fer/Z-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya